8. He's Mad

1.2K 166 5
                                    

Tubuh Jungkook bergerak kesana kemari dengan geram. Pemandangan tadi malam—antara Taehyung dengan Soohyun berkecamuk dipikirannya. Apakah Jungkook cemburu? Kurasa mungkin. Pelajaran matematika Choi ssaem menambah tingkat kegeramannya, sedangkan Soohyun duduk dengan sangat tenang disebelahnya. Sungguh ironi jika kedua manusia itu dibandingkan.

"PR harus dikumpulkan minggu depan!" Choi ssaem merapikan buku-bukunya, lalu beranjak keluar kelas—tanda jam pelajarannya telah habis sejak bel berbunyi tadi.

"Baik, ssaem~"

Awalnya, Soohyun ingin menawarkan roti sandwich miliknya pada Jungkook, namun hal itu dia urungkan setelah melihat raut wajah Jungkook yang ditekuk—terlihat menyeramkan dimata Soohyun.

"Jung, kau lapar?" Taehyung menepuk bahu Jungkook dari belakang. Jungkook hanya menatap Taehyung kelewat datar. Taehyung melepaskan cengkraman dari bahu Jungkook. "Baiklah, aku ke kantin duluan. Soohyun mau ikut?" Tambah Taehyung, sambil tertawa renyah. Jungkook melihat keduanya tidak suka.

Soohyun menggeleng, "tidak, aku memiliki beberapa roti sandwich. Kau mau, Tae?"

Tae bokongku!

Jungkook lantas berdiri, kemudian meninggalkan keduanya dan tatapan seisi kelas yang bingung pada pangerang sekolah itu.

"Tidak, terima kasih. Aku makan di kantin saja. Selamat menikmati sandwich-mu!" Dengan senyum kotak, Taehyung meninggalkan Soohyun dan beberapa roti sandwich-nya. Gadis itu mengendikkan bahu, lalu mulai memakan gigitan pertamanya.

Gadis itu bahkan tidak tahu kalau Taehyung menyusul Jungkook ke rooftop sekolah.

Di lain sisi, Jungkook menyederkan seluruh tubuhnya pada dinding gedung di rooftop—tempat favoritnya jika ia ingin sendiri. Laki-laki bermarga Jeon itu menghela napasnya. Kenapa dia bisa bertingkah seperti ini?

"Kau kenapa, Jung?"

Jungkook mengintip sedikit—sepasang sepatu converse hitam milik Kim Taehyung berada dihadapannya sekarang. "Tidak apa-apa", jawab Jungkook singkat. Taehyung menghela napasnya, lalu duduk disamping Jungkook. "Kau berubah."

Jungkook menaikkan salah satu alisnya, "Maksudmu?"

"Kau berubah semenjak ada Soohyun. Biasanya kau tidak mau mengurusi hidup orang lain?"

"Maksudmu, aku mencampuri urusan perempuan itu? Ha-ha yang benar saja!" Jungkook tertawa renyah. Taehyung hanya menatap datar lawan bicaranya itu. "Lupakan. Bagaimana kabar kedua orangtuamu?"

Jungkook terdiam. Apa yang harus Jungkook jawab? Baik?

Bahkan sudah seminggu ini Jungkook tidak menelepon kedua orangtuanya

"Mereka baik."

Jungkook bangkit berdiri, meninggalkan Taehyung dan pergi menuju ke kantin sekolah. Sebelum itu, bahu mereka bertabrakan—entah Jungkook sengaja atau tidak. Jungkook tidak suka pada orang yang menanyai tentang orangtuanya. Taehyung hanya mengendikkam bahu, lalu menyusul Jungkook ke kantin.

♤♡◇♧

Hari pertama sebagai pekerja part time tidak buruk. Jungkook dapat mengatasi banyak pelanggan saat suasana kafe sedang ramai. "Kerjamu bagus juga", Soohyun menepuk bahu Jungkook, laki-laki itu hanya mengacungkan jempolnya. "Kukira kau tidak jadi bekerja kemarin."

Jungkook menghela napasnya, "kemarin, kan aku pindah, bagaimana bisa bekerja, sajangnim?"

Soohyun tertawa, terlihat cantik dimata Jungkook. Jungkook menggeleng kepalanya, lalu memfokuskan dirinya kepada pelanggan yang sudah berdiri dihadapan meja kasir.

Jungkook mengetik pesanan pelanggan perempuan tersebut— satu ice vanilla latte. "Atas nama?" Tanya Jungkook tanpa menatap pelanggannya.

"Yoo Bae."

Tunggu, nama itu tidak asing ditelinga Jungkook. Dia menghentikan jari-jarinya yang bermain dilayar monitor tadi. "Kau—"

"Ya, bisa kita bicara nanti? Dengan Soohyun juga."

Jungkook tidak menjawab. Dia malah mengetik nama perempuan itu dengan kesal. Yoo Bae adalah kakak kelas yang membuat masalah dikelasnya dan menumpahkan kopi ke seragam Soohyun. Apa dia kurang kerjaan beberapa hari yang lalu?! Batin Jungkook, geram.

"Maaf disini sedang ramai. Tolong tunggu pesanan anda." Jungkook segera membuat satu ice vanilla latte kepada Yoo Bae. Perempuan itu menatap punggung Jungkook yang lihai membuat pesanannya. "Silahkan dinikmati", Jungkook memberikan satu cup ice vanilla latte.

"Terima kasih", perempuan itu tersenyum, kemudian menuju meja yang posisinya didekat kaca yang membatasi Soo's Café dengan pemandangan Kota Busan. Dia menyesap ice vanilla latte buatan Jungkook sambil memperhatikan orang-orang yang sedang berlalu lalang. Jungkook sekejap melirik perempuan itu—apa dia akan menunggunya dan Soohyun? []

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet Dream; Jeon JungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang