Zee POV
Hi, namaku Zee. Tepatnya Ziya Annabelle Morrison. Saat ini aku berumur 16 tahun, sekarang aku duduk dibangku kelas 2 Senior High School (SHS). Aku punya 2 sahabat bernama Justin Bieber dan Amily Xander. Justin sahabat pertamaku, kami sudah bersama sejak umur 5 tahun. Rumah kami bersampingan, bahkan balkon kamarku dan kamar Justin pun hanya berjarak 1 meter. Aku sering melompat ke kamarnya saat aku bosan di kamarku. Begitu pula dengan Justin.
Kami sering bermain bersama di rumahku, bahkan kami sering tidur berdua di kamarku. Papa dan mamaku telah menganggapnya sebagai anak sendiri. Sangat lucu bila mengenang masa kecil itu, namun aku juga ingin menangus bila mengingatnya, karena sekarang Justin lebih sering bersama Ami dibanding dengan ku.
Ami masuk ke kehidupan kami 3 tahun yang lalu, dan dia mulai menjadi sahabat kami sejak itu. Aku sangat mempercayai Ami. Aku menceritakan semua yang ku alami bersama Justin padanya. Bahkan aku menceritakan bahwa aku menyukai Justin. Oh salah, aku mungkin sudah mencintainya saat ini. Tapi kepercayaanku hilang begitu saja karena 1 tahun yang lalu Ami mengatakan bahwa dia mencintai Justin. Walaupun aku sahabatnya, dia tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkan dan merebut Justin dariku. Apa-apaan itu, padahal dia tahu semuanya, aku menceritakan semuanya secara detail tentang perasaanku ke Justin padanya. Dia masih ingin merebut Justin dariku, biadab sekali dia.
Tapi kurasa sekarang dia berhasil, karena sekarang Justin lebih sering bersamanya dibanding denganku. Oh, Tuhan! Kurasa aku sangat bodoh karena tidak bisa berbuat apa-apa saat orang yang ku cintai direbut oleh sahabatku sendiri. Yang ku lakukan hanya mengurung diri di kamar, merelakan mereka berdua pergi bersama.
“Zee, makan malam sudah selesai. Cepat turun”.
“Iya ma, sebentar lagi aku turun”. Aku ikut berteriak untuk menjawab teriakan mamaku.
Aku duduk di pinggir tempat tidur dan melihat jam panda yang terduduk manis di atas meja dekat tempat tidurku. “Ya ampun “, aku menepuk jidatku sendiri. Teryata sudah 2 jam aku berdiam diri di kamar hanya untuk mengenang masa kecilku dan curhat pada diriku sendiri.
“Aku ini memang sangat bodoh, bisa-bisanya aku dikamar selama 2 jam hanya untuk memikirkan mereka yang belum tentu memikirkan ku juga. Kenapa aku tidak belajar saja. Dasar idiot”.
Aku turun ke bawah dan menuju ruang makan keluarga. Aku duduk di samping adikku Havri, Havry Ivory Morrison. Ya, kami 2 bersaudara. Dia juga sering bermain dengan Justin, aku merasa kalah darinya. Padahal aku yang lebih dulu mengenal Justin. Kami sudah menjadi sahabat saat Havry masih dalam kandungan. Tapi sekarang Justin lebih memilih bersama Ami atau pun Havry. Setelah makan malam selesai, aku kembali ke kamar. Membuang semua fikiran tentang Justin dan Ami yang telah mengusikku sejak tadi. Dan mulai membuka buku pelajaran ku untuk besok.
Aku tergolong siswi beprestasi di sekolahku. Mendapatkan juara kelas, juara umum, bahkan aku juga mendapatkan beasiswa dari sekolahku. Walaupun papaku tergolong penyumbang dana terbesar di sekolahku, aku yang pintar ini mengambil kembali uang itu karena beasiswa yang ku dapat.
******
Setelah mengerjakan PR dan membahas tentang pelajaran besok, aku pergi ke jendela, aku menyibak tirai kamarku dan melihat lampu di seberang sana masih saja mati. Apakah dia sudah tidur, atau dia masih bersama Ami. Tiba-tiba lampu kamar Justin hidup dan ada yang berjalan ke arah jendela. Aku langsung menutup tirai kamarku dan bersembunyi di baliknya. Kudengar Justin membuka jendela kamarnya dan terdengar suara hentakan kaki di balkon kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember When
Teen FictionNamaku Zee, tepatnya Ziya Annabelle Morrison. Aku menyukai sahabat kecilku bernama Justin Bieber. Kami mendapatkan sahabat baru saat usia kami 13 tahun. Dia bernama Amily Xanders. Aku memberitahu nya bahwa aku mencintai Justin. Dan kalian tahu apa...