Chapter 1D [Investigation]

1.5K 118 33
                                    

Keesokan harinya, Akira pergi ke depan stasiun.
Di sana dia menemui seseorang yang ternyata sudah menunggunya.

"Apa aku terlambat?"

"Tidak. Aku juga baru saja sampai."

Jika melihat dari sudut pandang orang lain, keduanya terlihat orang yang akan sedang berkencan.

Apalagi saat ini Arisu mengenakan pakaian lengan pendek dan celana jeans yang sangat cocok dengan posturnya yang lebih tinggi dari rata rata wanita. Lalu karena dia memiliki rambut pirang, dia cukup mencolok.

Sementara itu Akira hanya mengenakan kaos dan celana jeans biasa. Tetapi mungkin karena dia memiliki penampilan yang tak biasa, dari jauh pasti orang akan mengira dia seorang model.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita langsung saja?"

"Aku mengerti, tapi ke mana?"

"Mungkin ini sedikit mengganggumu, tapi aku berencana pergi ke tempat di mana Edward-san tewas. Kita butuh semua petunjuk walau hanya kecil."

"...."

Keraguan langsung terlihat di raut wajah Arisu. Ini wajar mengingat tempat itu menjadi tempat terakhir ayahnya bernafas.

"Tapi jika kau tak mau, aku akan melakukannya sendirian. Sedangkan kau bisa melihat jauh atau menungguku selesai."

"...um... Aku akan ikut denganmu."

Akira hanya tersenyum. Tampaknya tekad Arisu lebih besar daripada kesehedihannya.

"Kita akan mengobrol beberapa hal sebelum kita sampai di sana. Mungkin saja ini suatu yang penting bagimu, Arisu-san."

Kemudian mereka mulai melakukan ken-investigasi.

Lokasi kejadian berada di antara bangunan. Butuh waktu sekitar 45 menit untuk sampai ke sana dengan berjalan kaki. Untuk menghemat waktu, mereka naik bus.

Di saat itulah mereka masih melihat berita yang membicarakan kasus kematian Edward.

"Arisu-san, bagaimana menurutmu tentang kasus ini?"

"Aku hanya ingin pelaku dari semua ini mati."

Kemarahan terlihat jelas dari perkataannya. Arisu tak bisa memaafkan orang yang telah membunuh ayahnya dengan cara keji dan tak berperikemanusiaan.

"Aku tahu kau marah, tapi dengan emosi seperti itu, kau hanya akan semakin sulit menemukan petunjuk."

Kemudian Arisu mencoba menghirup nafas dalam dalam. Akira tahu Alice cukup bisa mengontrol emosinya, jadi dia tak terlalu kawatir membicarakan tentang kematian Edward.

"Lagipula yang aku maksud adalah sudut pandang dari orang luar."

"...orang luar?"

Tanpa menjawab, Akira kembali melirik tv yang membahas kematian Edward. Di situ membahas tentang adanya rumor vampir.

Tapi tak hanya itu, berita itu juga membahas hubungan kematian Edward dengan semacam pemujaan atau semacam penganut aliran agama tertentu.

Di saat itulah Arisu menyadari apa yang ingin Akira katakan.

"Kau tak ingin mengatakan kalau ayahku dibunuh oleh vampir kan?"

Akira menggelengkan kepalanya.

"Kemungkinan itu sangat kecil. Tidak, bahkan aku yakin vampir sama sekali tak terlibat."

"Bagaimana kau bisa yakin saat melihat luka pada leher ayahku?"

Akira hanya tersenyum dengan sinis.

My Girlfriend Is Vampire Vol. 02Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang