Ingatanku melayang ke novel remaja yang beberapa hari lalu kubaca. Langsung kuambil laptop hitam kesayanganku dan kubuka halaman awal mozila firefox.
www.omegle.com
Langsung ku ketik alamat web tersebut dengan lancar. Sudah lama rasanya aku tidak bermain -okay ralat- membuka website ini maksudku. Terakhir kali aku membukanya adalah ketika 3 tahun lalu, saat aku duduk di bangku kelas 7 Sekolah Menengah Pertama.
Tampilan dari omegle rasanya tidak ada yang berubah, lambangnya pun tetap sama. Hanya saja kini menampilkan beberapa pilihan jika aku ingin masuk kedalam percakapan bersama orang-orang asing yang ada disini. Dan ditambah dengan interest yang ternyata bisa membuatku bertemu dengan seseorang yang memiliki interest yang sama.
Akh memilih chat, karena aku tidak ingin dan tidak pernah mau untuk melakukan video chat. Alasannya adalah karena setauku yang biasanya tampil jika aku mengclick pilihan video, orang yang akan aku lihat adalah orang Eropa atau Amerika atau suku bangsa di luar Asia yang terkadang tidak jelas arah pembicaraannya dan yeah you know, some of them are horny. Dan aku tidak ingin berbicara lebih lama dengan orang orang tidak jelas seperti itu.
Omegle-ku sedang mengirim data ke servernya dan........ yep! Tersambung. Tanpa menunggu orang itu say hi terlebih dulu padaku, aku langsung menyapanya. Daripada aku menunggu orang yang belum tentu menyapaku, jadi lebih baik aku yang menyapanya terlebih dahulu.
Me: Hi!
Untuk ucapan Hi dariku rasanya sedikit berlebihan dengan menggunakan tanda seru. Baik, itu hanya formalitas saja supaya terkesan aku bersemangat.
stranger is typing...
Stranger: 22 m Bandung
Oh My! 22 tahun? Tidak, ini memang tidak terlalu buruk, tapi 22 tahun itu terlalu tua untuk kuajak mengobrol. Bahkan umurku terpaut 6 tahun darinya. Tapi ini dia dari Bandung? oh, yea Bandung adalah salah satu kota favoritku anyway. Tapi karena menjunjung kesopananku, akhirnya aku tetap melanjutkan chat omegle pertamaku yahun ini.
Me: 16 f Jakarta
Tak lama stranger yang berumur 22 tahun itupun mengetik lagi. ah 22 tahun aku jadi ingat lagunya Taylor Swift yang 22.
Stranger: masih kecil ya haha
Me: Apa? anak kecil?! Hey aku sudah remaja om! Bye!
Langsung ku end chat percakapan dengan yang aku yakin dia masih mhasiswa itu. Peduli apa dengan dirinya yang sudah dewasa tapi aku bukan anak kecil!
Aku langsung memulai conversation yang baru. Dan aku tidak tahu kalau sekarang semuanya langsung terhubung dengan yang satu region denganku, maksudku semua stranger disini adalah orang Indonesia. Ya bukannya aku mengharapkan orang Eropa atau Amerika, tapi bosan kan kalau di dunia nyata bertemu dengan orang Indonesia dan di dunia maya pun harus orang Indonesia. Apa mereka menggunakan interest Indonesia? Tapi kalau menggunakan interest harusnya aku tidak akan terhubung dengan mereka, karena aku tidak menggunakan interest apapun.
Hm sepertinya persepsi awalku salah, ternyata omegle banyak berubah.
Okay now stranger's typing...
stranger: Hi f?
Pernyataan pertama dari orang itu membuatku bingung, kenapa harus nanya f? ini orang mau nyari jodoh mungkin. Hm seru juga sepertinya kalau aku kerjain dia.
Me: Yes absolutely! why?
stranger: great! sex camera?
Hah typical laki-laki pasti gajauh dari yang mesum-mesum deh. Berani taruhan, orang yang lagi chat bersamaku saat ini pasti udah half naked atau udah semuanya. Aku bergidik ngeri memikirkannya saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul
Teen FictionPadahal kita ada di belahan bumi yang sama, tetapi kenapa kau tidak bisa melihat bintang yang bersinar terang itu seperti aku bisa melihatnya? Apa itu pertanda kita tak pernah bisa menatap satu masa depan yang sama?