"Mmmm.. ini sungguh rasa yang sudah lama tak aku rasakan. Aki~ aku senang kau pulang."
"Yah.. saat kau tak ada, masakan di rumah ini seperti racun. Pada akhirnya kami harus sering makan di luar."
"Tapi bukankah Hibiki-nee bisa memasak?"
Sambil menyantap sarapan, Akame menyampaikan keluhannya. Maklum saja, hanya Akira dan Hibiki saja yang bisa dibilang koki. Untuk yang lainnya tak bisa diharapkan.
"Masakan Hibiki-neesama memang sebanding dengan dirimu, namun dia hanya mau memasak saat dia ingin. Jika sudah seperti itu, tak ada yang bisa membujuknya."
Akira tertawa kering. Dia ingat kalau Hibiki memang tipe seperti itu.
Dari semua saudaranya, Hibiki memang dikatakan orang yang paling banyak memiliki bakat, namun karena itulah dia adalah tipe orang yang mudah bosan akan sesuatu.
Bahkan saat ini di sekolah dia sudah menjajal banyak klub, namun semuanya tak dilakukannya dengan serius.
"Sebagai gantinya aku harus belajar memasak. Kau tahu, itu sungguh merepotkan."
"Eh? Tapi bukankah kau terlihat menikmati hal ini?"
"Akhir akhir ini aku memang suka memasak, namun aku belum bisa menciptakan masakan yang spesial."
"Begitu?"
"Yup. Tapi aku senang Onii-sama sudah kembali. Dengan ini aku bisa belajar memasak darimu."
Megumi tersenyum dengan senangnya. Saudara yang lain ikut tersenyum karena mengerti apa yang dirasakan Megumi.
Akira dan saudaranya menikmati sarapan mereka dengan penuh canda tawa dan obrolan yang tak selalu mereka lalui setiap hari sebelum Akira pindah.
Setelah sarapan, Akira membersihkan piring kotor dan mulai bersih bersih. Untuk beberapa alasan, dia merasa rumah mereka kurang terawat setelah dia pergi.
Tetapi mengingat saudaranya sibuk semua, pasti mereka malas bersih bersih dan melakukan pembersihan secukupnya.
Sebenarnya mereka bisa memanggil jasa pembersihan atau menyewa pembersih, namun ide itu ditolak orang tuanya.
Sekitar pukul 10, Akira mandi dan mulai bersiap siap pergi. Tetapi saat dia mau berangkat, dia dihentikan oleh saudaranya, Merisa.
"Ara.. Aki-chan, kau sudah mau pergi?"
"Begitulah. Bukankah aku sudah bilang akan pergi menemui teman kakek?"
"Eee... Memang benar sih. Tapi kenapa harus sekarang? Padahal aku sengaja libur karena ingin memanjakan diri denganmu."
Merisa terlihat murung, tapi Akira sama sekali tak bergeming.
"Tentu saja kau libur, ini liburan musim panas. Lalu tak seperti dirimu, Shizuka-nee, Akame-nee dan Hibiki-nee tak bersantai dan memilih keluar rumah bersama teman mereka. Kenapa kau tak bisa mencontoh mereka?"
"Shizuka pergi karena urusan pekerjaan. Akame pergi karena ada urusan di kampus, sedangkan Hibiki seperti biasa pergi entah kemana selama dia tidak bosan. Untuk Megumi sebentar lagi akan pergi ke rumah sakit untuk mengantar barang pesanan Ayah dan ibu bersama Yuna dan Yuni. Semua itu mustahil aku lakukan."
Kau hanya malas. Pikir Akira dalam hati.
Tapi dia sama sekali tak terkejut. Merisa memang bukanlah tipe orang yang suka melakukan aktivitas tubuh.
"Kalau begitu kenapa Merisa-nee tak pergi ke pantai atau kencan dengan pacarmu? Aku pikir itu kegiatan yang bagus untuk mengisi liburan?"
"Pacar? Pacar siapa?"