13.Sakit

3.5K 342 4
                                    

Kepalaku hari ini sakit sekali, aku sampai tidak bisa beranjak dari kasur. Jangankan untuk berjalan berdiri saja sangat sulit, pandangan mataku berkunang kunang.

Aku kembali duduk, siapa tau setelah duduk sebentar sakit kepalaku sedikit berkurang.

Tapi ternyata tidak seperti dugaanku, sakit kepalaku tidak mereda sedikit pun, pangan mataku kembali berkunang kunang. Setelah itu semua gelap. Aku pingsan.

Aku tidak tau sudah berapa lama Bi Inah meletakkan kepalanya di ranjangku, sementara badannya di bawah. Dapat ku lihat ia sangat khawatir terhadapku tangannya menggengam erat tanganku, matanya yang bengkak menandakan bahwa ia menangis melihat keadaanku.

Dari dulu Bi Inah adalah orang yang paling khawatir jika aku sakit, Mama dan Papa yang sibuk sampai tidak tau apa yang ku rasakan. Hanya Bi Inah yang ku punya saat ini. Tak terasa air mataku menetes, aku menutup mataku agar Bi Inah tak melihat aku menangis.

"Non Dera sudah bangun?" suara itu membuat aku menghentikan tangisku.

Aku hanya mengangguk. Bi Inah langsung memeluk ku, dan samar terdengar Bi Inah menangis.

"Bibi kenapa nangis? Aku gak apa-apa kok" ucapku menahan tangisku.

"Aku kan kuat" ucapku lagi berusaha tertawa.

"Bibi tau non sedih. Karna Ibu dan Bapak gak ada disini sekarang" ucap Bi Inah melepas pelukannya dan langsung menghapus air matanya.

"Kan aku punya Bibi, aku sayang sama Bibi" aku langsung memeluk Bi Inah dan menangis sekencang kencangnya.

***

Aku nulis part ini sambil berurai air mata *eeaa lebay 😄

Vote yaa. Yang votenya loncat loncat, silahkan balik ke atas trus boom vote.

Yang blom tau cara vote, aku tunjukin caranya.
*cara vote
Cari yang ada gambar bintang kyak gini ⭐. Trus tinggal pencet sampai tu bintang berubah warna jadi oren. Kamu sudah berhasil vote. Yeeeayy 🎉😄

Stay With Me [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang