| 02 |

4.4K 790 598
                                    

"Kepala ku penuh dengan ribuan kata-kata yang ingin ku ungkapkan kepadamu,dan ribuan alasan untuk tidak mengatakannya"

Arkan keluar Ruang BK, dan terlihatlah banyak orang yang sedari tadi mengintipnya di dalam sana. Arkan tersenyum sangat ramah hingga membuat sebagian kaum wanita lemas di buatnya.

Prok!

"Makasih, kerja yang bagus." Arkan mengambil permen gagang yang ada di kantung seorang cowok di depannya.

"Jadi urusan kita udah kelar?" tanya orang tersebut kaku.

"Udah, lain kali kalo ada yang nyari aktor. Lo boleh hubungin gue," lontar Arkan mengemut permen gagangnya.

Orang yang kini sedang berbincang dengan Arkan adalah Riyo, anak yang membantunya merekam kejadian yang sebenarnya, hingga membuat Arkan di beri kepercayaan oleh para Guru. Sejujurnya, Arkan lah yang memulai perkelahian, namun Arkan bukan cowok yang berkelahi tanpa tujuan, ia menghajar Cowok satu sekolahnya karena anak itu telah melakukan kesalahan fatal, bukankah Arkan patut di berikkan sorakan kebanggaan? Bukan malah sebaliknya.

"Hah! Seharusnya gue beri banyak pelajaran, bukan begitu, Riyo? Hahaha!" cibir Arkan tertawa.

"Tap-tapi Arkan. Sebenarnya saat lo berkelahi itu, ada satu saksi mata yang melihatnya," ungkap Riyo.

Arkan mengernyitkan dahinya heran, dia memainkan kepalanya berpikir. Arkan bukan otak udang, walaupun sering membuat onar, bukan berarti dirinya tidak memiliki akal. 

Arkan tersenyum miring. "Riyo, gue ada urusan. Jangan ngerokok oke? Bawain gue lebih banyak permen, hah! Milkita, gue lebih suka dari pada permen kaki. Gue duluan!"

Kali ini apa Arkan akan menggelar pertunjukan gratis?

Pok!

Berhasil Arkan membuat Pria yang dia gepuk terkejut.

"Ardian! Apa kabar? Sehat? Boleh bicara sebentar?" tanya Arkan dengan menggodanya.

Ardian menoleh dan mendapati Arkan telah berada di sampingnya.

Banyak orang yang tau bahwa Ardian dan Arkan tidak begitu akur, di mana antara ketua OSIS yang begitu patuh dan Arkan sang pembuat onar yang sering sekali melanggar aturan sekolah, bahkan namanya sudah tercantum di mading sebagai anak yang paling di awasi.

Sebelum dirinya berhadapan dengan Arkan, Ardian sedang sibuk mengurus urusannya dengan anggota OSIS yang lain, bahkan mereka sedang berbincang serius, namun semua itu selesai setelah Arkan menghampiri mereka.

Maka dari itu semua orang tertarik melihat apa yang akan Arkan lakukan kali ini setelah tak lama keluar Ruang BK. Semua mata tersorot kepada dua orang lelaki yang terkenal atau yang sering di sebut most wanted itu. Ya! Dia Ardian Adlino Gavin.

"Din, kita lanjut nanti diskusi rapatnya," pinta Ardian menutup buku nya.

Arkan langsung menyela obrolan Ardian pada Dinda selaku Anggota OSIS lain. "Diskusi kok di lorong sekolah, nggak punya ruangan khusus? Iya sih, sekolahan kita nggak terlalu berdiri bagus, oh! Apa mungkin karena pemilihan ketua OSIS yang salah? Makanya sekolah nggak maju? Ehm?"

ARKAN [ SUDAH TERBIT ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang