BAB 1 - C

929 72 4
                                    

BAB 1 - C


Setelah para tamu undangan selesai menyantap hidangan yang disajikan. Mereka saling bercengkrama di sekitar ruangan sambil menunggu pesawat yang siap lepas landas.

Di sudut ruangan, Surya berjalan menghampiri Rado yang di lehernya tergantung kamera lsr. Rado begitu fokus membidik berbagai objek, jepret sana-- jepret sini menggunakan karet gelang ke arah hewan yang menempel di dinding ruangan. Bukannya mainin kamera malah main karet.

"Hai Rado, apa-apaan sih kamu nggak ada kerjaan banget deh. Masa jepretin cicak-cicak di dinding diam-diam merayap," sapa Surya menghampiri seorang wartawan yang dikenalnya.

"Weiss... ada teman gue, Surya. Eksekutif muda yang sedang naik daun kayak ulat bulu. Masih ingat juga elo sama gue dikirain udah lupa!" sambut Rado dengan gayanya yang khas.

"Bagaimana saya bisa lupa sama gaya kamu yang makin keren aja, Rad," sahut Surya sembari memperhatikan teman wartawannya yang mengenakan jas rompi berwarna cokelat.

"Hehehe... bisa aja lo, Sur," ujar Rado menepuk bahu Surya.

"Iya dong, dari zaman kuliah dulu sampai sekarang kamu tidak berubah," balas Surya yang ternyata masih teman satu kampus Rado dulu.

"Tidak berubah gantengnya yah, Sur?"

"Usilnya."

"Halah, jujur banget sih loh! Hahaha..." Rado tertawalepas.

***

Bersambung...

#VOTE 











PULAU MENEKETEHETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang