Prolog

32.6K 3.2K 653
                                    

Dalam sebuah ruangan indah, di mana lantai, dinding, dan langit-langit terbuat dari marmer terbaik, terlihat seorang wanita duduk di atas kursi berbentuk kerang raksasa yang berkilau dengan ekspresi gusar.

Menarik rambut panjang merah miliknya yang hingga semata kaki dan menggigit bibir, Aphrodite, Dewi Cinta, menggeram marah. Mata cokelat wanita itu menatap ke arah arakan awan yang terlihat jelas melalui jendela besar yang terbuka pada tiap dindingnya.

"Aphrodite, kau jauh lebih manis saat tersenyum," bujuk Ares, Dewa Perang berjalan mendekati kekasih gelapnya. Seharusnya saat ini, mereka sedang bercengkerama, menghabiskan waktu bersama ketika Hephaistos, suami dewi itu sedang sibuk menempa besi di suatu tempat.

"Ares! Jangan membuatku bertambah kesal!" bentak Dewi Kecantikan ke arah salah satu simpanan wanita itu.

Banyak dewa yang memuja kecantikannya. Tidak pernah merasa puas dengan seorang laki-laki, Aphrodite telah mencicipi hampir seluruh pria yang berada di sekitar wanita itu.

Hanya beberapa dewa yang tidak pernah berhasil tergoda oleh kecantikan Dewi Cinta. Salah satunya Hades, Raja Dunia Bawah yang lebih memilih menikmati jeritan para arwah manusia yang telah meninggal, dibandingkan jeritan dari Dewi Cinta saat mencapai kepuasan di atas ranjang.

Namun, saat ini, di Dunia Manusia, terdengar desas-desus bahwa ada seorang gadis manusia, putri bungsu sebuah kerajaan, yang memiliki kecantikan lebih dari dirinya. Lagu-lagu pujian dikumandangkan dan altar pemujaan Aphrodite ditelantarkan. Hanya demi seorang perempuan yang baru menginjak umur enam belas tahun.

Ares berdecak kecewa lalu, membetulkan helm yang selalu pria itu gunakan. Dia menyukai gairah yang terpancar pada tubuh Aphrodite, tetapi saat ini,  Dewi Cinta sama sekali tidak tertarik untuk bercumbu. Bahkan bujuk rayu yang dilontarkan oleh Dewa Perang, tidak dapat membuat wanita itu merasa bahagia.

Menatap ranjang besar yang berada di dekatnya dengan rasa sesal, Dewa Perang menghela napas. Masih ada hari lain di mana mereka bisa bergulat di atas peraduan milik Dewi Cinta.

"Kau dapat meminta putra kita, Eros, untuk menyelesaikan masalahmu," lanjut Ares, duduk di kursi yang berada di sebelah wanita itu.

Mendelik ke arah pria itu, Aphrodite berkata dengan ketus. "Sudah kukatakan berulang kali, Eros bukan putramu! Aku bahkan tidak tahu siapa ayahnya!"

Menarik napas cepat, pria itu mengabaikan kenyataan yang sesungguhnya. Aphrodite, cinta dalam hidupnya, telah berbagi ranjang dengan beberapa pria lain, termasuk Hermes, sebelum wanita itu mengandung. Namun, membayangkan benih laki-laki lain yang berhasil membuahi Dewi Cinta, membuat jantungnya berdenyut perih.

"Eros adalah putraku!" seru Ares memukul pegangan kursi dengan kepalan tangan kanan. "Benihku yang berhasil membuahimu!"

Aphrodite memutar bola mata. Wanita itu memiliki masalah lain yang lebih penting dibandingkan harus mengurusi kecemburuan kekasih gelapnya. "Terserah, aku benar-benar tidak peduli!"

Berbagai bayangan memenuhi benak Ares. Satu-satunya wanita yang berhasil mencuri hatinya, bercumbu dengan pria lain. Mencoba mengatur napasnya yang memburu, Dewa Perang bangkit dari kursi lalu, berteriak nyaring. "Aku akan membunuh semua pria yang telah menyentuhmu!"

Bergegas keluar, pria itu berniat menebas kepala Hermes, Dionysus, Anchises, Poseidon, Hephaistos, dan puluhan laki-laki lain baik dewa ataupun manusia yang dapat dipikirkan olehnya.

Aphrodite menghela napas lalu, menekuk lengan tangan kanan dan menggunakannya untuk menopang kepala. Dirinya adalah Dewi Cinta, Kecantikan, dan Kenikmatan. Tidak ada satu pria pun yang dapat memperoleh kesetiaannya, bahkan Hephaistos, suaminya sendiri, tidak bisa membuatnya terikat.

Pernikahan mereka hanyalah upaya Zeus agar para dewa tidak saling membunuh demi memperolehnya menjadi istri resmi. Namun, kenikmatan di atas ranjang adalah hal yang berbeda. Tidak ada satu dewa pun, termasuk Raja Penguasa Para Dewa yang dapat melarang Aphrodite mendatangi pria yang menarik minat wanita itu.

Pikiran dewi itu kembali lagi kepada masalah yang dia hadapi saat ini. Seseorang harus memberikan pelajaran kepada gadis yang telah membuat dirinya diabaikan oleh manusia. Menutup mata, Aphrodite mengikuti saran Ares, memanggil Eros, putranya yang tidak jelas siapa ayahnya untuk menyelesaikan kesulitan yang dia hadapi.

Pembaca yang baik hati, tolong tekan tanda bintang.^^

Trailer Persephone ada di media^^

Ada beberapa versi yang berbeda tentang kelahiran Eros/Cupid/Amor/Dewa Cinta. Versi tertua mengatakan bahwa Eros merupakan saudara dari Gaia yang berarti Dewa Cinta telah ada sebelum kelahiran dewa dewi Olympus.

Sedangkan versi yang paling populer adalah Eros merupakan putra dari Aphrodite. Beberapa sumber ada yang menyebutkan bahwa ayah dari Dewa Cinta adalah Hermes / Ares / Hephaistos (yang kemudian dikoreksi dengan mengatakan bahwa Ares lah yang membuahi, tetapi Hephaistos mengasihinya seperti putra kandungnya sendiri)

Namun, sumber lain menyebutkan bahwa Eros tidak diketahui ayahnya.

Kisah ini didasari oleh berbagai versi mitologi Yunani. Namun, tetap sesuai dengan imajinasi saya. Tentu hasilnya akan berbeda dari sumber-sumber yang ada.

4 Desember 2017

Benitobonita


Psyche [ Buku 3 Mitologi Yunani ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang