"Kau dan aku jiwa kita bertemu jauh sebelum mata kita memandang."
"Itu Arkan, bukan? Anak biang onar di sekolah ini."
"Buset! Makin suka aja gue gayanya yang begitu."
"Gapapa biang onar yang penting muka nggak pas-pasan."
Dan seperti itulah reaksi semua cewe yang melihatnya heboh, lebay, histeris dan sebagainya, tidak ada kata bosan bagi mereka membicarakan Pria tersebut, Arkan Alganiro.
Cowok itu berjalan santai, dengan menyumpal kuping kanannya menggunakan earphones berwarna putih melewati koridor sekolah. Pandanganya lurus ke sebuah pintu yang ada di ujung koridor, dia sama sekali tidak memperdulikan wanita-wanita yang kini terkekeh-kekeh menatapnya sambil membicarakannya. Seperti biasa baginya tiada yang lebih penting selain mendengarkan lirik lagu kesukaannya, ed shereen perfect
Sampailah cowok itu di depan pintu yang bertuliskan 'Ruang BK' lalu Arkan membuka pintu dan melihat sudah ada lima guru yang menunggunya."Duduk! Sama lepas headset mu!" pekik wali kelas Arkan yang duduk di sampingnya.
"Arkan! Kamu bisa nggak sebulan aja nggak bikin masalah, kamu bikin nama sekolah kita jelek! Oh iya kata seorang siswa kamu berkelahi di luar sekolah, ya?!" tanya nya.
"Saya cuma kasih dia pelajaran aja, Bu," ungkap Arkan santai.
"Begini, kamu tau sekolah kita punya banyak kamera pengawas? Walaupun kamu di luar jangkauan sekolah, kami menemukan vidio bukti bahwa kamu yang memulainya," tangkas Bu Asri padanya.
"Oke, saya akui saya yang memulai. Saya rasa Ibu belum melihat awal vidio itu terjadi. Mau saya tunjukkan?" tanya Arkan menyeringai.
Semua Guru yang berada di sana terdiam kaku, baru kali ini mereka berhadapan dengan anak murid yang tidak memiliki sopan santun seperti Arkan.
Arkan memberikan ponselnya yang menampilkan vidio awal mula terjadi nya perkelahian antara Arkan dan satu orang siswa sekolah ini.
"Ibu tidak dapat mempercayai kamu begitu saja, ingat, kami semua mengawasimu, Arkan."
Setelah itu Arkan bangun dari bangkunya, "udah kelar? Saya permisi, Bapak-ibu."
Arkan bangun dari duduknya sambil tersenyum sinis, tidak ada Guru yang memihaknya, ia tau dirinya sering kali membuat kekacauan, namun. Apakah orang sepertinya tidak boleh mendapatkan kepercayaan dari orang lain? Cih! Arkan makin muak dengan semua orang yang berada di Sekolah ini.
NEXT
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKAN [ SUDAH TERBIT ] ✔️
Fiksi Remaja[ SUDAH TERBIT. TIDAK TERSEDIA DI GRAMEDIA ] Kata berjuang tak lagi cocok untuknya. Melupakan itu lebih pantas di utarakan.