A Decision

566 66 4
                                    


-Author POV-

Selama seminggu terakhir Sungjae bak mayat yang hidup, tak pernah tersenyum maupun tertawa,
pikiranya entah menghilang kemana atau lebih tepatnya kalimat yang di ucapkan Sooyoung seminggu
lalu membuat pikiranya harus bekerja 2 kali bahkan 10 kali lebih keras untuk memahami dan menelaah
arti dari perkataanya. Beruntungnya jadwal BTOB untuk seminggu ini tidaklah padat sehingga Sungjae
masih bisa menunjukan sikap professionalnya ketika menghadiri acara-acara variety show bersama
member lainya.

Para member yang lain pun merasakan ada yang berbeda dengan Sungjae, mereka bahkan sempat
menghubungi Hakyeon yang menjadi dokter pribadi Sungjae untuk menanyakan keadaanya namun
Hakyeon mengatakan bahwa dia baru memulai sesi pengobatanya lagi dengan Sungjae keesokan
harinya.

@.Cafe”M”

Seorang pria dengan coat hitam sedang duduk di meja paling ujung di café itu, dia memakai masker dan
topi hitam dan tak lupa kacamata hitamnya untuk menyempurnakan dirinya dalam menghindari fans-
fans ataupun paparazzi yang bisa saja berlalu –lalang. Ponselnya yang dari tadi diam tiba-tiba bergetar,
Pria itu mengangkat ponselnya

(…)

“meja no 6”

(…)

“Baiklah”

-------

“Mianhae Sungjae-ssi aku terlambat, kau tau kan lalu lintas memang padat akhir-akhir ini haha” Sapa
Hakyeon lalu ia duduk di depan Sungjae.

“tidak apa-apa , mari lanjutkan” Jawab Sungjae dingin.

“Lalu bagaimana? Ada perkembangan?” tanya Hakyeon.

“Dia mengatakan sesuatu yang aku tidak mengerti…”

“Apa itu?” , lalu sungjae menceritakan bagaimana terakhir dia bertemu Sooyoung dalam mimpinya dan
bagaimana suara-suara aneh mulai menghantuinya.

“Bisa jadi itu sebuah jebakan” Hakyeon mulai menyimpulkan sesuatu setelah mendengar penjelasan
Sungjae. “kau harus hati-hati..bisa saja dia adalah ‘sesosok’ yang jahat yang ingin membuatmu depresi
lalu ingin membunuhmu secara perlahan”

“SOOYONG BUKAN ORANG SEPERTI ITU !” Bentak Sungjae.

“Yakk tenanglah, aku hanya memberikan kesimpulan yang belum tentu benar, lalu kau tidak pernah
memimpikanya sejak saat itu?

“tidak sampai hari ini juga, aku tak tau namun kata-kata itu selalu menghantuiku bahkan saat aku ingin
melupakannya”

Hening…entah mengapa suasana itu datang tiba-tiba diantara mereka, hanya suara goresan tinta yang
menari bebas di sebuah buku milik Hakyeon. Sepertinya dia mulai mencatat sesuatu , tampangnya
sangat serius, beberapa menit kemudian dia menutup bukunya.

“Sungjae-ssi….semua keputusan ada di tanganmu…kau ingin menyakiti dirimu sendiri untuk
membuktikan omongan Sooyoung yang belum tentu benar itu atau kau akan melupakan semuanya
karena Sooyoung sudah tidak muncul lagi di dalam mimpimu dan mulai kehidupanmu yang baru, itu
saja… kita akan bertemu minggu depan untuk melihat perkembanganya, permisi” Hakyeon beranjak dari
tempat duduknya dan pergi meninggalkan Sungjae yang masih merenungi kata-kata Hakyeon tadi.

Melupakanya? Haruskah aku?

------

Hari-hari berlalu dan Sungjae masih belum bisa menentukan apa keputusanya, dia memang tak pernah
bertemu Sooyoung di dalam mimpinya lagi, Hakyeon terus menanyakan apa pilihan yang akan Sungjae
tentukan namun Sungjae masih bimbang karena jauh di dalam lubuk hatinya dia sangat mencintai
Sooyoung dan menginginkan dia ada di dunia nyata.

You're My Dream [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang