Tristan

108 13 4
                                    

Tristan POV :

"Selamat datang tuan muda"

Hedeehhh!!! Ini asisten mau ngerangkap jadi mak gue kali yah. Bosen banget dengarnya tiap pulang langsung di sambut cuma bedanya dia manggil gue "tuan muda" kalau Almh. Mama dulu "Tristan sayang jagoan Mama".

"Hmm" dehemku langsung naik ke lantai 2 menuju kamarku

"Tuan muda mau di siapin apa?"

"Papa mana?" tanyaku

"2 hari kemarin lembur di kantor tuan"

Arggghhh!!! Gue benar-benar lupa kalau Papa itu sering nginap di kantor daripada di rumah sendiri kan di sana ada ceweknya.

Jujur saja aku merindukan keluarga harmonis seperti dulu lagi sewaktu Mama masih ada di dunia ini. Tapi, salah Papa juga sih dulu malah selingkuh sama cewek lain sampai-sampai jantung Mama kumat dan meninggal. Itu kalo bukan bokap sendiri udah gue bunuh deh saking keselnya.

Bahkan aja bokap sendiri kan kalo gue bunuh ntar gak ada yang kasi gue duit bulanan dong apalagi mana gue belom tau ngurus perusahaan segede itu ntar yang ada gue jatuh miskin melarat kayak Devan lagi... Iihh amit-amit deh kayak dia.

"Bikk" panggil ku

"Siap tuan muda"

"Gue mau nasi goreng yang persis buatan Mama ya... Cepetan udah laper nih" perintahku

"Baik tuan muda"

Gara-gara ngedumel tadi jadi lapar ya, salahkan saja perutku ini padahal baru saja makan tadi. Padahal niatnya mau gengsi di depan bibik gak mau apa-apa eh karena laper ini jadi turun harga diri gue. Ah sudahlah! Toh, pekerjaan dia melayani majikannya.

Bunyi pintu rumah terbuka dan aku melihat dari lantai 2 ternyata Papa datang sambil membawa masuk perempuan itu. Ya, siapa lagi kalau bukan pacar Papaku, perempuan yang Papa bawa juga selalu berbeda-beda setiap bulannya. Tau deh ah Papa apaan begitu rasa-rasanya tidak apa Papa yang begitu di dunia ini kecuali Papaku kan? Ya, begitulah.

Oh!!! Double Shit. Mereka masuk kamar. Aku bukan laki-laki bego dan bodoh tidak tau apa yang terjadi di dalam sana jika seorang laki-laki dan perempuan di dalam kamar pasti.... Ah ya sudahlah! Buat pusing saja.

Aku langsung masuk ke kamarku dengan kesal. Ya iyalah kesal punya ayah yang seharusnya jadi panutan malah punya tabiat seperti itu.

Aku juga tidak setuju jika Papaku menikah lagi, aku tidak mau punya Ibu tiri dan saudara tiri seperti Silla salah-salah aku di siksa di rumahku sendiri. Mendengar cerita Silla saja aku sudah ngeri bagaimana membayangkan hal buruk itu akan terjadi padaku.

Bagiku Mama ku hanya satu yaitu Edelweis Kaify White itu nama almh. Mamaku dan selamanya akan selalu menjadi mama yang tak tergantikan.

Mamaku tetap abadi di hatiku sama seperti namanya yaitu Edelweis, walaupun aku laki-laki tapi aku menyukai bunga Edelweis itu dan jangan salah ya aku bukan banci karena aku menyukai bunga. Hanya bunga itu bentuk kerinduanku pada Mama jadi setiap ulang tahunnya atau hari kematiannya aku selalu membeli banyak bunga itu walaupun aku harus memesannya jauh-jauh hari.

Aku jadi sedih kalau harus bercerita tentang Mama, ah lupakan Tristan! Mama sudah bahagia di surga.

"Tuan ini nasi goreng permintaan anda"

"Ini sama dengan resep masakan Mama kan? Awas aja sampe salah" tanyaku langsung mencicipi nasi goreng itu

Hmmm, enak. Persis sekali dengan buatan Mama ku yang setiap sarapan selalu menyediakan nasi goreng kesukaanku.

Dari 5 asisten hanya satu ini saja yang masakannya pas sesuai dengan lidahku. Ya, aku akui aku cocok dengan masakannya ini.

"Bagaimana tuan?"

"Ya sudah sana... Urus aja kerjaan lainnya. Jangan ganggu orang lagi makan ntar badmood jadinya" usirku

Lagian kalau aku bilang enak ntar dia GR lagi trus ngelunjak kebanyakan asisten kan gitu udah di baikin ngelunjak sesuka hati. Jadi ya, aku ketusin saja semuanya.

Beberapa menit aku lupa pada dunia karena mengisi perutku ini hehe setelah nasi ini semua masuk ke perutku tanpa terkecuali akhirnya aku memutuskan keluar dari kamar untuk melihat kelinciku yang sudah aku tinggalkan 2 hari lamanya karena liburan dengan anak Cappucinno.

Aku berjalan santai menuruni tangga menuju taman belakang rumahku tapi, tunggu ada Papaku bersama perempuan itu sedang berbincang di ruang tengah.

Rasa penasaran? Jelas pasti ada di dalam otakku dan akhirnya aku bersembunyi di balik tembok untuk mendengarkan percakapan mereka.

"Anak nya si Rama bisa kamu kuasai?" tanya Papaku

"Aduuh Mas... Anak itu menyebalkan sekali"

"Menyebalkan bagaimana? Kamu hanya perlu tanda tangannya kan?" tanya Papaku

"Dia selalu melawanku dan sepertinya diam-diam ia melaporkan ku pada Rama mas Hexa"

"Anyelir... Kamu ini kan ahlinya masa menguras harta Rama saja tidak bisa. Kamu tau kan? Seluruh aset milik Rama atas nama Silla anaknya itu" ucap Papaku

What? Apa aku tidak salah dengar? Silla? Silla itu kan sahabatku oh ralat itu gadis yang aku cintai. Apa Papaku sejahat itu setelah menguras harta Devan sekarang ia juga mau menguras harta Silla? Aku tentu tidak akan membiarkan ini terjadi.

Dan Anyelir... Anyelir ini kan nama Mama tirinya Silla jadi punya hubungan juga dengan Papaku? Astaga dunia benar-benar hancur ternyata.

Ok, Tristan saatnya memilih kehidupan. Lebih baik di anggap anak durhaka daripada harus melihat Silla menderita lebih parah lagi. Tidak akan aku biarkan melihat gadis yang aku cintai menangis lagi apalagi karena Anyelir perempuan sialan itu!!!

Baiklah Tristan beraksi... Siap-siap saja Anyelir akan bye-bye di hidup Silla. Dan ini bukti cintaku padamu Silla.

Ok, aku merekamnya ucapan Anyelir tadi bersama Papaku tapi ya, aku juga mau selamat dan sedikit merubah editannya agar Papaku tidak kelihatan jahat di depan Om Rama Papanya Silla dan selesai...

Aku mengklik send pada Om Rama menunjukkan bahwa istrinya sedang merayu Papaku hehe... Tristan di lawan sudah pasti Tristan menang kan anak Papa Hexa.

Dan ini pasti heboh lalu Om Rama pasti akan menceraikan istrinya itu jadi Silla bebas dari ibu tiri jahat itu.

Semoga usaha Tristan gak sia-sia ya.

End Of Tristan POV :

CAPPUCINNOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang