“Kamu adalah hari ini, bukan besok atau lusa, bukan juga kemarin. Kemarin hanya kenangan, karena kamu adalah hari ini”
-Anne Film-
☔☔☔
Pernah kamu memikirkan apa yang akan terjadi esok?
Berbohong jika tidak, karena tanpa disadari, semua orang melakukannya.Begitu juga dengan pria yang sedang duduk termenung di tepi jendela kelas ditemani lantunan musik klasik yang memenuhi gendang telinganya.
Diluar sedang hujan, hujan deras malah. Tetes-tetes kecil hujan memenuhi kaca jendela seperti lukisan abstrak yang membuat mata sulit untuk dialihkan darinya.Pria ini senang akan hujan, karena hujan memberikan kenyamanan. Hujan pernah menjadi musuhnya, hingga hujan menjadi sahabatnya. Dia suka tetesan hujan, tapi benci suaranya. Suara hujan telah membuat dia harus kehilangan harapannya tentang 'Apa yang akan aku lakukan besok?' atau 'Besok aku akan...' tidak. Tidak ada lagi kata esok selain hari ini.
Namun, tuhan berbaik hati menegurnya. Tuhan masih berbaik hati untuk membuat dia sadar, agar selalu melakukan kebaikan. Sekecil apapun itu, karena belum tentu besok tuhan masih mengizinkannya untuk berbuat baik bahkan melihat dunia.
Pria ini adalah Sinar yang berjuang mempertahankan siapa dirinya 'sebenarnya'. Yang hampir pudar oleh ganasnya waktu.
Sinar menoleh kearah belakang, tepat kearah Tari yang sedang membaca buku. Gadis itu terlalu fokus hingga tidak memperdulikan kelasnya yang seperti konser rock and roll.Hari ini jam kosong mengisi pelajaran selama 3 Jam. Guru-guru mengadakan rapat mendadak. Vian harus pergi ke UKS dengan alasan pusing buat modus sama salah satu anak PMR. Alasan klasik yang gak asik.
Tanpa ia sadari, Sinar terus menatap Tari yang sudah mulai buyar fokusnya karena merasa diperhatikan. Hingga Tari memutuskan untuk melihat kearah datangnya mata yang memperhatikan dirinya.
Ternyata itu Sinar. Tari menatap Sinar seolah bertanya, 'apa lo liat-liat?'
Sinar yang ditatap seperti itu merasa keki sekaligus malu karena tertangkap basah memperhatikan wajah Tari diam-diam.
Sinar membalas tatapan Tari seolah menjawab, 'suka-suka gue' lalu kembali menatap ke depan. Apa yang terjadi padanya?Sedangkan disisi lain, Tari merasakan sedikit aneh dengan dadanya yang berdesir hangat seolah menyatakan 'aku bahagia', padahal tidak. Tari berfikir kalau dia harus konsultasi pada Bu Keira tentang keanehan tubuhnya akhir-akhir ini.
Seorang siswi mendekat kearah Sinar yang sedang mengerjakan beberapa soal Fisika di buku coretnya.
"Hai Sinar!!" Sapa gadis itu.
Sinar yang sudah tak memakai earphone pun lantas menoleh pada gadis tadi. Wajahnya cantik dengan rambut bergelombang, tapi bajunya seperti ukuran baju anak SMP yang membuat baju itu sempit di badannya, sedangkan roknya bukan rok lipit mengembang, namun rok lurus yang super sempit dan berada jauh di atas lutut. Sinar sampai bergidik ngeri melihatnya.'Lah, kok cabe-cabean dijual disini sih? Mentang-mentang aja harga cabe dipasar lagi murah ampe dijual kesekolah-sekolah' Batin Sinar.
"Apa?" Jawabnya ketus.
"Kok gitu siiih jawabnya? Ga manis ah. Diulang dong" Ucapnya Sok manja."Mau manis?minta noh sama ibu kantin gula. Terserah mau gula jawa kek, gula pasir kek, gula batu kek, gula bata juga ada" Jawab Sinar lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
SunRain
Novela JuvenilCewek pendiam dan dingin banget ini, punya ribuan misteri disekeliling hidupnya. Dulu dia cewek yang punya senyum pepsodent, sekarang bibirnya tipis kayak dilem. Dulu dia rendah hati, sekarang egonya setinggi langit. Hingga takdir mulai bermain dan...