From: 08xxxxxxxxx
De, ini Rio
Aku segera menyimpan nomornya dan langsung membalasnya.
To: Ka Rio
Hai ka, ini Fara haha
*****
Percakapan singkat lewat iPhoneku dengan Ka Rio semalam berlangsung singkat karena waktu sudah sangat larut dan itu membuatku menguap berkali-kali dan yaa akhirnya aku memustuskan untuk izin tidur padanya daripada aku nanti ketiduran dan memberikan kesan yang kurang baik di awal.
Ketukan pintu di kamarku yang disertai teriakkan mama yang membangunkanku dari tidur yang bisa dibilang tidak cukup nyanyak karena aku hanya tidur selama 5 jam, dari pukul 12 malam dan sekarang pukul 5 pagi. oh come on I just need alittle bit sleep again mom.
Dengan sedikit berat hati aku keluar dari tempat tidur dan langsung mengambil pakaian untuk mandi. Dengan gerakan yang menurut mamaku lambat akhirnya aku selesai melakukan kegiatan pagiku termasuk sholat subuh tentu saja. Aku berias beberapa menit hanya untuk menguncir kuda rambutku dan memakai bedak yang tipis kemudian membawa bando hitam kesayanganku ke sekolah jika nanti aku merasa gerah. Dan yap, selesai penampilan yang cukup baik dan sopan untuk seorang siswi SMA. Dan sekarang hanya tinggal mengeluarkan motor dan memanaskannya untuk beberapa menit.
/Drrtt__drrtt__drrtt/
Ponselku bergetar ketika aku menunggu motor Vario biru-ku panas.
From: Ka Rio
Pagi de, jangan lupa sholat ya
Aku tersenyum kecil melihat isi pesan dari kaka stranger ini. Mungkin karena isi pesannya yang mengucapkan selamat pagi dan mengingatkanku untuk sholat layaknya pacar. Baiklah, aku berlebihan. Ya setidaknya ada yang mengucapkan kalimat semangat itu setelah kedua orangtuaku.
Dengan sigap aku membalas pesan singkat dari Ka Rio.
To: Ka Rio
Pagi juga ka. aku udah, kaka juga yaa
Sambil masih tersenyum sendiri aku melihat sms yang ku kirim barusan. Hah ucapan seperti itu saja sudah bisa membuatku tersenyum seperti ini, bagaimana kalau dia bilang suka padaku? Baik, itu sangat melantur. Aku saja baru mengenalnya beberapa jam lalu malah bergikiran seperti itu.
"FARALIISA YUNDA PRAWIRA", teriakan mama membuat senyumanku mengilang dan wajahku yang aku yakin tadi sangat manis berubah menjadi wajah yang sekarang kaget bercampur takut. Kalau mama sudah memanggil nama lengkapku seperti itu artinya ada kesalahan yang aku buat pagi ini. Oh tidak.
"ya ma?", tanyaku dengan melihat mama sekali lalu menunduk.
"Kamu nih panasin motornya kelamaan! Rumah jadi agak bau gini kan! Makanya jangan asik sama hp kamu terus! Cepetan berangkat ke sekolah!", Mama memarahiku panjang lebar tanpa spasi dan ya aku hanya bisa pasrah. Aku sampai lupa mematikan motor hanya gara-gara sms singkat dari Ka Rio, Argh.
"I..iya ma, maaf. Yaudah Fara berangkat ma. Assalamu'alaikum", kataku seraya salim lagi kepada mama yang ditanggapi dengan nasihat pagi lagi. Dan setelah itu aku langsung kabur bersama motor tercintaku menambah ramainya kota metropolitan Jakrta.
*****
"Hoiiii", Teriakanku membuat ketiga sahabatku yang tadinya sedang mengobrol santai menjadi hening dan menatap horror ke arahku. Aku hanya menyunggingkan senyum termanisku dihadapan mereka kemudian langsung mengambil duduk di samping Hesti, sahabatku sejak pertama kali aku masuk SMA Citra Bhakti ini. Sahabat yang paling dekat dan paling pengertian denganku dan paling suka berolahraga diantara aku dan yang lain. Tapi kalau udah marah, gaada saingannya deh. Satu lagi, yang berani cari gara-gara sama dia siap-siap aja di depak dari wajahnya karena bakat Taekowondonya yang 'wow'.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul
Teen FictionPadahal kita ada di belahan bumi yang sama, tetapi kenapa kau tidak bisa melihat bintang yang bersinar terang itu seperti aku bisa melihatnya? Apa itu pertanda kita tak pernah bisa menatap satu masa depan yang sama?