Hari ini Rangga sedang malas keluar Hotel. Tiba-tiba bel kamarnya berbunyi dengan malas dia bangkit dari tempat tidurnya menuju pintu kamar Hotel.
"Ngapain lu! " kata Rangga setelah melihat yang datang adalah Dino.
"Ada banyak yang ingin gue bicarain. " ucap Dino melangkah masuk dan duduk di kursi panjang yang terletak di depan tempat tidur Rangga.
"Tentang Laras? Kenapa lu masih mau dapetin dia? " kata Rangga duduk di tepi Ranjangnya.
"Gue mau lu balik lagi sama Laras kayak dulu. Gue benci lu nikahin Laras tapi gue paling benci liat dia sedih karena mikirin lu. Apalagi sekarang ada Dwi. Dia butuh bapaknya. '' ucap Dino menunduk.
"Ga perlu lu suruh juga gue udah mau ajak mereka pulang. " kata Rangga sinis.
"Oke, gue rasa lu harus datang ke pernikahan gue kalo lu masih nganggep gue sahabat, paling tidak teman kuliah. " ucap Dino bangkit dari tempat duduknya, melemperkan undangan ke ranjang Rangga dan pergi meninggalkannya.
Rangga siang harinya pergi ke tempat tinggal Laras untuk mengajaknya pulang kembali lagi tinggal bersamanya. laras begitu senang mendengarnya.
"Kamu tidak apa-apa meninggalkan semua yang sudah kamu bangun susah payah sendirian? " tanya Rangga sambil mengelus Rambut istrinya.
"Gapapa ko mas, kan butiknya ga tutup disini juga kan ada saudara yang ngurusin semuanya. Lagian yang terpenting itu sekarang kita bisa kumpul lagi. " jawab Laras menatap suaminya tersenyum.
"Maaf ya aku sering bikin kamu sedih, sebenernya aku malu ngajak kamu pulang ke rumah. Aku merasa bukan suami yang baik. " ucap Rangga menunduk dan bersender di pundak istrinya.
"Mas jangan bicara begitu, mas sudah sadar aja aku bahagia mas. Aku seneng banget mas sudah berubah. Mas sudah tidak mendiamkan aku saja, aku benar-benar merasa jadi istri yang paling bahagia mas. "
"Kamu tidak marah, dulu aku sempat memanfaatkan kamu dan keluargamu? "
"Tidak apa-apa mas, mungkin itu jalan Allah untuk mempersatukan kita. "
Rangga memeluk dan mencium istrinya yang duduk di sampingnya sambil menggendong Dwi yang mulai terlelap.
*****
Malam itu Dwi menangis kencang. Rangga terus menenangkannya. Babysitter mereka sedang membantu Laras menyiapkan makan malam. Rangga sampai kelimpungan di buatnya.
Setelah makan malam Laras dan Rangga mengobrol dan bercanda dengan mesranya.
"Dwi cantik ya seperti ibunya. Lucunya dia kalo sedang tidur begini. " ucap Rangga sambil mengelus pipi Dwi yang sedang tidur di sebelahnya.
" iya mas, mas pasti capek ya ikutan ngurusin Dwi hari ini. "
" nggak siapa bilang? Malahan malam ini mas mau lanjut kerja. " ucap Rangga senyum-senyum.
"Loh memangnya ada meeting sama siapa jam segini? " ucap Laras simpati.
"Maksud mas, mas mau bikin dedek buat Dwi. " jawab Rangga mendekatkan wajahnya ke wajah istrinya.
"Ihh mas genit. " ucap Laras memanyunkan bibirnya manja.
Rangga langsung melumat bibirnya penuh gairah.
"Mas pindahin Dwi dulu nanti dia bangun. " ucap Laras menghentikan ciumannya.
" oh iya, sampai lupa. " ucap Rangga yang kemudian memindahkan Dwi ke tempat tidurnya.
Malam itu menjadi malam terpanas di usia pernikahan mereka yang menginjak tiga tahun lebih. Sentuhan demi sentuhan yang dahulu tidak di dapatkan kini mengalir membasahi setiap malam yang di saksikan dinginnya malam.
Saat kita bersabar dan ikhlas menerima apa yang Tuhan berikan dan mensyukurinya, maka suatu hari nanti hasil yang manis akan di petiknya. Jauhi sifat amarah dan dendam karena itu tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Hormati suamimu, berikan yang terbaik untuknya niscaya Tuhan akan memberikan cintanya.
#and#
Terimakasih semuanya...
Terimakasih sudah membaca dan meninggalkan suaranya...
Mohon kritik dan sarannya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJUTAN ASMARA ( TAMAT )
RomancePerhatian !!! Vote dulu sebelum membaca ya! Cerita ini mengisahkan tentang pernikahan seorang pria kaya dan tampan dengan gadis cantik nan soleha lewat perjodohan kedua orang tua. Semuanya baik-baik saja tetapi setelah menikah siapa yang tau akan...