Act 11 (Holiday?)

3.2K 527 40
                                    

Previous Chapter.

Hoseok merasa tubuhnya tidak sakit sama sekali. Padahal tadi ia mendengar suara klakson yang luar biasa dekat. Barusan, Hoseok ingat ia memeluk Jimin. Lalu Jimin meneriakkan sesuatu sebelum tubuh Hoseok terjengkal karena tarikan seseorang.

"Kau baik-baik saja?"

Pelan-pelan orbs Hoseok terbuka, menampakkan sosok yang tengah memegang kedua bahunya di antara napas yang tersenggal. Bukan Jimin. Tapi orang itu sama cantiknya dengan Jimin. Wajah nya kecil, ramping, memiliki bulu mata lentik dan tatapan setajam belati terasah.

"Tidak..." lalu dengan segala sisa tenaga Hoseok berusaha bangkit, hampir meneriakkan nama Jimin karena tidak bisa menemukan pemuda itu disebelahnya, namun kini orbs Hoseok terpaku pada pemandangan di seberang jalan. Di sebelah pintu masuk toko kamera.

Jungkook memeluk Jimin. Erat.

Hoseok membisu. Hanya segaris senyum tanda bersedih tergambar jelas diwajah. Ia menunduk, meremas lapisan jaket bagian dada dengan keras.

Di depannya Yoongi beranjak. Mengarahkan orbs nya untuk menatap Hoseok lekat-lekat.

"Kurasa kamu sudah tahu apa yang sudah kau lakukan pada mereka." kata Yoongi. "Kamu harus menyerah."

Tawa lirih Hoseok terdengar. "Tidak perlu kau beri tahu aku juga sudah tahu. Sejak awal Jimin tidak pernah melihatku."

Yoongi diam saja. Membiarkan Hoseok beranjak, lanjut berbicara. "Jimin tidak pernah mengejar orang sampai seperti itu."

Hoseok menepuk-nepuk celananya, kemudian membetulkan tas ransel yang ia kenakan sebelum bersiap melangkah lagi.

"Mau kemana kau?"

"Pulang kerumah. Memang apa lagi yang bisa kulakukan? Jimin dan aku tidak semobil. Dia bersikeras tidak mau dijemput. Selamat tinggal." Hoseok melambaikan tangan lemas, tak menoleh lagi. "Aku tidak akan muncul dihadapan kalian lagi, kurasa."

Act 11
Holiday?

"Woah~"

Aku satu-satunya orang yang bersuara takjub saat mobil sudah memasuki area pantai Haeundae yang terbilang masih sepi. Yoongi disebelahku hanya terkikik geli dan menikmati pemandangan dari kaca jendela mobil yang lain. Ini bukan kali pertama aku berada di Busan. Kota ini adalah kota kelahiranku. Namun kutinggalkan sejak ayah dipindah tugaskan ke daerah terpencil di Seoul sementara aku memutuskan untuk tinggal dengan kakak sepupu bernama Kim Seokjin.
Sejujurnya aku memang belum pernah pergi kesini. Ada banyak gedung pencakar langit mengelilingi bagian darat, kami berhenti di salah satu hotel yang menghadap pantai. Taehyung mengatur segala keperluan penginapan dan kuakui dia melakukannya dengan baik. Karena angle view yang kami dapat saat memasuki kamar hotel benar-benar bagus.

Di lantai 20, kami berpisah.
Aku dan Jungkook memutuskan menginap di kamar yang sama. Dan tentu saja Taehyung sekamar dengan Yoongi. Mereka berjalan dengan tangan bertaut menuju kamarnya. Taehyung melangkah bersemangat, ia mengenakan masker hitam dengan busana fashionable. Sementara Yoongi terlihat lebih kalem dengan balutan kaos dan jeans hitam polos.

"Ayo."

Aku mengalihkan atensi ke Jungkook yang sudah siap menggeret koper kami. Di punggungnya tersampir tas besar beraksen tentara. Jungkook mengenakan beanie merah dikepala, menyebabkan helaian poni hitamnya tersembul sedikit. Aku sangat menyukainya karena ia terlihat manis sekaligus manly.

"Aku bisa bawa koperku sendiri."

Kucoba mensejajarkan langkah dengan Jungkook, mengambil alih pegangan koper milikku, tapi ditolak.

PURE (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang