Cahaya lampu warna warni disekitar membuat ku tidak yakin dengan apa yang barusan ku lihat. Namun sosoknya semakin nyata, menggunakan kaos putih polos, bergerak perlahan ke arah ku,tanpa mengalihkan pandangannya dari ku.
Aku diam terpaku, bagaikan patung. Apapun yang dibicarakan oleh Vinales di samping ku saat ini rasanya tak penting lagi. Bahkan di tengah keramaian pun aku masih bisa mendengar detak jantungku yang berdegup semakin kencang.Semakin dekat dia padaku, semakin aku merasa gugup. Ku tatap seluruh tatoo di seantero tangannya, masih sama tanpa ada yang di tambah dan di hapus-sepertinya.
membuat ku teringat saat di mana pertama kali aku dan dia memporak porandakan tubuh nya yang masih polos, dengan coretan coretan tinta tatoo di studio tatoo terkenal milik temannya.Dan kini dia hanya berjarak satu meter di depanku..
Justin..
tanpa sadar aku menyebut namanya dalam hati .
- HARRY STYLES -
Ku kira, Jika aku kembali agak larut , Suasana hati Lian sudah mebaik.namun sudah hampir tiga jam aku menunggu Lilian dengan cemas, sambil duduk bersandar di depan pintu apartemenku yang bersebelahan dengan pintu apartemennya.
Aku sengaja menyewa apartemen yang langsung bersebelahan dengan apartemen Lilian- meskipun aku memiliki rumah-yang jaraknya satu setengah jam perjalanan dari kampus jika ditempuh dengan mobil - hanya agar aku bisa lebih sigap saat Lilian membutuhkan ku. Apartemen ini pun jaraknya hanya 15 menit dari kampus kami jika berjalan kaki.Dan akan lebih cepat jika ditempuh menggunakan kendaraan.
Aku takut membiarkan Lilian sendirian tanpa siapapun disekitarnya. Mengingat apartemen nya cukup luas untuk ditinggali oleh satu orang, dan sudah banyak kasus yang terjadi di sini.Pencurian, Penculikan bahkan pembunuhan. Entah mengapa, terhadap wanita yang satu ini aku memiliki semacam ketakutan yang terlalu berlebihan, tingkat kecemburuan ku padanya-pun kadang tak dapat ku kontrol
apa aku sepayah itu ??
Namun selalu ada rasa untuk melindunginya.walau kami bertengkar, aku tak pernah berniat untuk benar benar menyakitinya. Tidak sama sekali.
Kami bisa saja tinggal satu atap, namun Lilian melarang ku, sebab tidak akan terdengar bagus bila Ayahnya mengetahui bila putri bungsunya tinggal satu atap dengan pria yang belum menjadi suaminya.Terdengar klise memang, namun itulah yang terjadi. Akan tetapi sesekali aku menginap di apartemennya dan dia pun kerap menginap di apartemen ku. Selagi tidak ketahuan oleh ayahnya.
Jika ku pikir kembali, aku merasa bersalah setelah membiarkannya pergi dengan cara seperti itu sore tadi. Namun akupun belum memaafkannya, mengingat; yang pertama, dia melupakan hari bersejarah kami. Hari Anniversary hubungan kami yang ke-3 tahun.. Aku tidak mengerti mengapa aku terlalu bersemangat setiap kali menemui hari jadi hubungan kami..ke dua, dia membiarkan Vinales menyentuh separuh bagian dari dirinya. Ku lihat kembali ponsel ku, memandang foto yang dikirimkan Vicky padaku. Ingin rasanya aku membanting handphone ku ke dinding apartemen!Aku bisa saja mengabaikan jika Lilian melupakan hari jadi hubungan kami.tapi tidak jika ia disentuh oleh pria lain.tidak!
dimana dia sekarang? harusnya dia sudah berada di sini dari beberapa jam yang lalu. Kenapa dia belum kembali ? sedari sore aku terus menghubungi nya namun di reject .
Apa mungkin dia pulang ke rumahnya di San Fransisco? aku hanya perlu kepastian agar bisa menyusulnya-Toh jarak nya hanya satu jam perjalanan jika ku tempuh dengan mobil.sebegitu marahkah ia pada ku hingga tidak pulang ke apartemen?
Aku mengutak atik handphone dan mencoba menghubungi Selena, saudaranya.
"Harry?ada apa kau menghubungi ku malam-malam begini??" jawabnya di seberang
KAMU SEDANG MEMBACA
Between My Past and My Future
Teen FictionLiliana Aurora adalah seorang Mahasiswi Tingkat Akhir yang mengambil jurusan Bisnis di Universitas Stanford, California. Berusaha mengejar ketertinggalannya dalam meraih gelar sarjana, ia malah diperhadapkan pada kisah cinta nan rumit dengan 3 pria...