Strange Noise 01

4.5K 595 325
                                    

Bukan ku tak takut, tapi kutahu kau selalu disampingku.

👻 Strange Noise 01 👻

SMA PELITA MAHARDIKA, 06:15 pagi.

Hari ini tahun kedua aku berada di sekolah ini, jika menurut kalian-aku begitu mengenal keadaan di sini. Jawabanku tentu saja, bahkan aku tahu kebiasaan para mereka yang tak terlihat. Tapi sepertinya harapanku untuk berada di waktu normal bersama temanku seperti pada tahun sebelumnya itu mungkin takkan terjadi di tahun ini.

Di hadapanku kini terlihat hal yang menurutku aneh, ada seorang cowok berpakaian kasual dengan tas ransel di punggungnya. Terlihat biasa bukan, tapi bukan di situ letak keanehannya. Teman-teman yang kulihat datang lebih awal, banyak di antara mereka dapat dengan mudah melewatinya-berjalan menembusnya tanpa rasa khawatir sepertiku.

Jadi wajar bila aku berjalan secara perlahan untuk mendekatinya dan berhenti tepat di sampingnya. "Kakak sedang apa berdiri di bawah pohon yang rindang sekolahku?" tanyaku sambil menatapnya dengan penasaran.

Bukannya langsung menjawab dia malah sibuk memperhatikanku, hingga akhirnya. "Kau, bisa melihatku?"

"Tentu, ada yang bisa kubantu?" tanyaku lebih gugup, karena jika kuperhatikan lebih dekat sosok kakak ini memiliki banyak luka pada tubuhnya. Membuatku sedikit merasa ketakutan, tapi kalian tahukan peraturannya. Jangan terlihat takut di depan makhluk tak kasat mata jika kalian ingin hidup dengan tenang.

"Ah, lain kali saja. Aku kemari hanya—akan memperhatikan kesayanganku itu saja," jawabnya kembali menerawang ke dalam gerbang sekolah.

"Hm, kenapa tidak mengikutinya seperti nenek centil di sana?" tunjukku pada seorang anak anggota ekskul basket dengan paras rupawan yang sedang berlatih di lapangan dan sedari tadi dia memutar lehernya kelelahan. Jelas lelah dia olahraga sambil menggendong seorang-nenek centil jadi bisa kalian bayangkan betapa lelahnya menjadi dia.

Cowok pucat itu hanya tersenyum sekilas, "Tidak... dia bisa merasakan kehadiranku jika begitu," jawabnya dengan murung.

Mengangguk paham. "Ah, begitu rupanya." Melihat ke arah jam tangan yang tengah melingkar cantik pada pergelangan tanganku seketika membuatku panik. "Maaf ya kak, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama mengobrol denganmu. Aku permisi dulu ya! Sebentar lagi bel pasti berbunyi, aku bisa terlambat jika tetap--terdiam di sini," ujarku cepat agar bisa segera berlalu dari sana.

"Tunggu sebentar, jangan pergi begitu saja!" cegahnya.

"Huh, lalu apa yang bisa aku bantu?" tanyaku dengan raut cemas, "Ah, sial waktu terus berputar. Jika tidak segera bangku deretan di depan pasti sudah terisi." Pikirku dengan gelisah.

"Kita belum berkenalan karena sepertinya di setiap pagi. Kita akan selalu bertemu," ucapnya tiba-tiba sudah berada tepat di hadapanku.

"Tapi sebenarnya kak, aku sudah tidak ingin bertemu denganmu lagi! Karena wajahmu sungguh tidak ada pesonanya. Ummm itu, bukan maksudku untuk menyinggungmu, tapi aku hanya merasa takut saat membayangkan. Bagaimana kakak selama ini menahan rasa sakitnya!" jawabku sambil menutup bibirku cepat dengan kedua telapak tangan, "ah keceplosan lagi deh. Bibir oh bibir... kenapa ringan sekali kau bergerak!" batinku kesal.

 kenapa ringan sekali kau bergerak!" batinku kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Strange NoiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang