Bab 8 - Their Home

14.2K 1.9K 154
                                    

Karya ini dilindungi oleh undang-undang hak cipta no. 28 tahun 2014. Segala bentuk pelanggaran akan diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia.

IG @Benitobonita


Perjalanan menuju tempat tinggal barunya cukup jauh. Berbekal coretan di atas selembar daun yang sulit untuk diartikan, beberapa kali Psyche salah menerjemahkan isi peta itu.

Setelah menghabiskan waktu hampir satu hari penuh berputar-putar dalam kondisi kelaparan dan kehausan, akhirnya Psyche berhasil menemukan jalan masuk menuju hutan sesuai petunjuk. Tiba-tiba angin besar bertiup kencang menerpa dirinya, sehingga gadis itu memekik ketakutan dan menutup kedua mata.

Gadis itu tidak menyadari bahwa tubuhnya terangkat perlahan dan diletakkan dengan hati-hati di Dunia Atas, tempat para dewa dan dewi berada. Mata Psyche melebar dan napasnya tertahan ketika melihat pemandangan yang terpampang di hadapannya. Deretan pepohonan yang memiliki dedaunan kuning keemasan, tertimpa cahaya jingga matahari senja, terlihat berkilau.  Belum lagi kumpulan berbagai jenis bunga liar warna-warni yang seakan membentuk kelompok berdasarkan jenis warna, tertata rapi di atas permadani hijau yang terbuat dari rumput liar.

Berjalan perlahan, gadis itu mendongak dan mengagumi pesona alam yang disuguhkan kepadanya. Langkah Psyche terhenti ketika dirinya melihat sebuah rumah kecil yang sangat mewah. Putri bungsu Raja Miletus terperangah. Bahkan istananya saja tidak menggunakan marmer seindah bangunan mungil itu.

Berjalan mendekat, Psyche mencari pintu dan berdiri dengan ragu. Apakah harus mengetuk atau tidak.

Langit semakin gelap. Rasa letih, haus, dan lapar kembali dirasakan oleh gadis itu. Menelan ludah, Psyche memutuskan untuk mengetuk dan mencoba membuka pintu setelah tidak memperoleh jawaban.

*****

Eros duduk di salah satu pohon dan bersembunyi. Mata pemuda itu sibuk mengawasi perempuan yang telah menjadi istrinya masuk ke dalam rumah.

"Psstt … Eros, kami akan pulang," bisik satu dari lima nimfa dari arah bawah. "Ingat janjimu bahwa kau akan membuat pria pilihan kami jatuh cinta kepada kami."

Dewa Cinta menunduk lalu mengulurkan ibu jari kanan dan menyeringai. "Jangan khawatir, aku akan segera mengabulkan keinginan kalian. Namun, ingat untuk merahasiakan berita pernikahanku."

Kelima nimfa mengangguk setuju. Masing-masing dari mereka telah memiliki pujaan hati dan dengan bantuan Eros, maka cinta sejati mereka akan terwujud.

"Kami pergi sekarang, semoga pernikahanmu berjalan dengan baik," ucap mereka untuk yang terakhir kali sebelum menghilang dari pandangan Dewa Cinta.

Pipi Eros memerah. Selama ini dia selalu menganggap pernikahan dan cinta sangat mudah dijalani. Tinggal menggunakan sebuah anak panah miliknya, maka rasa itu akan muncul. Namun, ketika dirinya mengalami sendiri mantra dari anak panahnya, berbagai perasaan berkecamuk. Gugup, ragu, gelisah, dan antusias mengisi hatinya.

Mendongak menatap langit, Dewa Cinta berharap malam segera tiba dan kegelapan menyelimuti tempat tinggal mereka, agar dapat menemui istrinya.

*****

Psyche masuk ke dalam rumah dengan waspada. Mata cokelat gadis itu menunjukkan rasa gelisah. Namun, pertahanan dirinya melemah ketika mendapati interior tempat tinggal barunya sangat indah. Di dalam rumah mungil itu, seluruh perabotan terbuat dari bahan terbaik yang pernah dilihat olehnya.

Bahkan kain penutup jendela pun terbuat dari sutra yang hanya digunakan sebagai bahan pakaian formal keluarga kerajaan. Berbagai jenis buah, sayur, dan daging yang mengeluarkan aroma lezat, terhidang di atas meja dari kayu yang telah digosok hingga mengkilat dengan empat buah kursi berada di ruang utama.

Psyche [ Buku 3 Mitologi Yunani ] Telah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang