| 06|

2.1K 481 248
                                    

"Pertemuan sementara yang mengubah segala hal dalam hidupmu.... Apa kau percaya dengan takdir?"

Malam ini Abila sibuk merogoh lemari pakaian miliknya, jangan lupakan hari ini dia ingin makan malam bersama Ardian. Sebelum nya Abila dan Ardian telah mampir kerumah, jadi jangan takut nanti Ardian kesasar menjemput Abila di rumah nya. 

Ia sebenarnya masih bingung, hubungan antara keduanya sudah benar-benar berpacaran atau belum, karena sebelumnya mereka berdua masih bersikap layaknya teman, dan dengan cara bicaranya saja masih dengan kata 'Lo gue.' Apa masih bisa di katakan mereka itu sepasang kekasih?

"Pake baju apa ya?" ujarnya terus melempar pakaian yang tidak cocok baginya.

•••

Tak di duga, Bimas yang sedang Salsa pikirkan saat ini tiba-tiba saja menelpon nya. Tau nomor nya dari mana? Perasaan sebelumnya Salsa belum pernah mengasih nomor kepada Bimas, dia tidak peduli akan hal itu, yang kini ia ributkan adalah, ingin bicara apa cowok itu kepadanya sampai-sampai menelpon seperti ini.

"Hallo?"

"Sal, besok ada acara?"

"Nggak tuh, kenapa?"

"Bisa gantiin Nala nggak jadi pengurus piket besok?"

Ternyata membahas tentang perpiketan, kini dirinya merasa malu karena telah berpikir yang nggak-nggak. Nala itu pacar nya Bimas yang sekarang, yang dulu sempat Salsa anggap perusak hubungan orang, karenanya hubungan Salsa dan Bimas kandas begitu saja.

Tapi kini ia paham, bahwa memang bukan salah Nala, tetapi mungkin dirinya yang tidak pantas jika harus bersanding dengan Bimas. Toh, sekarang juga sudah jelas bahwa Bimas tidak mencintainya dari dulu jauh sebelum mereka seperti sekarang.

"Nggak!"

Setelah ia menolak, Salsa langsung mematikan sambungan telepon nya. Dirinya hanya di butuhkan saat susah seperti ini. Bagaikan sampah!

•••

Suara telakson mobil terdengar dari kamar Abila, saat ia melihat ternyata Ardian sudah menjemput nya, dirinya juga sudah rapih jadi gadis ini langsung menghampiri Ardian yang menunggunya.

"Ardian?"

Dengan gaun merahnya itu mampu membuat Ardian terdiam sesaat, entah mengapa dia tidak pernah sadar bahwa ada wanita secantik ini di sekolahnya, dan yang lebih parahnya wanita ini adalah kekasihnya.

Seperti mimpi jika harus berpacaran dengan Abila, seorang wanita yang terkenal akan kedinginan nya terhadap sekitarnya. Toh, dia seperti itu ke orang lain bukan ke dirinya.

"Cantik~," ujar Ardian pelan tetapi masih dapat terdengar oleh Abila.

"Apa?"

Ardian tersadar apa yang dia katakan tadi, tapi memang cantik kok, cuma Ardian malu saja mengungkapkan nya. Sedangkan dirinya tidak dapat pujian sedikitpun dari Abila, padahal cowok ini sudah berpakaian serapih mungkin hanya untuk mendapat pujian manis dari kekasihnya.

"Ganteng banget ya Tuhan!" ucap benak hati Abila tergila-gila.

Setelah nya mereka menuju tempat makan yang sebelumnya sudah di tentukan. Keduanya mengambil alih pandang orang-orang yang berada di sana, bagaimana seorang tidak terpesona dengan kecantikan dan ketampanan keduanya? Saat turun dari mobil pun sudah seperti layaknya tuan dan putri.

ARKAN [ SUDAH TERBIT ] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang