Silla POV :
Hari ini Papaku pulang dari Turki setelah beberapa bulan tugas di sana dan akhirnya aku di bebaskan hukuman oleh tante Anyelir si Iblis berwajah manusia ini.
Jika ada Papa tante Anyelir pasti sok baik pura-pura perhatian dan sayang padaku. Padahal jika Papa pergi ya, seperti kemarin-kemarin nasibku yang menjadi upik abu di istana sendiri.
Tiinnn...tinnn...
Nah itu suara klakson mobil kak Arne itu berarti dia sudah menjemput Papa di bandara, aku pun langsung membuka pintu utama karena tidak sabar melihat Papaku.
"Papa" teriak ku langsung menghampiri papa dan memeluk Papa
"Hai princess" sapa Papaku langsung menggendongku
"Pa, i miss you so much" ucapku mencium pipi papaku
"Silla, kasian Papa baru pulang" tegur tante Anyelir
"Ayoo, kita masuk princess" ajak Papa tersenyum padaku dan melewati tante Anyelir begitu saja
Tunggu, ini aneh! Ya, Papaku sedikit aneh yang tiba-tiba saja mengabaikan tante Anyelir yang merupakan istrinya sendiri.
"Mas, kamu mau makan? Biar aku siapin" tawar tante Anyelir
"Princess, kamu gak papa kan 2 bulan Papa tinggal?" tanya Papaku memegang kedua pipiku
"Silla baik-baik aja kok Pa" sahutku menunduk karena tante Anyelir menatapku tajam bahkan rasanya bola matanya masuk ke dalam mataku
"Kamu ke kamar duluan aja nanti Papa nyusul" ucap Papaku mencium kepalaku
"Iya Pa" sahutku patuh dan langsung setengah berlari menuju lantai 2
Papaku hanya melihatku yang naik kelantai 2 langsung menarik kasar tante Anyelir.
"Auwww Mas, sakit" ringis tante Anyelir
Aku yang hampir masuk ke kamar langsung memberhentikan langkahnya dan turun perlahan bersembunyi di balik tembok memperhatikan mereka.
"Kamu apakan saja putriku selama ini hah?" bentak Papaku
"Mas... Mas kamu kenapa sih?" tanya tante Anyelir
Plaaakkk....
Astaga! Papaku menampar tante Anyelir dengan begitu kerasnya.
"Mas, sakit" ringis tante Anyelir memegangi pipinya
"Itu balasannya karena kamu menyiksa putriku" sahut Papaku
"Mas, Mas Rama... Aku tidak pernah menyiksa Silla Mas" sahut tante Anyelir
"Jangan bohong kamu Anyelir... Aku pikir kamu bisa jadi Ibu buat Silla tapi kamu malah menyiksanya seperti pembantu" bentak Papaku emosi
"Papa, Mama" tegur kak Arne yang baru saja memasuki rumah sambil membawakan koper papaku
"Masuk kamar kamu Arne!" bentak Papaku
"Apa yang terjadi?" tanya kak Arne bingung
"Arne... Masuk kamar kamu sekarang!" bentak Papaku lagi
Kak Arne akhirnya mengangguk patuh dan menaiki tangga, dia jelas saja memergoki ku yang sedang bersembunyi di balik tembok.
"Silla" panggil Kak Arne
"Sstttsss" interupsi ku menariknya agar berjongkok
"Papa sama Mama ribut ya?" tanya kak Arne pelan
"Kayaknya" sahutku memperhatikan ke bawah
"Loe pasti laporin ke Papa kalo nyokap gue sering nyiksa loe kan?" tuduh kak Arne
KAMU SEDANG MEMBACA
CAPPUCINNO
Non-FictionDisebut berandal, liar dan bebas. Ya, itu memang kami. Tapi, ini semua ada sebabnya mengapa kami harus seperti ini? ini bukan kisah antara kopi dan susu menjadi Cappucino tapi ini kisah hidup kami yang di antara hitam dan putih. Apapun yang orang ka...