Part.12 Akan ku ambil milikku

10.2K 469 0
                                    

Nayla tengah duduk di sebuah cafe menunggu seseorang. Beberapa kali dia menengok ke kanan dan ke kiri berharap seseorang yang di tunggu cepat datang. Wajahnya berbinar, ketidak sabaran meliputi dirinya. Hhmm itu dia yang di tunggu kini telah menghampirinya dan duduk di depannya.

Seorang gadis dengan jilbab sepinggul tersenyum manis di depannya. Semakin dia tersenyum Nayla semakin merasa geram. Ingin dia cakar wajahnya yang polos itu. Ingin dia akhiri senyum di wajahnya dengan tangisan seumur hidupnya. Agar dia tau betapa sesaknya ia selama ini.

" wah kamu lama nunggunya ya? Maaf tadi mas Rangga berangkat agak siangan ke kantor. Temanmu itu manja sekali akhir-akhir ini. " kata Laras tersenyum.

Memang pagi ini Rangga berubah 180 derajat. Yang biasanya dingin pagi ini dia tidak berhenti memeluk istrinya entah itu istrinya lagi memasak sampai mencuci piring pun Rangga tetap di dekat istrinya sambil memeluknya dari belakang. Sampai sarapanpun minta di suapinya. Tentusaja itu membuat Laras senang dan menuruti segala kemauan suaminya.

" oh gapapa ko mbak, aku baru saja pesan minuman. " jawab Nayla dengan senyum palsunya.

"Emhh mbak juga mau pesen deh. " kata Laras sambil melambaikan tangannya ke waiters cafe tersebut.

"Oh ya kamu ada apa ngajak mbak ketemu? " tanya Laras pada Nayla yang sedang memakan makanannya.

"Oh aku mau curhat. " katanya sambil mengunyah makanannya.

"Curhat tentang apa? "

"Mbak serius mau dengerin? "

"Yaiyalah kamu ini. "

"Emmh.. Jadi begini, aku punya pacar. Kita sudah pacaran kurang lebih 5 tahun. Aku sayang banget sama dia. Tapi tiba-tiba dia minta izin menikahi gadis lain. "

"Loh kok begitu? "

"Ya, ada sesuatu yang mengharuskan pacarku menikahi gadis itu. Dan pacarku juga berjanji akan menikahiku setelah urusannya selesai. "

"Maksudmu, kamu mau menikah dengan pria yang sudah beristri? " tanya Laras kaget.

"Ya nggak lah. Tentunya pacarku harus menceraikan istrinya terlebih dulu. "

"Astagfirullah, kamu.. " ucap Laras tak percaya.

"Emang pasti aku ini terdengar jahat kan mbak. Tapi bagaimana lagian pacarku sendiri yang berjanji akan menceraikannya dan menikah denganku mbak. "

"Yaampun Nayla, maaf ya bukannya mbak ikut campur, tapi tindakan kalian itu bener-bener menyalahi aturan. Perceraian itu adalah perbuatan yang tidak di senangi Allah apalagi membuat suami istri bercerai itu dosa. Sebaiknya kamu lupakan niat kalian kami itu cantik, cantik sekali pasti banyak pria yang jatuh Cinta sama kamu. Dan tentang pacar kamu itu, dia itu brengsek masa membuat janji seperti itu. Apapun yang terjadi harusnya dia pertahanin kamu bukan ninggalin kamu. " jawab Laras memegang tangan Nayla.

"Kalo ngomong emang gampang mbak. " jawab Nayla ketus.

"Oke, mbak emang ga pernah ngerasain itu, mbak gak pernah di posisi kamu, tapi kamu harus bisa menerimanya, kamu harus ikhlas karena kalo kamu ikhlas pasti akan ada ganti yang lebih baik. "

" Sudah cukup ya mbak. Gimana kalo posisinya sekarang kita ubah. Gimana kalo cewek yang dinikahin pacar saya itu mbak? Mbak mau gimana? "

"Insyaallah Mas Rangga bukan pria yang seperti itu. "

"Mbak seyakin itu? " kata Nayla geram. " mbak pasti akan menyesalinya. " sambung Nayla menyindir.

"Maksud kamu? " tanya Laras tak mengerti.

"Ini pacarku. " ucap Nayla memperlihatkan album foto yang di pegangnya.

Laras mulai membuka lembar demi lembar foto tersebut. Kaget dan tak percaya saat Laras melihat foto-foto itu. Laras menahan tangis saat melihatnya. Disana Nayla dan pacarnya berfoto dengan mesranya. Saling memeluk juga saling mencium. Pria itu suaminya sendiri. Laras tertegun.

"Bagaimana, apa mbak masih bisa menyombongkan suami tercinta itu? Maaf mbak saya sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini sendirian. Mbak sebaiknya berpikir setelah ini. Dan ingat mbak itu cuma di manfaatkan rangga untuk memperbaiki perusahaannya. Satu lagi jangan rayu pacar saya. " kata Nayla lalu pergi meninggalkan Laras.

Laras masih duduk di cafe itu. Ia tertunduk dan mulai menangis tersedu-sedu. Rasanya sungguh tak percaya tapi ada bukti yang cukup untuk membuktikannya.

*****

Sore itu Rangga pulang cepat. Entah mengapa perasaannya dari siang tidak enak. Jika saja tidak ada pertemuan dengan klien perusahaan mungkin dia sudah pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Rangga melihat istrinya duduk di tepi kolam belakang rumah.

"Sayang! " ucap Rangga menghampirinya.

"Eh mas udah pulang. " jawabnya tersenyum.

" yuk masuk udah sore! " ajak Rangga sambil mengulurkan tangannya.

Laras bangkit dari tempat duduknya. Mengikuti suaminya masuk ke dalam rumah. Berbeda dari hari-hari biasanya. Rangga merasa ada yang aneh terhadap istrinya. Laras menjadi tak banyak bicara meski masih terlihat senyum di wajahnya. Tapi, senyum itu adalah senyum yang terlihat janggal.

"Sayang ada apa? Kamu ga enak badan ya, atau cape kerja seharian di rumah? " tanya Rangga memandang istrinya.

"Gapapa ko mas. " jawabnya lembut.

"Beneran? "

"Iya mas. "

Rangga mengubah posisi duduknya sehingga menghadap laras. Dengan lembut Rangga membelai dan mencium punggung tangan istrinya. Perlakuan Rangga sukses membuat jantung Laras berdebar kencang. Wajahnya yang cantik memerah karena malu. Perlakuan suaminya yang manis membuatnya ragu terhadap kejadian tadi siang. Ingin sekali dia mempercayai suaminya ketimbang oranglain.

*****

RAJUTAN ASMARA  ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang