🌻🌻🌻Mengenakan hijab yang di beri oleh sepasang suami istri untuknya, tersenyum manis saat melihat bayangannya di cermin, memiringkan kepalanya ke kana, ke kiri lalu tersenyum lagi.
Gadis itu tampak cantik dengan hijab biru yang baru saja dia kenakan, wajah bulatnya begitu pas dengan hijab sederhana dan simple, namun menunjukkan kecantikan luar dalam gadis mungil itu.
Mengambil Al-qur'an yang terletak di atas meja rias sederhananya, dan menatap sebuah fram dimana ada foto dirinya dan sang ibu yang saling berpelukan.
"Bunda Hajar akan menjadi hafiz biar kelak Hajar bisa memberikan jubah kemuliaan untuk bunda," ucap gadis berusia lima belas tahun itu dengan penuh semangat.
"Seperti paman yang kemarin Hajar temui di taman, dia bilang kalau Hajar bisa menghafal Al-qur'an maka bunda akan bahagia dan mendapat jubah yang indah kelak di syurga." Ucapnya pada foto yang memperlihatkan bundanya, melangkah pergi dengan memeluk Al-qur'an di dadanya.
Saat melewati salah satu rumah dengan kursi santai di depannya gadis mungil itu di panggil dua orang wanita yang tak lain adalah wanita penghibur teman kerja ibunya.
"Hey Hajar apa di kepalamu itu?" Tanya seorang wanita dengan pakaian yang mencolok dan ketat dengan wajah mengejek.
"Ini hijab mi," jawabnya polos.
"Ahahahahaha anak pelacur kok berlagak kayak ustazah, lebih baik copot kain di kepalamu itu," ejeknya lagi, sementara wanita yang tampak lebih tua hanya diam dengan tetap menatap gadis mungil di hadapannya yang begitu polos.
"Hajar jangan melawak di depan kami deh," sambungnya sambil menghisap rokok yang tersemat di jari-jari lentiknya, sementara gadis mungil itu terdiam dengan menatap kedua orang yang begitu di kenalnya itu dengan tatapan bertanya.
"Tapi mi Hajar mau jadi hafiz, biar bunda bahagia dunia akhirat," ujarnya polos dengan senyum yang menawan dan meneduhkan.
"Hajar kau taukan lingkunganmu ini tidak akan suka dengan apa yang kamu kenakan, dan benda apa yang kamu bawa itu?" Salah satu wanita menasehati dengan lembut, berbeda dengan wanita yang satunya yang dengan jelas dia menunjukkan wajah tidak sukanya.
"Ini Al-qur'an, Hajar ingin menjadi hafiz karna Hajar ingin membahagiakan bunda ma," ulangnya dengan mata berbinar dan penuh semangat.
"Hajar kamu hanya anak seorang pelacur, bertingkahlah selayaknya, apa kamu tidak takut dengan orang-orang di sini yang akan mempersulitmu nanti," berusaha menjelaskan kondisi yang sangat tidak mungkin dan resiko yang akan di peroleh gadis mungil itu kelak.
Namun gadis mungil dengan hijab biru itu tersenyum sambil mengedipkan matanya lucu, kemudian bibir mungilnya mulai melantunkan sebuah ayat lengkap dengan artinya.
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri, (Qs.Ar-Ra'd)" tersenyum lagi dan menatap kedua wanita di hadapannya dengan mata berbinar indah.
Dia membacakan potongan ayat itu dengan indah dan merdu hingga membuat kedua wanita di hadapnnya tercengan dan merasakan sesuatu di hati mereka yang bergejolak hebat.
Kembali tersenyum dan memeluk A-qur'an yang di pegangnya dengan hati-hati dan berlalu pergi meninggalkan kedua wanita itu dengan kondisi bengong.
Hajar pov on
kenapa semua membully cita-citaku, aku hanya ingin memberikan sebuah hadiah kepada bunda nanti di akhirat, memangnya kenapa meski bundaku seorang pelacur dia tidak pernah mendidikku untuk mengikuti jejaknya, apakah agama melarang anak seorang pelacur belajar dan menghafal kalamullah?
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Sang Hafiz
SpiritualApakah salah jika aku yang putri seorang pelacur ini memiliki cita-cita dan berkeinginan untuk menjadi hafizah? -Hajar Apakah salah jika aku yang seorang hafiz memilih menikahinya yang seorang anak pelacur? Di banding dengan dia yang seorang anak te...