Keenam

10K 1.2K 67
                                    

Happy Reading! :)

***

Siapret
Temui saya diruang perpus jam 4 nanti.

Sekarang Weekend woy! Liburr!!

Entah apa yang ada dipikirkan Siapret satu ini. Apa dia enggak punya kerjaan lain? Apa dia enggak punya keluarga? Pacar gitu? Harus banget ya ganggu hari libur orang?!

Paras
Maaf pak, saya ada acara keluarga sore ini. Apa tidak bisa besok saja Pak? Send.

Yang benar saja, weekend gini harus ke kampus juga? Emang gue pembokat dia apa?! Seenaknya nyuruh.

"Kamu ga mau turun?" tanya mas Yudha sejenak menoleh kearah Paras sambil membuka seatbelt-nya.

"Eh-iya mas" Paras sempat kerepotan saat melepas seatbelt dengan Kayla yang masih nyenyak dalam gendongannya.

"Sini Kayla nya sama mas aja."

Duhileh.. Peka banget sih masQ. Him always gentlemen deh kalo masalah beginian. 💞

Kayla kini telah berpindah ke gendongan mas Yudha, lalu membawanya kedalam rumah. Kaki Paras perlahan keluar dan ia masih terlalu fokus dengan ponsel digenggamannya. Layar notifikasi menampakkan nama Siapret disana. Rasanya enggan Paras membaca pesan itu. Yang tak jarang isinya hanya perintah atau ancaman.

Dugh..

"Aww" teriakan itu lolos bebas dari mulut Paras. Tangannya spontan mengusap dahinya yang barusan terpentok kap mobil.

"Sakitt" rintihnya seorang diri sambil berjalan memasuki rumah. Sial, ini semua gara-gara Siapret. Orangnya engga ada aja sudah buat jidat gue merah, apalagi kalo orangnya nongol?

Siapret
Yasudah, untuk besok dan hari seterusnya tidak usah bimbingan dengan saya lagi.

Paras meneguk salivanya susah payah. Perintahnya sama saja seperti mimpi buruk, mimpi yang menjelma dikehidupan nyata. Bukan ilusi.

Satu tahapan terakhir untuk mendapatkan sebuah ijazah memerlukan perjuangan yang ekstra. Mengejar paraf dosen yang tak jarang tidak membuahkan hasil. Harus rela bin sabar menunggu berjam-jam dan hanya diberi waktu lima menit untuk bertatap muka. Begitulah nasib anak semester akhir yang ingin penderitaannya segera berakhir.

Paras POV

Langkahku terasa berat, saat itu juga aku harus cepat di tempat yang Siapret minta. Kecepatan melangkah kakiku tak seperti biasa, mengambil jurus langkah selebar dan secepat mungkin saat menaiki anak tangga. Mengingat dua puluh menit lagi aku harus berada dihadapan si kampret itu.

"Kamu ngapain buru-buru Yu?" tanya Ibu yang heran melihat tingkahku seperti itu.

"Aku harus kekampus bu, sekarang." jawabku sekenanya. Tanganku dengan cekatan meraih tas dan beberapa kertas penting yang tergeletak diatas meja kayu.

"Dompet mana dompet? Ah itu dia."

"Tukang ojek mana tukang ojek? " gumam ku sambil memesan ojek didalam ponsel. Langkah melesat menuruni tangga. Menunggu kedatangan ojek pesananku.

Aku melewati Ibu yang tengah bersantai di ruang tamu bersama mba Hanum disampingnya "Ko tumben sih Yu? Biasanya hari ini libur?"

"Itu akal-akalannya si Paras aja bu, paling dia mau malam mingguan sama doi." sela Hanum "Ohiya Paras kan jones akut, lagian mana ada yang mau sama dia." ejek Hanum sambil menjulingkan matanya.

"Enak aja, jangan sok tahu deh mba." sanggahku tak terima. "Ada bimbingan dadakan bu, mungkin pulangnya agak telat gapapa kan bu?"

"Tahu kali ah dadakan" celetuk Hanum dengan senyum mengejek.

"Yowes, kamu hati-hati." pesan ibu. Detik kemudian terdengar klakson motor dari luar. Segera ku salami tangan ibu dan juga mba Hanum. "Bu Paras berangkat dulu ya." pamitku.

"Hati-hati, kalo terlalu malam biar Yudha yang jemput."

"Iya bu, Assalamualaikum."

°
°
°
°

Ojek yang Paras tumpangi sudah melesat pergi semenit yang lalu. Kini kakinya menyusuri koridor kampus yang terlihat sepi sore itu. Langkahnya sedikit berlari menuju ruang perpus, jika telat dari waktu yang diminta harus bersiap dengan konsekuensinya.

Matanya mencari sosok alex dibalik rak-rak besar, Paras menemukan sosok keberadaan yang dicarinya. Mejanya dipenuhi buku-buku tebal dan sebuah laptop didepannya.

"Acara keluarganya sudah selesai?" langkahnya terhenti saat orang didepannya berbicara.

Apa dia bilang?

"Saya batalin pak." jawab Paras kesal.

Matanya melirik arloji ditangannya. "Telat lima menit. Temui Bu Tiwi dan berikan dokumen ini sekarang." perintahnya sambil menyodorkan map biru didepan Paras.

Apa apaan ini?!

TBC.

BOSS-AN PAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang