Strange Noise 08

3.1K 574 218
                                    

👻 Strange Noise 08 👻 Anting 👻 

Aku memang bisa melihat mereka, terkadang jika mereka lemah aku suka menjaihilinya tapi sekarang, bagaimana aku menghadapi mereka? Sedangkan saat ini yang dapat melihat mereka hanya aku seorang.

👻 Strange Noise 08 👻 Anting 👻 

Srek ... Srek ... terjadi beberapa keributan kecil di balik tanaman yang rimbun tempat persembunyian tiga orang remaja perempuan. "Huh, berapa lama lagi kita harus bersembunyi? Di sini gelap, banyak nyamuk dan menyeramkan. Dari tadi aku merasakan hawa yang lebih dingin di belakangku." ujar Illy kesal memandang sekeliling dan sibuk menggosok lengan tangannya yang tergigit oleh nyamuk.

Sasya menatap Illy dengan tajam. "Vio, kenapa dulu kita harus berbaik hati menolongnya?" tanya Sasya sengit.

"Sudahlah setelah semua ini berakhir, tinggalkan saja ia bersama sahabatnya nanti." ketus Vio sambil melanjutkan kegiatan memata-matai rumah toko yang berada di hadapannya, berharap Sabrina segera menunjukkan tanda akan kehadirannya. Karena ia memang telah ditakdirkan untuk menjadi tumbal selanjutnya.

"Vio, aku haus boleh minta air minummu?" pinta Illy kehausan sambil menunjuk dua botol air mineral yang Vio bawa.

Menghela napas kesal, persembunyian macam apa ini? Jika sedari tadi sangat berisik. "Diamlah, kau mau keracunan? Minuman Ini bukan untuk kau minum!" tegur Vio sambil menjauhkan air yang ia bawa dari jangkauan Illy, "astaga mereka bukan anak kecil lagi!" pikirnya sebal.

Mengerucutkan bibirnya kesal."Ya udah sih boam (bodoamat) kemarikan botolnya, haus banget nih!" ucap Illy sambil memegang lehernya seolah sangat kehausan.

"No, sana minum air comberan. Jangan melupakan tujuan awal kita datang ke sini! Jadi bisakah My dear Illy yang super cans untuk terdiam sejenak!" seru Sasya dengan nada teramat kesal karena dibuat takjub dengan kelakuan Illy yang menyebalkan.

Tanpa menoleh ke arah Illy yang selalu merengek. "Ini anak dibilangin malah makin jadi, sana deh cari warung! Minta bantuan sama Pak Amin gih," usir Vio akhirnya.

Melirik Vio yang bermuka kusut, "Sebenarnya aku nggak berani ke sana sendiri, Vio. Apalagi sopir aku—juga sama penakutnya sepertiku." Curhat Illy dengan nada yang dibuat sepelan mungkin. Sebenarnya dari tadi ia mencoba untuk segera membatalkan niat Vio, apalagi tempat ini terlalu suram karena di dukung dengan suasana sepi berhawa dingin di sini.

Mengabaikan Illy yang terus merengek, Vio dan Sasya hanya diam tidak menyahut. Meskipun Sasya juga merasakan hal yang sama dengan Illy, ia akan tetap terdiam ada alasan yang membuatnya menjadi seperti ini.

Tidak mendapat tanggapan seperti yang ia inginkan, Illy pun melangkahkan kakinya pergi menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari rumah toko yang sedari tadi mereka perhatikan. Rumah toko yang berdiri megah di dekat jalan raya tanpa ada rumah lain berada di sisinya terlihat sangat menyebalkan bagi Illy karena dari sana kesalahan bodoh yang ia lakukan menyebabkan ia harus rela kembali kemari.

👻 Strange Noise - Anting 👻

Setelah kepergian Illy dari tempat persembunyian mereka, Vio semakin memfokuskan pandangannya ke depan karena ia hanya mempunyai satu kesempatan emas untuk menolong Sabrina agar memperoleh kesadarannya kembali.

Bukannya mengawasi rumah toko yang berada di hadapannya, Sasya justru sibuk—memperhatikan Vio yang berada disampingnya. "Vio, sebenarnya kenapa kita harus sampai seperti ini?" suara Sasya memecah keheningan.

Strange NoiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang