❄06

25 2 0
                                    

Karena aku tau pertemuan pertama tak akan membawamu kesosok yang dulu.

                               -SalshaDilla

Setelah pulang sekolah Salsha langsung mengurungkan diri di kamar.
Tak ada lagi nafsu makan dan sekedar bercanda dengan abangnya.


Keluarganya pun bingung karna tak biasanya Salsha seperti itu. Kecuali dulu yg terakhir dia di tinggalkan oleh cowok itu.

"Bang, si caca kenapa?" Tanya Rini yg heran
Putra pun menggedikkan bahunya

"Gatau mah, tadi di motor juga diem aja"

"Lagi galau kali permasalahan remaja, udah sana bang anterin makanan adek kamu tuh." Suruh Papah Salsha

Putra pun mengantarkan makanan ke kamar adiknya. Setelah sampai di depan kamar ia mengetuk pintu.

"Dek boleh masuk gak?" Tanya Putra

"Bentar" lalu Salsha membuka pintunya dan kembali duduk di tepi ranjang.

Putra pun melihat mata sayu Salsha. Dia bingung tak biasanya adiknya itu larut dalam kesedihan. Adiknya tak pernah suka terhadap kesedihan dia selalu mencari cara agar kesedihan itu lenyap tapi sosok yg kini Putra lihat adalah Salsha yang beda dia kembali pada Salsha yang 4 tahun lalu.

Dimana dia kehilangan sosok yang ia sayangi. Tapi bukankah sekarang ia satu sekolah dengan Dia seharusnya sudah bertemu.

"Ca lo kenapa?" Tanya Putra mendekat pada Salsha

Salsha pun mendonggak dia tau seseorang yg berada di depannya kini sedang khawatir padanya.

"Dia udah beda bang. Aku gk kenal dia. Dia udah lupa sama aku." Salsha pun menepis air mata yg ingin keluar dia menyunggingkan senyum paksa.

"Aku juga harus bisa lupain dia kan? Aku coba sekarang bang." Ucapnya serius.

"Kamu yakin sama perasaan kamu? Ragil mungkin lagi nunggu waktu yang tepat." Ucap Putra menenangkan adiknya

"Buat bilang hai aja berat banget ya bang. Apa itu yg di maksud nunggu waktu yang tepat?" Salsha kembali menangis kini dia menangis dalam pelukan Putra.

Putra mengelus rambut Salsha dengan lembut seenggaknya ini bikin dia lebih merasa tenang.

"Mending lo tidur. Besok sekolah jangan kebanyakan nangis nanti bisa-bisa lo sakit." Salsha pun mengangguk patuh. Setidaknya dia bersyukur masih punya Putra saat ini.

"Makasih bang." Putra pun membalas dengan senyum tulus lalu dia pergi meninggalkan adiknya.

***

Seperti biasa Salsha diantar oleh abangnya. Setelah sampai di depan gerbang Salsha pamit dan abangnya pun pergi meninggalkan sekolah.

Mata Salsha masih saja bengkak karena kemarin dia terlalu banyak menangis. Dan sekarang dia lebih suka jalan menunduk agar matanya bisa tertutupi. Tanpa sengaja dia menabrak seseorang.

"Maaf gak sengaja." Ucapnya cepat dan ia mendongak.

Matanya bertubrukan dengan sang mata hitam. Salsha mematung dan sang mata hitam pun sama. Tetapi setelah itu Ragil kembali biasa saja.

"Lain kali kalo jalan jangan nunduk." Kata Ragil dan langsung berlalu dari hadapan Salsha.

Salsha tertegun mendengar ucapan Ragil. Nada suaranya tegas tak seperti dulu. Sebegitu cepatnya dia berubah? Salsha pun melanjutkan perjalanan menuju kelasnya. Dia langsung duduk dan meletakkan tangannya diatas meja lalu ia menenggelamkan wajahnya.

My First LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang