Happy Reading :)
Hope u guys enjoy this!
☁ ☁ ☁
Andra berjalan terburu-buru menuju kelas yang sedang di carinya. Sesekali ia melihat jam yang ada di pergelangan tangannya sambil mendesis.
"Haishh.. 5 menit lagi yalord," Andra dengan dada bergemuruh pun akhirnya sampai tepat di depan kelas yang sedang ia tuju.
Kebetulan seseorang murid perempuan lewat didepannya, lalu Andra memberhentikan langkah perempuan itu lalu bertanya, "Andre kemana yah?" tanya gadis itu gugup.
"Oh, kayaknya bolos deh sama Gita. Lo yang sabar yah." Perempuan itu berlalu dari pandangan Andra. Andra hanya bisa memegang dada nya lalu menghela napas.
Salahkah dia? Salahkan keputusan yang telah ia katakan pada Andre?
☁ ☁ ☁
"Lo seharusnya ngelepas Andre aja kali. Ngapain juga kasih dia kesempatan buat nentuin sebenarnya dia cinta sama siapa. Terlalu drama." Ujar Saras pada Andra. Andra hanya meletakkan kepalanya di meja dan melamun.
"Gak bisa, Ras. Gue tau kalo sebenarnya Andre cuma bosen doang, dan akhirnya balik ke gua lagi."
"Hhh.. Kalo dia lebih milih Gita, abis lo. Lebih baik ngelepas sekarang, daripada akhirnya dia juga gak akan milih lo buat jadi pasangannya. Gue bukannya gak mau dukung keputusan lo, tapi emang bener-bener Andre itu udah kelewatan. Kenapa dia gak langsung minta putus dari lo? Kenapa dia minta izin buat deket sama cewek lain biar dia tau perasaannya itu sebenarnya ke siapa. Dan dengan bodohnya lo ngeiyain. Goblok." Desis Saras tajam.
Andra menatap Saras, "Dalem banget, jir. Lo ngomong suka nyelekit yah."
"Gue ngomong fakta." Saras menyesap soda kalengnya lalu mengerutkan dahi.
"Itu si Andre kan? Bolos apaan kok cepet bener baliknya?"
Perkataan Saras menginterupsi pergerakan Andra. Gadis itu buru buru mengangkat kepalanya dan melihat bibir pintu kantin. Yah, disana tengah berdiri Andre dan Gita. Hhh, jangan lupakan gandengan tangan mereka.
Andre dan Gita berjalan santai menyusuri kantin untuk mengambil bangku. Tidak memperdulikan cuap-cuapan siswa siswi yang sedang membisiki mereka, lebih tepatnya bagaimana kebenaran hubungan Andre-Andra sekarang. Para siswa hanya berdecak bagaimana Andre bisa seberuntung itu mendapat dua cewek cantik dan para siswi hanya miris terhadap nasib Andra yang seperti tercampakkan padahal Andra dan Andre masih berstatus pacaran.
Miris sekali nasib Andra pikir mereka.
"Gue teriakin yah si Andre," Saras baru saja ingin membuka mulutnya, namun Andra sudah menutup mulut gadis bermulut tajam itu dengan tangannya.
"Ngapain sih bego? Biarin aja deh, gue gak mau jadi pusat perhatian, please." Andra kembali menarik tangannya dari mulut Saras.
Saras memutar bola matanya, "Ck, ngapain sih lo naif banget? Disini lo harus egois, Ra. Kalo masih cinta sama Andre yaudah pegangin terus jangan sampe lepas."
Andra mengulum bibirnya dan menghela napas. Dia emang cewek naif yang sok berlagak tegar padahal dia tidak ingin membagi Andre pada gadis yang lain.
"Bodo ah. Balik yuk," Andra menarik tangan Saras agar segera bangkit.
Kedua gadis itu berjalan keluar dari kantin, namun sebelum benar benar keluar dari kantin, Andra menyempatkan diri menengok ke belakang melihat bangku yang di duduki Andre dan Gita.
Disana juga Andre menatap Andra dengan tatapan yang tak bisa Andra mengerti. It looks like, tatapan lelah dan ingin berhenti.
☁ ☁ ☁
![](https://img.wattpad.com/cover/130348085-288-k537504.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny
Fiksi Remaja"Buka mata lu. Buat apa mertahanin dia yang nyakitin lu? Ra, gua ada disini, kurang jelas?" Rivan berbisik pelan. Andra terdiam.