Rangga pov:
Aku segera bergegas pergi pagi ini. Tak perduli istriku sudah menyiapkan sarapan untukku. Sebenarnya perutku terasa lapar tapi sangat memalukan rasanya jika aku memakan yang telah di sediakan Laras. Aku harus berusaha agar dia merasa tidak nyaman denganku. Sungguh kanget rasanya ketika dia bilang Nayla datang kerumah. Mengapa dia tidak mengabariku jika dia telah pulang ke Indonesia.
Aku segera menghampiri Nayla ke Apartemennya yang tak jauh dari kantorku. Saat mengetuk pintu, tidak lama aku melihat gadis cantik membuka pintu Apartemen. Dia tersenyum dan memeluku. Rambut yang terurai menambah kecantikannya. Beberapa kali dia menciumku dan aku membalasnya.
"Sayang aku kangen banget. " ucapnya yang masih penciunku di depan pintu apartemennya.
"Apa aku tak akan di persilahkan masuk? " tanyaku tak enak jika melakukannya di luar.
"Ohh iya,, ayo masuk! " ajak Nayla yang menuntunku ke sebuah tempat duduk yang ada di dalam apartemennya.
Aku memilih duduk di kursi yang agak kecil. Kamarnya yang luas dan terdapat banyak pernak pernik perempuan menambah kesan kamar seorang wanita. Mataku tak lepas dari sebuah lukisan yang cukup besar di depanku. Ya itu lukisan kamu 2 tahun yang lalu.
"Sayang ko kamu daritadi cuma merhatiin kamar aku sih? Kan bukan cuma kamar yang pengen kamu perhatiin. " rengek Nayla yang beralih tempat duduk yang asalnya duduk di depanku kini dia duduk di pangkuanku. Tangannya menghantui ke pundaku dan sesekali membelai rambut dan wajahku.
Kakinya yang jenjang menambah kesan seksi padanya. Dia membuat hasrat priaku naik. Tanta menjawabnya aku langsung memeluk dan menciumnya. Bibir kami kini saling berpacu satu sama lain. Ciumanya yang menggoda menambah semangatku. Kini dia mulai meraba ke arah terlarang yang tak sanggup siapapun menahannya. Hasratku makin menggebu. Aku menggendongnya ke tempat tidur dan melanjutkannya. Kini kami berbaring di tempat tidur, saling mencium dan meraba satu sama lain. Tak ku sadari Nayla telah membuka sabuk dan resleting celanaku dan menariku ke atas tubuhnya.
"Aku milikmu sayang. " ucapnya sambil memejamkan matanya menggoda.
Aku semakin bernafsu menciuminya. Tapi saat gadis cantik itu berbisik kepadaku aku seketika berhenti.
"Ayo lakukan dan ceraikan istrimu. " bisiknya lembut.
Tak tahu mengapa saat itu perasaanku seperti tercambuk. Ingin marah tapi tak tahu alasannya. Aku juga merasa malu pada diriku sendiri aku tak pernah begini sebelumnya. Aku pria beristri dan kini mencumbu wanita lain. Mengapa dia harus mengingatkanku bahwa aku laki-laki yang beristri. Aku segera bangkit dan merapihkan pakaianku. Kepalaku terasa mau pecah.
"Loh mas, kamu kenapa? " tanya Nayla kecewa.
"Aku harus pergi, hari ini ada rapat penting. " jawabku sambil pergi tak menolehnya lagi.
"Sejak kapan pekerjaan jadi lebih penting dariku Rangga! " teriaknya dalam apartemen dan aku tidak menghentikan langkahku.
Aku tahu dia pasti merasa sangat kecewa dan malu karna aku menolak ajakannya. Mengapa juga tiba-tiba aku malah teringat statusku. Entah mengapa bukannya ke kantor aku malah melajukan mobilku ke rumah. Ku lihat Laras berlari ke arahku.
"Loh ko mas balik lagi?" Tanya laras padaku.
Aku tidak menjawab dan masuk ke dalam rumah lalu kekamarku. Aku mengganti pakaian. Aku sudah tak mud pergi ke kantor.
"Mas kenapa? Mas ada masalah ya? " tanya laras lagi yang kini tepat berdiri di depanku.
Tanpa basa-basi aku menariknya dan memeluknya. Aku mendengar laras menangis sambil memelukku semakin erat. Hasrat priaku masih memuncak entah apa yang aku pikirkan kini aku mulai mencium istriku dan membawanya ke ranjang. Ya kami melakukannya. Aku melihat istriku kesakitan dan menahan tangisnya dia berusaha tersenyum tapi juga tak mampu terus menahan tangisnya. Akhirnya dia menangis di pelukanku dan entah apa yang ku rasakan aku juga malah menangis sambil memeluk dan melakukannya tanpa berkata apapun.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJUTAN ASMARA ( TAMAT )
Lãng mạnPerhatian !!! Vote dulu sebelum membaca ya! Cerita ini mengisahkan tentang pernikahan seorang pria kaya dan tampan dengan gadis cantik nan soleha lewat perjodohan kedua orang tua. Semuanya baik-baik saja tetapi setelah menikah siapa yang tau akan...