“Jika Anda membuat seseorang bahagia hari ini, Anda juga membuat dia berbahagia dua puluh tahun lagi, saat ia mengenang peristiwa itu”
-Sydney Smith-
☔☔☔
Playlist :
Camila Cabello-Havana"Gabriel? Dia siapa?"
Tari sontak mendongak saat mendengar suara Sinar bertanya.
Tari hanya diam, masih agak terkejut dengan adegan dorongan tadi.
"Hobi lo jatoh ya? Perasaan dari tadi gue nemuin lo jatoh melulu" Ucap Sinar dan menarik Tari berdiri. Tari hanya mengikuti saja tarikan Sinar di tangan kanannya. Sedangkan tangan kiri digunakan untuk memegang erat liontin tadi."Lah, malah bengong. Buruan jalan woy" Pinta Sinar kala melihat Tari yang termenung. Tari mengangguk dan mengejar langkah Sinar.
Mereka berhenti tepat dikamar nomor 231. Emma menekan password yang berjumlah Enam digit. Tari berasumsi kalau itu tanggal pernikahan bibinya Sinar, Emma.
"Ayo, cepat masuk" Titahnya, mereka berdua--Sinar dan Tari-- hanya mengikuti saja.
"Sinar, kau bantu bibi berkemas. Tari, kamu harus mandi dulu dan berganti pakaian" Tari hanya diam bingung, berbanding terbalik dengan Sinar yang mengangguk dan segera menuju kearah dapur.
"Kenapa sayang? Pakaian? Tenang saja, aku punya banyak pakaian yang pas untukmu" Ucap Emma.
"Ta..tapi, bukannya Sinar seharusnya mengantar saya pulang? Atau, biar saya naik taksi saja" Tari hendak pergi namun dicekal oleh Emma.
"Kau tidak tau?" Tanya Emma.
"Tau apa?"
"Dasar anak pelupa! Bisa-bisanya dia tidak memberi tau gadis ini?! Bodoh sekali dia" Gerutu Emma.
"Hari ini ulang tahunku" Lanjut Emma.
"Lalu?" tanya Tari datar.
"Aku ingin merayakannya" Jawab Emma.
"Dan?" Tanya Tari lagi.
"Aku ingin kau ikut"
Tari hampir membelalakkan matanya saat Emma menjawab seperti itu.
"Maaf aku rasa aku tidak bisa. Aku pulang saja" Jawab Tari dan hendak pergi kembali.
"What? No..no..no..no. Aku melarangmu" Larang Emma sembari merentangkan tangannya didepan pintu.
Tari tersentak kebelakang."Aku.melarangmu. oh honey, tolong ikutlah bersamaku" Pinta Emma dengan mengeluarkan puppy eyes yang membuat wajahnya semakin imut saja.
Akhirnya Tari pasrah akan apapun yang akan diperbuat oleh Emma padanya. Ingatkan dia untuk memecahkan GPS Sinar nanti.
"Baiklah. Good, ayo!aku akan mengantarmu ke kamarku" Ucapnya dan menarik Tari.
Sedangkan di dapur. Sinar dengan telaten menyiapkan barang-barang yang diperlukan. Termasuk Pai Ubi Jalar buatan bibinya, yang selalu menjadi favorit semua orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
SunRain
Roman pour AdolescentsCewek pendiam dan dingin banget ini, punya ribuan misteri disekeliling hidupnya. Dulu dia cewek yang punya senyum pepsodent, sekarang bibirnya tipis kayak dilem. Dulu dia rendah hati, sekarang egonya setinggi langit. Hingga takdir mulai bermain dan...