CHAPTER 3 - MENGENAL KWON HYUNBIN

535 103 23
                                    

"Bekas tamparan di pipimu menarik juga." Professor Park (atau yang biasanya dipanggil Paman Chanyeol oleh Hyunbin) terkekeh melihat bekas telapak tangan di pipi keponakannya. Pemuda yang disinggung namanya mendengus kesal, menatap sang paman tajam, sebelum matanya berpindah ke sosok di samping Paman Chanyeol, pemuda cantik yang telah mencetak jejak telapak tangan tadi.

"Mahasiswamu terlalu ganas" balasnya. Minhyun yang mendengar kalimat tersebut mendelik.

"Tanganku tidak akan menyentuh wajahmu kalau kau menjaga bicaramu tuan muda."

"Seharusnya kau paham kalau aku tidak serius!"

"Bagaimana aku bisa paham kalau kau tiba-tiba muncul di depanku tanpa busana dan tubuh penuh bekas cupang itu?! Kau terlihat seperti maniak seks."

"Apa kau bilang?!" Hyunbin bangkit berdiri, siap menerjang Minhyun yang memelototkan mata ke arahnya. Mengabaikan Chanyeol yang sedari tadi menatap keduanya jengah.

"Hei-hei.. hentikan. Kenapa kalian malah bertengkar? Kalian itu calon pasangan."

"Siapa yang pasangan?!" Keduanya kompak menantap kesal si pemilik marga Park. Chanyeol hanya terkekeh.

"Maksudku pasangan tutor dan murid loh..." Pria itu geleng-geleng. "Kalian ini emosian sekali deh. Hyunbin minta maaflah pada Minhyun."

"Sebentar... " Hyunbin menatap sang paman dan pria cantik didepannya bergantian."Tadi paman bilang apa?"

"Tutor.. ah aku belum mengatakan padamu ya? Hahaha... Ini Minhyun. Dia akan menjadi tutormu selama dua bulan kedepan" Chanyeol menunjuk Minhyun yang duduk di sampingnya. Hyunbin yang terkejut sontak berdiri.

"Serius Paman? Tutor?!" Serunya dengan nada tidak terima. Chanyeol hanya menatapnya datar.

"Kau butuh seseorang untuk memperbaiki otakmu yang bebal itu. Sebentar lagi ujian masuk Universitas. Menurutmu apa yang akan orang-orang katakan kalo pewaris tunggal KWON Group gagal di masuk universitas ternama, hah?" jawabnya santai. Hyunbin melengos lalu kembali duduk.

"Aku tinggal membayar universitas itu dan semua akan beres."

Mihyun mendelik tidak percaya, begitu juga sang dosen disampingnya. "Dasar anak nakal. Kau pikir masuk SNU semudah itu? Aku dan Ibumu belajar mati-matian dulu untuk bisa masuk kesana--"

"Waktu itu kalian masih miskin. Wajar saja." Hyunbin memotong ucapan pamannya. Minhyun yang mendengar ucapan Hyunbin makin memelototkan matanya.

"Benar-benar tidak sopan. Dia pikir masuk SNU semudah itu. Calon koruptor!" batin pemuda itu.

Chanyeol yang mendengar kalimat Hyunbin berusan segera pengeluarkan ponselnya dari saku jas.

"Anak sialan. Aku akan melaporkan Ibumu." Pria itu segera mencari nomer telepon adik perempuannya, membuat Hyunbin kelagapan.

"YA! PAMAN PARK!" Pemuda itu berteriak sambil berusaha merebut ponsel milik pamannya sebelum pria 42 tahun itu menghubungi sang Ibu. Hanya saja Chayeol lebih cepat berdiri dan menjauhkan ponselnya dari jangkauan sang keponakan. Hyunbin memang punya tinggi menjulang, tapi Chanyeol juga tak kalah menjulang, sehingga menjauhkan ponsel darinya dengan mengangkat tangan ke atas bukan perkara susah.

"Hahahaha" Pria 42 tahun itu tertawa senang sementara Hyunbin mencebikan bibirnya kesal. Tak lama suara pintu rumah yang terbuka mengalihkan atensi ketiga orang dalam ruangan tersebut.

"Aku pulang.....PAPA!!" Pemuda manis yang kepalanya baru muncul dari balik pintu yang terbuka memekik girang melihat sosok sang ayah berada tidak jauh di depannya. Chanyeol yang melihat kesayangannya muncul langsung menyimpan kembali ponselnya kemudian berlari kegirangan menuju putranya lalu mengangkat tubuh mini itu ke dalam pelukannya.

TUTOR (MINHYUNBIN)Where stories live. Discover now