9: Time to Prove It!

5 1 0
                                    

Setiap hari John datang ke rumah Felly dan bertemu dengan pak Alvin. Pak Alvin melatih terus kekuatan John agar dapat selalu dikendalikan oleh John dan tidak pernah terlepas dari kendali.

Seminggu, dua minggu, tiga minggu, sebulan, dan setahun kemudian, John semakin lama semakin menjadi merasa sangat mudah di dalam mengendalikan kekuatannya. Ia merasa sangat senang dengan segala pencapaian yang telah berhasil dilakukannya selama ia melakukan latihan bersama dengan pak Alvin. Pak Alvin benar-benar layaknya seorang mentor yang sangat hebat dan sabar dalam melatih seseorang.

"John!" Pak Alvin memanggil.

"Ya pak?" John menengok ke arah pak Alvin.

"Maaf ya! Gara-gara saya, ayahmu harus mengalami kecelakaan seperti itu. Seharusnya saya...."

"Pak! Itu kecelakaan! Itu bukan salah bapak!" John mengingatkan pak Alvin.

John dan pak Alvin saling bertukar senyum satu sama lain. John pergi meninggalkan pak Alvin dan pulang kembali ke rumahnya.

Ketika dalam perjalanan pulang ke rumah, John mencoba untuk mengaktifkan kekuatan listriknya di tangan kanannya. Ia mulai menggunakan teknik-teknik yang telah diajarkan oleh pak Alvin selama kurang lebih setahun. Ternyata usahanya sudah dapat berhasil dengan sangat baik, kekuatan listrik yang menyelimuti seluruh tubuhnya kini tidak lagi mengubah dirinya menjadi seseorang yang tidak dikenalnya.

Mulai hari itu juga, John benar-benar sudah mampu mengendalikan seluruh tubuhnya ketika kekuatan listriknya aktif dan ia dapat mengaktifkan sendiri kekuatannya kapanpun ia membutuhkannya.

Setibanya di rumah, John keluar dari mobilnya dan menghentikan kembali kekuatan listriknya. Ia berjalan menuju pintu rumahnya dan membuka pintu rumahnya. Ketika ia membuka pintu rumahnya, ia merasakan bahwa pintu rumahnya tidak terkunci.

John merasa bingung dengan kondisi pintu rumahnya yang tidak dikunci, karena biasanya kondisi pintu rumahnya selalu terkunci walaupun sedang ada banyak orang di dalamnya. Ia berjalan masuk ke dalam rumahnya dengan perlahan-lahan sambil menutup dan mengunci kembali pintu rumahnya.

Tiba-tiba, muncul sekelompok polisi dari segala arah tempat John berdiri, dari arah dapur, arah ruang tamu, dari atas tangga dan dari balik pintu rumahnya. Salah satu anggota polisi yang muncul dari balik pintu rumahnya langsung mengarahkan pistolnya tepat ke arah kepalanya sehingga langsung membuatnya menghentikan langkah kakinya.

"Berhenti John!!" Bentak polisi tersebut.

Salah satu anggota polisi langsung berjalan mendekati John dan memborgol kedua tangannya. John tidak menggunakan kekuatan listriknya, karena ia tidak ingin mengambil nyawa orang lain lagi untuk yang ketiga kalinya.

"Pak! Saya sudah bilang buk...."

"Jalan!!" Polisi tersebut mendorong John untuk masuk ke dalam mobil polisi.

Setibanya di penjara, John kembali dimasukkan ke dalam ruang selnya. Ia kembali bertemu dengan orang-orang yang sudah pernah ditemui sebelumnya.

"John.... akhirnya si bocah ini balik lagi." Salah seorang tahanan yang berada tepat di sebelah ruang selnya sedang menghinanya.

"Makanya John, jangan kabur! Percuma kan? HAHAHA" Orang itu menertawakan kegagalan John atas usahanya dalam melarikan diri dari penjara.

"Gua enggak pernah melarikan diri!" John meresponnya.

"Ohh ya? Terus kenapa ini orang di sebelah gua balik lagi ke sel? Hah?"

Behind The DarknessWhere stories live. Discover now