Third person' Point of View
Terima kasih kepada hari senin—dimana Soohyun kembali duduk dikelasnya dengan Jungkook yang berada disebelahnya. Pria itu bahkan mengacuhkannya sejak pelajaran matematika tadi pagi.
Apa dia marah padaku?
Tidak mungkin! Harusnya aku yang marah padanya karena mengacuhkanku!
"Sedang lihat apa kau?" Suara Jungkook membuat Soohyun tersadar dari lamunannya—yang memang daritadi menatap Jungkook dari samping dengan berbagai argumen yang memusingkan.
"Ti-tidak!"
Persetan dengan pipinya yang memerah karena malu, Soohyun kini hanya ingin fokus pada bekalnya saja. Ketika suapan pertama bekal nasi gorengnya yang gadis itu buat sendiri mendarat didalam mulutnya, dia menangkap suara yang ditujukan untuknya.
"Jadi ini anak kaya sombong itu, ya? Yang berani mendekati Jungkook-ku?!"
Sebuah suara tinggi dari seorang gadis berambut panjang yang juga dikelilingi oleh 3 gadis berambut panjang dibelakangnya menghentikan acara makan Soohyun. Gadis yang diajak bicara itu menatap lawan bicara yang memang tidak dikenalnya dengan heran, "apa maksudmu?"
Gadis yang tidak diketahui namanya itu melempar segelas kopi kearah Soohyun. Tubuh gadis itu seketika penuh dengan noda hitam. "Yya!", Jungkook berdiri lalu membentak gadis tadi yang menumpahkan segelas kopi pada Soohyun. Soohyung langsung menahan Jungkook. "Hajima", lirihnya pelan. Jungkook terlihat marah, terlihat dari sorot matanya yang tajam menatap gadis-gadis tersebut.
"Jungkook, a-aku tak bermaksud..", gadis itu membuat suara yang terkesan genit dan menggoda Jungkook. 3 gadis pengikutnya juga menatap Jungkook dengan tatapan yang memuakkan.
Dengan tajam, Jungkook menatap mereka, "keluarlah, aku tak mau melihat batang hidung kalian!"
Tanpa aba-aba, keempat perempuan itu langsung pergi dari hadapan Jungkook dan Soohyun. "Kau tak apa?" Tanya Jungkook kemudian. Soohyun tersenyum, lalu menggeleng, "aku tak apa. Aku permisi."
Dengan cepat, Soohyun pergi menuju toilet dan berusaha membersihkan noda kopi yang terlukis dengan indah di kemeja putihnya. Dibiarkannya air mengalir dengan bebas di kemejanya—basah dan hitam karena noda kopi.
Tiba-tiba saja, terdapat suara ketukan yang berasal dari luar toilet wanita dan itu menghentikan aktifitas Soohyun. Gadis itu mematikan kran air dan bergegas membuka knop pintu. Terdapat manusia berjenis kelamin laki-laki berdiri dihadapan Soohyun
Jeon Jungkook?
Soohyun menggumam begitu jelasnya sehingga Jungkook dapat mendengarnya. Setelah tersadar akan tingkahnya, Soohyun segera menutup pintu toilet dengan sangat cepat, bahkan gadis sendiri tak tahu sudah menutupnya dengan sempurna atau belum. Lalu, Jungkook langsung menahan pintu tersebut dengan kakinya.
"Byuntae! Mengapa kau ada disini?! (Mesum!)", nada Soohyun meninggi—hanya saja terkejut dengan eksistensi Jungkook dideoan toilet perempuan. Bagaimana nanti jika ada siswa atau siswi yang lewat dan berbicara yang aneh terhadap Jungkook?!
Sesaat kemudian, keadaan menjadi hening sampai Jungkook menarik pintu yang ditahan dengan kakinya. "Ini—" Jungkook memberika sebuah paper bag yang berisi setelah seragam ganti dari UKS untuk Soohyun. "—cepatlah ganti, pelajaran akan segera dimulai."
Soohyun menerimanya dengan menunduk—takut netranya bertemu dengan pemilik hazel lawan bicaranya. "Aku duluan."
Jungkook menarik kakinya kembali, lalu pergi berlawanan arah dengan arah menuju ke kelasnya. Soohyun menatap paper bag yang barusan diberikan oleh Jungkook. Tanpa berpikir panjang, perempuan dengan surai panjang bergelombang itu pun langsung mengganti seragamnya dengan yang sudah diberikan oleh Jungkook barusan.
♤♡◇♧
"Aku melihat Jungkook izin ke Taehyung untuk pergi ke ruang UKS tadi. Tumben sekali!" Soyeon menepuk pundak sang korban—Park Soohyun tentunya, dan sang korban hanya bisa meringis kesakitan. "Ah, dia tidak pernah ke UKS sebelumnya—"
"—tapi tumben sekali dia kesana! Oh ya, apa Jungkook berpapasan denganmu tadi?"
Soohyun hanya menatap malas lawan bicaranya, "well, dia memberikanku seragam ganti." Sambil menunjukkan kemeja putih yang bersih dan berbanding terbalik dengan apa yang menimpa kemeja asli Soohyun beberapa waktu yang lalu. Soyeon hanya bisa menatapnya dengan berbinar, "jjinja?! (Benar?!)".
Yang ditanya hanya mengangguk dengan wajah innocent miliknya—sambil menatap kursi disebelahnya yang kosong. Kata Taehyung, Jungkook belum kembali semenjak dia izin untuk pergi ke UKS.
"Bagaimana jika sepulang sekolah nanti, kau, Chaewoo, dan Taehyung datang ke kafe?"
Soyeon mengulas senyumnya, "kafe milikmu? Yang Soo's Café?!"
Soohyun mengangguk, "bukan milikku. Aku hanya mengelolanya."
"Keren! Baiklah, aku akan ikut—"
"—CHAEWOO TAEHYUNG DIMANA KALIAN?! AYO KITA PERGI SEPULANG SEKOLAH NANTI!"
Dan berakhir dengan Soohyun dan anak-anak yang lain menutup telinga mereka.
Teriakan seorang Lee Soyeon benar-benar seperti ledakan bom atom!
Di lain sisi, Jungkook bersandar pada pembatas rooftop, ia merapatkan jaket kulit dan netranya menangkap sosok yang membuatnya terlihat kesal, ingin marah, tapi ke siapa?
"Soohyun itu baru sebentar masuk sudah mendapat masalah, ya?", gumamnya sambil memijat keningnya. "Ah, untuk apa aku memperhatikannya? Tidak bergu—"
"—ah, aku tetap harus mengawasi gadis itu!" Lalu berakhir dengan rambut cokelatnya yang menjadi korban jambakkan maut seorang Jeon Jungkook.
Tiba-tiba saja, terdapat suara yang tertangkap oleh telinga Jungkook. "Sudah kuduga kau ada disini", sahutnya dengan senyuman secerah matahari lalu duduk di sebelah Jungkook.
"Hyung?", tanya Jungkook. "Untuk apa kemari? Bukannya jadwalmu padat di studio?" Tambahnya. Pasalnya, Hoseok dan Yoongi itu sangat sibuk saat memulai debutnya sebagai seorang komposer musik.
Hoseok tertawa, "hidupku tidak selamanya berada didalam studio bersama Yoongi hyung. Aku juga harus mencari udara segar. Awalnya, aku dan Yoongi mau langsung ke atap ini, lalu mengirimmu pesan agar menghampiri kami. Tapi karena kau ada disini, ya sudah deh."
"Lalu, Yoongi hyung ada dimana?", tanya Jungkook. Hoseok menghela napas, "dia akan kemari. Tunggu saja dalam beberapa detik."
Benar saja, tak beberapa lama kemudian, dari balik pintu datanglah sesosok Min Yoongi yang menghampiri Jungkook dan Hoseok dengan tergesa-gesa. "Yya—", ucapnya sambil mengatur napas. "Kenapa... ha.. kau.. ha... meninggalkanku... dibawah? Astaga... aku lelah sekali! Sekolah ini masih tidak memiliki lift ya?!"
Jungkook terkekeh, kedua alumni Busan High School—sekolah Jungkook—Jungkook anggap hyung-nya ini benar-benar terlihat bodoh tapi care dalam waktu yang bersamaan.
Bingung? Sama, Jungkook juga.
"Hyung—", panggil Jungkook.
Kedua hyung-nya menoleh, "wae?", tanya mereka.
"—Aku pergi dulu, jam pelajaran akan segera dimulai. Geundae... (tapi...) mari kita berkumpul nanti sore di Soo's Café tempat Seokjin hyung bekerja, okay?"
"Secepat itukah?! Hei! Kami baru saja sampai!" Ujar Hoseok.
"Ah sial, baru saja aku selesai menaiki tangga sialan itu dan anak ini malah membuatku menuruninya lagi!" Ujar Yoongi, kesal.
Jungkook tertawa lalu bangkit dari posisi awalnya lalu pergi meninggalkan kedua hyung-nya itu. "Nanti kutraktir!" Teriaknya dari balik pintu.
"Wah, bocah brengsek itu...", gumam Yoongi, tidak terima.
Hoseok bersandar pada tembok, bergumam kalau Yoongi itu berisik seperti kakek tua. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Dream; Jeon Jungkook
Fanfic[ PENDING ] Hari pertama sekolah bagi Park Soohyun sangatlah 'indah'. Bagaimana tidak? Gadis itu di ajak lari oleh seorang Jeon Jungkook dan bonus tugas matematika juga dia dapatkan di hari pertama sekolah. Bukan hanya itu saja, Soohyun juga mendapa...