"Kenapa papa enggak pernah kasih tahu aku sih?" Tanya Felly kesal.
"Maafin papa Fel! Papa memang enggak mau ada banyak orang yang tahu soal kekuatan papa." Pak Alvin menjelaskan.
"Kenapa gitu pa?"
"Karena jika semakin banyak orang yang tahu tentang kekuatan papa, papa takut...."
"Takut seperti papanya John?" Felly menduga.
"I... iya Fel!" Pak Alvin mengatakan yang sejujurnya kepada anaknya.
"Pa! Papa John melakukan hal seperti itu, karena dia enggak bisa mengontrol kekuatannya, dan papa sekarang sudah bisa mengontrol kekuatan papa kan. Seharusnya papa enggak perlu khawatir soal itu." Felly berusaha menenangkan ayahnya.
Pak Alvin menghembuskan nafas panjangnya dan terdiam sejenak menatap ke arah anaknya.
"Pa! Aku boleh minta tolong sesuatu enggak?" Tanya Felly.
"Apapun akan papa perbolehkan Fel, selama masih bisa papa lakukan!"
"Papa bisa enggak tolongin John untuk membantu dia mengontrol kekuatannya?"
"Fel! Bukannya papa enggak mau nolongin dia, tapi...."
"Tapi apa pa? Apalagi yang papa takutin?"
"Kekuatan John itu sangat berbeda dengan kekuatan papa, Fel!"
"Maksudnya berbeda?" Felly bingung.
"Kalo John menggunakan kekuatannya, dia bisa berubah menjadi orang lain yang sangat berbahaya bagi orang di sekitarnya. Sedangkan kekuatan papa, tidak pernah mengubah papa menjadi orang lain. Itulah alasannya kenapa menurut papa dia mungkin enggak akan bisa mengontrol kekuatannya." Pak Alvin menjelaskan kepada anaknya.
"Pa! Jangan ngomong gitu dong! Papa kan belum berusaha, dan John juga belum berusaha semaksimal mungkin. Aku yakin kok pasti masih ada harapan buat John. Tolong dia ya pa? Pliss!!" Felly memohon dengan sangat kepada ayahnya.
"Oke-oke! Papa akan coba bantuin dia!"
"Makasih pa!" Felly memberikan sebuah senyuman kepada ayahnya. Ayahnya kembali pergi meninggalkan kamar anaknya.
Keesokkan harinya, Felly berangkat ke kampusnya seperti biasa. Setelah selesai kelas, ia melihat John dari kejauhan yang sedang berjalan keluar dari gedung kampusnya.
"John!!" Teriak Felly dari kejauhan.
John menengok ke belakang ke arah Felly dan menghentikan langkah kakinya.
"Ada apa Fel?"
"John, lu udah mau balik ya?"
"Iya, kenapa emangnya?"
"Boleh ngomong bentar enggak?"
"Boleh, dimana?"
"Di taman aja yuk!" Ajak Felly.
John dan Felly berjalan keluar dari gedung kampusnya menuju taman di area dekat kampusnya.
"Kenapa Fel?"
"Papa gua mau ngelatih lu John!"
"Latih gua? Latih apa maksud lu?"
"Latih kekuatan lu!"
YOU ARE READING
Behind The Darkness
Teen FictionJohn memiliki kehidupan yang hampir sempurna hingga suatu saat ia menyadari bahwa dirinya memiliki sebuah kekuatan yang sama sekali tidak dapat dikendalikan olehnya. Kekuatan ini mampu mengubahnya menjadi orang lain yang tidak pernah dikenal oleh si...