15.Tak terduga

3.3K 218 5
                                    

Aku menggeliat di kasurku, lalu membuka mataku. Aku melihat Syana sedang menyisir rambutnya, dia sudah rapi dengan mengenakan seragam sekolah. Syana tidur dirumahku semalam. Setelah aku curhat panjang lebar dengannya.

"Lo kok gak bangunin gue?" tanyaku

"Lo gak usah sekolah hari ini, lo masih sakit De. Lo harus istirahat" jelas Syana

"Gue males dirumah" ucapku langsung mengambil handuk lalu menuju kamar mandi. Mandi dengan kekuatan super kilat yang ku punya.

Tidak sampai sepuluh menit aku sudah selesai mandi, Syana duduk di ranjang menatapku.

"Lo beneran kuat ke sekolah?"

"Iya, lo bawel ah kayak emak emak kehilangan tupperware"

"Yaudah kalau gitu, tapi kalau lo kenapa-kenapa gue jitak yaa kepala lo"

"Terserah lo aja deh, gue itu kuat kok Sya" ucapku seraya menjepit rambutku.

Setibanya di sekolah semua pasang mata tertuju padaku. Pandanganku tertuju pada satu orang di kejauhan sana yang menatapku dengan senyum menjengkelkanya. Dia Bian, entah mengapa rasanya aku ingin berlari memeluknya. Seandainya saja tidak ada orang disini.

Bian berjalan menghampiriku. Kini dia sudah berada tepat di depanku.

"Lo kenapa kemaren gak masuk?" tanyanya padaku.

"Lo gak sakit kan?" tanyanya lagi sambil memeriksa keningku

"Pegang aja terus, gue cuma tiang listrik ini" ucap Syana dengan suara lantang dia berusaha menyindirku.

Aku langsung menyingkirkan tangannya dari keningku.

"Gak, gue gak apa-apa kok" jawabku

"Udah ah, ke kelas yuk" ajak ku.

Tapi saat menuju kelas pandangan ku tiba-tiba buram mataku ku berkunang kunang setelah itu semua gelap, lalu aku merasa seperti ada yang menangkapku.

***

Aku membuka mata ku lalu menjelajahi isi ruangan ada bau Refanol disana aku berbaring di atas brangkar dengan sepray putih dan infus yang melekat di tanganku. Aku yakin sekali ini rumah sakit. Hey siapa yang membawaku kesini?

"Lo udah bangun De?" tanya Syana yang baru masuk kedalam ruang rawatku.

"Siapa yang bawa gue kesini?" tanyaku pada Syana.

"Bian, udah ah. Gak usah lo pikirin gimana cara dia bawa lo kesini tadi"

"Hah?"

"Bian bawa lo kesini tadi tu di gendong tau gak"

"A..apa? Lo serius?"

"Iya. dia kayaknya suka deh sama lo De"

"Oh ya?"

"Iyalah, kalau enggak dia gak mungkin se panik tadi De"

Otakku mulai mencerna kata-kata Syana.

"Sekarang dia mana?"

"Oh itu, tadi nyokapnya telpon. Katanya di suruh pulang, tapi nanti malam dia mau kesini lagi kok"

"Dia nurut banget ya sama nyokapnya" ucapku sambil membayangkan wajah Bian.

"Assalamu'alaikum" ucap seseorang yang masuk ke ruang rawatku.

***

Hayo coba tebak siapa orangnya?

Stay With Me [Completed]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang