Act 2 (Curse or Grace?)

4.2K 722 106
                                    

Beberapa hari berlalu dan aku masih sangat giat mengikuti kegiatan mengurusi bayi kelinci Jeon Jungkook. Aku berada di atap tiap istirahat. Membawa beberapa wortel segar hasil curian dalam kulkas milik Jin-hyung. Namun, tidak peduli seberapa keras usahaku untuk mengupas kepribadian pemuda bermarga Jeon ini. Ia tidak pernah memperlihatkan sifat aslinya. Dia masih Jungkook dengan tembok tak terlihat disekeliling tubuhnya. Tidak pernah memberikanku kesempatan barang semenit untuk berbicara masalah pribadi.

"Namanya siapa?"

"Namanya kelinci."

Aku memutar bola mata. Jungkook bahkan tidak membiarkan aku tahu nama kelinci ini.

"Jungkook, aku serius. Masa kau juga menyembunyikan nama kelinci mu dariku?"

Setengah merengek, aku melihat Jungkook meletakkan potongan wortel baru di piring kecil.

"Tapi dia memang tak kuberi nama."

Jungkook menjawab setengah berbisik. Aku menghela napas.

"Beri dia nama."

Jungkook menggeleng. "Tidak mau."

"Kalau begitu biar aku yang memberi namanya."

"Tidak boleh."

"Jungkook!"

Frustasi lebih sering kurasakan kalau sudah bicara dengan Jungkook. Jawaban serba singkat dan tatapan kalem-semi-bodo amat yang diberinya padaku kadang membuatku hampir menyerah untuk mendekat.

Tapi yang namanya tekat, kalau sudah bulat pasti sulit untuk dilunturkan. Hanya dengan melihat interaksi manis antar peliharaan dan majikan -Jungkook dan kelincinya-, membuat semangat ku kembali lagi.

Jungkook kini merebahkan tubuhnya disebelah kelinci putih. Membiarkan binatang itu naik untuk ikut tertidur di atas perutnya. Mata mereka sama-sama tertutup. Tapi yang menarik perhatianku adalah kelinci bongsor yang mulai mendengkur halus.

Ia tertidur dengan sangat mudah. Wajahnya lebih mirip malaikat daripada manusia. Tidak. Dia bukan manusia juga. Jungkook ini apa? Manusia super? Tidak tepat. Ia hanya pemuda beruntung yang memiiki bakat supranatural kurasa. Keberuntungannya bertambah dua kali lipat dengan anugerah wajah setampan pangeran negeri dongeng.

"Kalian sedang apa?"

Suara itu berasal dari pintu. Aku menoleh cepat, mendapati seorang pemuda tengah menatap kami dalam diam.

Min Yoongi. Aku tahu orang ini.
Dia cukup populer di kalangan mahasiswa karena wajahnya yang lebih cantik dari perempuan. Selain itu Yoongi adalah pacar Kim Taehyung, ketua angkatan prodi sebelah yang katanya sangat galak. Min Yoongi dan Kim Taehyung adalah kombinasi manusia sempurna secara fisik. Aku hanya sedikit heran dengan satu hal. Apa yang dilakukannya di atas sini?

"Aku mau tidur tadi, ada apa hyung?"

Jungkook menjawab disela napas yang berat. Orbsnya masih betah bersembunyi dibalik kelopak dengan bulu mata yang panjang.

Yoongi berjalan mendekat. Mendudukkan diri perlahan disebelah Jungkook yang tak kunjung membuka mata. Saat Yoongi mengarahkan manik hitamnya pada orbs milikku, saat itulah aku menyadari betapa sempurna lekuk wajah manusia di hadapanku ini.
Yoongi memiliki wajah kecil yang mulus. Orbs pekatnya terbingkai apik oleh kelopak sipit namun bertirai bulu mata lentik. Hidung Yoongi kecil dan mancung, aku tidak pernah melihat wajah laki-laki secantik ini sebelumnya. Bibir Yoongi sangat tipis seperti boneka. Tergambar seperti garis sempurna di bawah garis filtrum miliknya.

"Namamu siapa?" Yoongi berbicara dengan senyuman di wajah. Suaranya serupa aliran air dalam pola laminar. Tenang dan teratur. Aku terpana.

"... Aku Park Jimin." Sesaat aku merasa kesulitan mengeluarkan suara. Mendadak gugup untuk berbicara dengan manekin hidup yang menawan ini.

PURE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang