5: Back to Home

4 2 0
                                    

John kembali pulang ke rumahnya dan ia melihat keadaan rumahnya yang sangat sepi. Ia berjalan perlahan-lahan menuju ke dalam kamar tidurnya agar kedatangannya tidak terlihat oleh ibunya. Akan tetapi sayangnya, ibu Lina sedang menonton TV di ruang tamu yang terletak dekat dengan kamar tidurnya. Ibu Lina langsung menengok ke arah John dan merasa sangat terkejut dengan kedatangan anaknya.

"John?" Ibu Lina bingung.

"Ma!"

"Kok? Kamu bisa disini? Bukannya kamu masih di penjara?" Tanya ibunya.

John terdiam sambil tetap menatap ke arah ibunya.

"Kamu kabur ya?"

"I... iya ma!" Jawab John dengan volume suaranya yang sangat pelan.

"Kamu gila ya?!! Kalo orang lain tahu kamu ada disini gimana?" Ibunya mulai membentak anaknya.

"Ma!! Enggak bakalan ada orang yang tahu kalo aku disini!!" John merasa kesal dengan rasa panik ibunya.

"Mama tenang aja lah!" John berusaha mengurangi rasa panik ibunya.

"Gimana caranya kamu bisa keluar dari penjara?" Tanya ibunya yang penasaran.

"Aku enggak tahu ma! Aku cuman tahu kalo tiba-tiba aku udah ada disini." Jawab John.

"Muka kamu kenapa?" Ibu Lina menyentuh salah satu luka di wajah anaknya.

"Tadi habis jatuh." John membohongi ibunya sendiri.

"Yaudah ma, aku mau istirahat dulu!" John berjalan masuk ke dalam kamar tidurnya.

John masuk ke dalam kamar tidurnya dan berbaring di kasurnya. Ia masih memikirkan tentang apa yang sebenarnya sedang terjadi dengan dirinya. Ia mencoba mengingat-ingat sebuah aliran listrik yang sempat dilihat olehnya, walaupun hanya dalam jangka waktu beberapa detik saja.

Ketika John sempat melihat aliran listrik di tubuhnya, ia sangat ingat bagaimana rasanya menjadi seseorang yang memiliki kekuatan. Akan tetapi, ia masih belum dapat merasakan seperti apa rasanya ketika ada orang lain yang menggantikan tubuhnya.

Tiba-tiba, terdengar suara smartphonenya berbunyi yang terletak di atas meja di sebelah kasurnya. John mengambil smartphonenya dan terlihat ada satu chat yang baru saja masuk. Ia membuka chat tersebut dan ternyata chat itu berasal dari Felly. Felly menanyakan kabarnya dan ingin datang menghampirinya ke rumah.

John menjawab chat tersebut dan mengizinkan Felly untuk datang ke rumahnya. Selagi ia menunggu, ia berpikir untuk mencoba mengaktifkan kekuatan listriknya. Ia berusaha menggunakan seluruh tenaga fisiknya untuk mengaktifkan kekuatannya. Namun, setelah berkali-kali ia berusaha, masih belum terlihat sebuah aliran listrik yang muncul di badannya. Ia merasa bahwa dirinya benar-benar tidak mampu mengendalikan kekuatannya.

Tidak lama kemudian, terdengar bel dari arah pintu rumahnya. John berjalan ke luar dari kamar tidurnya dan menuju pintu rumahnya. Terlihat Felly yang baru saja tiba di rumahnya.

"John!" Fenny memanggilnya.

"Hai!" Sapa John.

"Masuk aja Fel!" John mempersilahkan Felly masuk ke dalam rumahnya dan duduk bersama di ruang tamunya.

"Nyokap lu mana?" Tanya Felly.

"Tadi sih ada disini, cuman udah tidur kayaknya dia!" John menjawab.

"John!"

"Hmm?"

"Gua udah tahu semuanya!"

John merasa sangat terkejut mendengar pernyataan Felly, karena itu artinya dia pasti sudah mengetahui kalau dirinya sempat masuk penjara dan melarikan diri dari penjara.

"Lu tahu dari berita ya?" John menduga.

"Iya! Kok bisa sih?" Felly penasaran.

"Fel! Jangan ngomongin itu disini deh! Di kamar gua aja yuk!" John mengajak Felly untuk membicarakan masalahnya di kamarnya. John dan Felly berjalan masuk ke dalam kamar.

"Gua bener-bener enggak ngerti lagi Fel!" John mulai menceritakan seluruh alur permasalahan yang dialaminya.

"Enggak ngerti kenapa John?" Tanya Felly bingung.

"Gua enggak ngerti apa yang sebenernya terjadi sama gua!"

"Maksud lu kenapa lu ngebunuh orang itu?"

"Bukan cuman soal itu Fen, tapi setiap kali kekuatan gua muncul, gua selalu enggak bisa ngendaliin kekuatan gua itu!"

"Jadi selama lu pake kekuatan lu itu, lu enggak sadar sama sekali?"

"Enggak Fel!! Dan yang lebih anehnya lagi, gua selalu ngerasa...."

Tiba-tiba John menghentikan kalimatnya sejenak.

"Ngerasa apa?" Felly merasa bingung dengan ekspresi wajah John ketika sedang membicarakan tentang kekuatannya.

"Gua selalu ngerasa seperti ada orang lain yang menggantikan tubuh gua!" Jawab John sambil menatap ke arah Felly.

"Orang lain?" Maksud lu?"

"Setiap kali kekuatan gua muncul, gua ngerasa bukan gua yang ngendaliin kekuatan gua tapi ada orang lain yang ambil alih tubuh gua!" John menjelaskan segala keanehan yang pernah dirasakannya selama ia memiliki kekuatan itu.

"Siapa?"

"Gua juga enggak tahu siapa! Gua cuman bisa ngerasain doang Fel!"

Felly dan John terdiam sejenak sambil saling bertukar pandang satu sama lain. John merasa benar-benar bingung dengan apa yang harus dilakukannya agar ia dapat memahami dan mengendalikan kekuatannya, tetapi sampai sekarang ia masih belum mengerti semua hal tentang kekuatan yang dimilikinya. Felly ikut merasa prihatin dengan kondisi John yang sekarang, ia takut kalau John tidak akan pernah bisa mengendalikan kekuatannya.

"Gua bener-bener bingung Fel!"

"Bentar deh John! Tadi kan lu bilang kalo setiap kali kekuatan lu muncul, lu itu enggak bisa ngendaliin kekuatannya kan?"

"Iya bener, kenapa memangnya?"

"Kalo lu enggak bisa ngendaliin kekuatan lu, kok lu bisa tahu setiap kali kekuatan lu bakal muncul? Bukannya kata lu, akan selalu ada orang lain yang bakal ambil alih tubuh lu?" Felly meyakinkan jawaban John.

"Sebenernya...., kemarin pas gua kabur dari penjara. Gua sempet lihat kekuatan gua muncul di tubuh gua!" John menambahkan cerita yang belum diceritakannya.

"Hah? Kok itu lu bisa?"

"Iya gua juga enggak tahu Fel, tapi cuman beberapa detik doang! Habis itu gua langsung berubah lagi!"

"Aneh...." Felly berpikir dengan keras untuk mencoba memahami kondisi kekuatan yang dimiliki oleh John.

"John! Gua ada ide!" Tiba-tiba Felly mendapatkan ide cemerlang yang mungkin akan dapat membantu John untuk lebih memahami kondisi kekuatan yang dimilikinya.

"Ide apaan?" Tanya John bingung.

"Gimana kalo lu coba ketemu sama papa gua? Dia soalnya dulu lulusan dari fakultas kedokteran John, siapa tahu dia bisa bantu, ya kan?" Felly memberikan saran dan bantuan kepada John.

"Boleh sih, tapi emangnya dia pernah ketemu pasien kayak gua? Gua kan pasti bakalan beda banget sama pasien-pasien yang biasanya." Tanya John yang merasa ragu dengan kemampuan ayah Felly.

"Ya...., gua kurang tau sih John, tapi kan siapa tahu setidaknya dia bisa kasih saran ke elu."

"Iya sih! Oke deh gua ketemu sama papa lu ya berarti! Boleh minta nomornya?"

"Boleh kok! Nih!" Felly menunjukkan nomor ayahnya kepada John yang tertera di smartphonenya.

"Oke, gua balik dulu ya John! Udah sore nih!"

"Oke Fel! Hati-hati ya!" Felly pamit pulang dan pergi meninggalkan John sendirian di kamarnya.

Setelah Felly pulang, John langsung membuat janji dengan ayah Felly untuk segera bertemu secara pribadi.    

Behind The DarknessWhere stories live. Discover now