Teman

22 3 2
                                    

Di setiap perjalanan hijrah seseorang pastilah Allah memberikan sedikit cobaan, agar Allah mengetahui mana hambanya yang bena-benar atau main-main.

Sebuah cemoohan, hinaan, dan fitnah akan di peroleh oleh seorang yang hijrah sebagai ujian baginya.

Jika mereka berhasil melewati ujian itu maka nanti akan melahirkan seorang dengan keiman yang kokoh dalam dirinya dan ia akan menjadi hamba yang di cintai oleh Allah.

🌸🌸🌸

"Desi!" Seru seseorang denga keras.

Membuat Desi gadis itu terkejut, dan memundurkan kakinya selangkah.

Menatap Hajar yang memunguti hijabnya yang telah menjadi dua bagian dan telah kotor karna telah di injak-injak di tanah.

Tatapannya luruh begitu iba pada Hajar yang kini memeluk hijabnya dengan lelehan air bening bercampur darah di pipinya.

Kemudian melangkakan kakinya dengan langkah lebar menghampiri Hajar.

Merangkul bahu Hajar yang gemetar, sungguh dia dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh Hajar.

"Desi apa yang kau lakukan ha?" Berangnya dengan tatapan marah pada gadis di jadapannya.

"A,,aku hanya memberinya pelajaran," jawabnya gugup.

"Pelajaran apa yang kau beri dengan melukai dan menganiayanya?" Pertanyaan beruntur terlontar dari bibir pichnya.

"Dia telah melewati batasnya," jawabnya ragu.

"Batasan yang mana?" Tanyanya lagi dengan memicingkan matanya menyelidiki, sungguh dia tidak suka melihat teman sekelasnya itu bertindak seperti itu.

"Coba kamu lihat, dia mengenakan hijab, itu sama saja menghina, karna dia anak seorang pelacur," keluhnya dengan menunjuk wajah Hajar tak suka.

Hajar yang di tuduh tidak senonoh oleh seniornya hanya menunduk dengan air mata mengalir lembut di kedua pipinya.

"Benar Shafa, dia juga mencoba menggoda kak Fredy," imbuh Vika dengan nada kebencian pada Hajar.

Menatap kembali Hajar yang ada di pelukannya, sungguh hatinya tidak tega kala melihat luka di wajah Hajar yang mesih mengeluarkan darah segar, darah itu mengalir deras akibat bercampur dengan air matanya.

"Aku bisa melaporkan kalian atas tuduhan penganiayaan, dan kalian taukan apa kosekuensinya, kalian akan di D.O dari sekolah ini, dan aku akan menjamin kalian tidak akan bisa melanjukan sekolah kalian dimanapun," ancam Shafa dengan sifat angkuhnya.

"Ja,,,jangan kak," cegah Hajar, sungguh dia tidak ingin merasa bersalah atas apapun yang bersangkutan dengan seniornya itu, dia tidak mau seniornya itu sampai di D.O karnanya biarbagaimanapun mereka tetap punya hak untuk tetap sekolah.

"Sok sekali kamu," bentak Desi tidak suka dengan ucapan Hajar.

Menatap Hajar penuh amarah kemudia pergi meninggalkan Hajar dan Shafa di belakang sekolah yang sepi itu.

🌸🌸🌸

Mengelap darah yang masih mengalir di pipi Hajar dengan sapu tangannya.

"Kita kerumah sakit ya, takutnya lukamu ini jadi infeksi," ajak Shafa dengan jari-jari lentiknya tetap mengelap darah di pipi kiri Hajar menggunakan sapu tangannya.

"Ti,,,tidak usah kak, i,,,ini hanya luka kecil ahh," jawabnya sambil meringis kesakitan saat Shafa sedikit menekan luka di pipi Hajar.

Menatap Hajar yang memperlihatkan wajah sedih dan kesakitannya dia memeluk erat hijabnya yang telah menjadi dua bagian.

Senja Sang HafizTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang