Chapter 2 - BERTEMU

522 106 14
                                    

Ps: Kalau scenenya Jinyoung, ada kalimat yang di italic, berarti itu ngomongnya pake bahasa isyarat ya.

Enjoy!

*****

Satu tepukan pelan mendarat di bahu Jinyoung. Pemuda 16 tahun itu menoleh, menemukan sosok pemuda manis yang lebih pendek darinya tersenyum lebar. Jinyoung balas tersenyum.

"Kau sudah akan pulang?"Pemuda manis itu menggerakan tangannya membentuk bahasa isyarat. Yang ditanya mengangguk.

"Hari ini Minhyun-hyung pulang lebih awal. Aku ingin membuatkannya bekal sebelum dia berangkat kerja." balas pemuda itu juga dengan bahasa isyarat. "Kau pulang sendiri? Aku tidak melihat Guanlin-hyung dimanapun." lanjutnya. Diakhir gerakannya, Jinyoung mengangkat tanganya tinggi ke atas kepala, mengisyaratkan Guanlin, kekasih Jihoon yang tingginya memang tidak karu-karuan.

"Aku dijemput Paman Kim. Guanlin hyung ada les tambahan hari ini.." pemuda manis itu mengerucutkan bibirnya lucu, membuat Jinyoung gemas dan mencubit pipinya pelan. "Sebentar malam aku akan pergi bersama Woojin dan Hyungseob untuk mengerjakan tugas Fisika. Kau mau ikut? Jujur saja dari kami bertiga tidak ada yang memahami materi kali ini. Kami membutuhkanmu" Jihoon meletakan tangannya di dada, pose memohon."Aku akan ajak Lee Daehwi kalau kau mau~"

Jinyoung tersenyum kemudian mengasak rambut Jihoon pelan. "Maaf, hari ini aku punya jadwal memasak dan membersihkan rumah. Besok saja selesai kelas aku akan membantu kalian, bagaimana?"

Jihoon kembali mengerucutkan bibir. "Kemarin jadwalmu mencuci, hari ini memasak dan membersihkan rumah. Kapan kamu tidak ada jadwal?"

"Tidak ada... Kau tahu aku cuma berdua bersama Minhyun hyung kan? Kalau Minhyun hyung pergi bekerja, tentu aku harus membantunya mengurus rumah..." Pemuda itu kembali tersenyum lalu menatap Jihoon lembut. "Besok aku akan membantumu, aku janji!" Pemuda itu menyodorkan jari kelingkingnya. Jihoon, masih dengan wajah cemberutnya yang lucu mengaitkan kelingking kecilnya ke jemari pemuda itu.

"Awas kalo besok kau pura-pura lupa."

"Iya janji..." Jinyoung terkekeh kemudian mencubit pipi Jihoon gemas. "Aku pulang dulu gembulku.. hati-hati ya."

Jihoon mengangguk lalu melambaikan tangannya membalas lambaian Jinyoung. Tanpa disadarinya Jinyoung telah mengubah raut wajahnya sendu, menunjukan perasaan bersalah yang begitu kuat dirasakannya karena telah membohongi sahabat dekatnya sendiri.

***

Minhyun menutup pintu mobil pelan lalu mengikuti Professor Park melangkah ke sebuah rumah megah dengan cat warna putih dan kuning gading yang mendominasi. Mata rubahnya memandang takjub bangun kedepannya. Sebelum mereka tiba, Professor Park sudah mengatakan bahwa ia akan mengantarkan mahasiswanya itu ke rumah keponakannya untuk berkenalan dengan si anak SMA sebelum memulai bimbingan belajarnya besok. Tapi Minhyun terpaksa berpikir lagi. Dari pada disebut rumah, bangunan didepannya lebih cocok jika disebut istana. Luasnya keterlaluan. Minhyun bahkan berani bertaruh, kamar mandi yang ada di rumah ini lebih luas dari apartemen kecil yang ditinggalinya bersama sang adik.

"Apa kau suka?" Professor Park menatap pemuda manis di sampingnya sambil terus berjalan. Minhyun menatap pria nyaris paruh baya itu sambil menaikan sebelah alisnya heran.

"Maksudnya Prof?"

"Apa kau suka rumah ini? Kau akan sering kesini, Saya harus tau pendapatmu tetantang tempat ini sebelum kau memulai tugasmu besok."

TUTOR (MINHYUNBIN)Where stories live. Discover now