Part 3. Malamku dan dia

11K 508 2
                                    

Setelah pesta pernikahan rasanya malas sekali untuk bangun. Apalagi saat aku melirik di sampingku terdapat pria yang begitu tampan berbaring seranjang denganku. Sepertinya dia sangat lelah. Beberapa kali aku memberanikan diri untuk membangunkannya.

" mas sudah waktunya salat subuh ayo bangun ! " berkali-kali aku membangunkannya. Akan tetapi dia hanya menjawab " iya ".
" Ayo mas kita salat berjamaah! " ajaku lagi.
" Iya kamu duluan saja. " jawabnya sambil mata masih terpejam.

Mungkin dia begitu sangat lelah sampe sulit untuk bangun. Setelah solat aku segera kedapur untuk membuatkan suamiku sarapan.

Setengah jam kemudian aku melihat mas Rangga keluar dari kamar dan sudah berpakaian rapi.

" wah mas udah siap-siap aja. Sini sarapan dulu mas aku sudah masak loh..! " ajaku padanya.

" Nanti saja aku buru-buru ada urusan. " jawab mas Rangga sambil pergi.

Hari ini mau tidak mau aku harus sarapan sendirian. Semua orang di rumah ini sangat sibuk sampai tak bisa menemaniku sarapan. Terlebih suamiku dia terburu-buru sekali pergi mungkin ada urusan mendadak mengingat dia sedang cuti nikah.

Ini sudah larut Malam tapi suamiku belum pulang juga. Berulang kali ku telpon namun handphonenya tidak aktif. Aku hanya bisa duduk di depan rumah menunggunya.

"Suamimu belum pulang juga? " tanya orangtuaku yang sedari tadi bergantian menemuiku.
Aku hanya menggelengkan kepala.

***

Hari ini aku terbangun dari tempat tidur. Dari kapan aku tidur mengapa aku sudah disini aku tak tahu. Aku melihat suamiku masih tertidur lelap. Kapan dia pulangpun aku tak tahu.

Seperti biasa aku membangunkan suamiku untuk solat subuh dan kini dia langsung bangun kamipun akhirnya berjama'ah.
Di sela-sela doaku aku titipkan suamiku kepada-Nya.

"Mas apa aku semalam tertidur di luar sampai aku tak tahu mas pulang? " tanyaku.

"Ya.. Aku yang membawamu kesini. "

"Mas kenapa ga bengunin aku?  Kenapa mas menggendongku dari depan aku kan berat mas. " aku merengek malu kepadanya. Suamiku hanya tersenyum tanpa berkata-kata lagi.

Suasana jadi hening sampai salah satu dari kami memulai pembicaraan.

"Besok lusa kita akan pindah. Jadi jangan ada yang tertinggal ya. " ucap suamiku.

Wah senangnya aku mendengarnya. Akhirnya aku dan dia benar-benar tinggal beberapa sama di rumah yang sama hanya berdua saja.

***

RAJUTAN ASMARA  ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang