30.1Jam

2.8K 171 1
                                    

Kami naik mobil Doni, Aldi duduk di sebelah Bian. Syana duduk di depan dengan Doni. Sementara Reno duduk di belakang.

"Jadi obat nyamuk nih gue." kata Aldi, kami semua tertawa mendengar ucapan Aldi.

"Rasain lo!" kekeh Roni sambil menoyor kepala Aldi.

"Kita sampai!!" ujar Syana memberi tahu.

Aku keluar dari mobil, teman-teman Bian membantu Bian untuk duduk di kursi roda.

Ternyata kami di bawa ke pasar malam, dan anehnya pasar malamnya buka saat siang hari. Dan yang lebih anehnya lagi pasar malamnya sepi.

"Kita serius ke sini?" tanya Bian.

"Iya dong." jawab Aldi sambil mendorong kursi roda Bian untuk masuk ke dalam pasar malam itu.

Di sana kami main komedi putar, Bahkan semua permainan di sana kami coba. Gelak tawa tak pudar dari wajah Bian. Aku senang sekali melihat wajahnya yang berseri seri. Ia sangat senang.

Terakhir kami menaiki Bianglala aku berdua dengan Bian. Syana sedang di perebutkan oleh tiga orang aneh sahabat Bian. Tapi akhirnya Syana duduk dengan Doni.

Di dalam Bianglala hanya ada kami berdua, "De?" panggil Bian.

"Iya?" aku menolehkan kepala ku ke arahnya.

"Makasih ya" katanya sambil tersenyum tulus sekali

"Buat?"

"Buat semuanya, buat hari indah yang udah kamu ciptain. Aku seneng."

"Bukan aku yang ciptain tapi mereka" jelasku.

"Aku sayang kamu De" kata Bian, aku deg deg an sekali. Deru nafasnya menyentuh wajah ku, ia berbicara dekat sekali dengan wajahku.
Aku memejamkan mata.

Ia terkekeh geli melihat reaksi ku, "Dera ku sudah dewasa" ejeknya sambil menempelkan jarinya di bibirku.

"Biaaaannn!!" kata ku sambil mencubit pingangnya, aku malu. Kedua pipiku pasti sudah bersemu merah sekarang.

"Sakit De" katanya, biarin aku kesal sekali dengan Bian.

Aku memalingkan muka tidak mau melihat wajahnya.

"De?" panggilnya untuk yang ke 3 kali.

"Apa?" aku menoleh cepat ke arahnya. Aku tekejut saat bibirnya menyentuh pipiku. Ia mencium ku, aku malu.

"Tanda terima kasih aku sama kamu" katanya setelah mencium ku.

Aku tidak menjawab aku masih malu, rasanya aku ingin lompat saja sekarang. Atau menghilang saja. Ahhh malu nya.

Setelah itu kami pulang, di perjalanan pulang muka Bian pucat sekali. Bian menggigil, aku khawatir dengan apa yang terjadi padanya. Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku memeluk nya.

"De?" panggilnya.

"Jaga diri baik-baik, aku sayang kamu" katanya

"Aku juga sayang kamu, kamu jangan ngomong gitu Bian" aku menangis sambil memeluknya erat.

"Aku sayang kamu De, jangan sedih kalau nanti aku pergi" katanya melihatku.

***

Stay With Me [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang