part 3

1.1K 17 2
                                    

Dia sangat menyukai panda.

Asal kalian tahu saja, semua barang-barang yang ada di kamar Zee panda. Jam meja, boneka, sarung bantal, sandal rumah, jam tangan, karpet, selimut, bahkan celana dalamnya bergambar panda.

Setelah membeli boneka untuk Zee. Aku membungkusnya dengan bungkus kado berwarna kuning. Zee sangat benci warna kuning. Dia pernah menbuang mobil-mobilan Havry yang berwarna kuning saat kami berumur 7 tahun dan Havry 2 tahun.

          Tentu saja Havry menangis karena perbuatan Zee. Zee hanya memberikan salah satu koleksi boneka pandanya dan mengelus kepala Havry agar berhenti menangis. Zee sangat menyayangi Havry. Dia kakak yang baik menurutku. Kita lihat saja reaksinya saat mendapatkan kado ini.

          Aku tidak menuliskan nama di kado yang akan aku berikan ini. Aku hanya menyuruh penjaga toko agar menyulamkan namaku di kaki boneka panda itu. Ukuran tulisannya sangat kecil, namun bila diperhatikan dengan seksama pasti dia bisa melihatnya.

Author POV

          Hari ini hari minggu, Justin tidak mau menggalkan tempat tidurnya yang empuk dan nyaman itu. Justin menarik selimut hingga menutupi kepalanya karena secercah cahaya matahari menusuk matanya. Cahaya tersebut semakin menyebar ke dalam kamarnya. Justin benar-benar merasa terganggu dengan itu. Ia terpaksa menyibak selimutnya dan mengedarkan pandagannya ke seluruk kamar. Justin menemukan Ami di dekat jendela kamarnya, menatapnya dengan senyuman manis.

          “Kenapa kau ada disini? Bagaimana kau bisa masuk, hah?” tanya Justin tajam.

          “Tentu saja aku masuk dari pintu depan, meminta izin pada mommu agar ia mengizinkanku masuk untuk membangunkanmu.”

          “Tapi pintu kamarku dikunci, bagaimana bisa kau masuk?” Justin hanya memiliki 3 kunci kamar, satu ada padanya, satu pada momnya, dan yang satunya ada pada Zee.

          “Dari mana kau-“ Justin sangat terkejut dengan apa yang ditunjukkan Ami.

          “Zee yang memberikannya padaku, tentu saja aku menerimanya dengan senang hati.”

          “Tidak mungkin dia memberikannya padamu!” tatapan tajam Justin melayang pada Ami.

          “Lalu bagaimana kunci ini ada padaku kalau dia tidak memberikannya” Justin hanya menghela nafas dan berjalan masuk ke dalam kamar mandi.

          Justin keluar dari kamar mandi. Fanya masih ada di dalam kamarnya. Ia memutar bola matanya. Justin berbalik keluar dari dari kamar. Namun Ami mencekal tangannya dan mengajak pria itu sarapan di luar. Justin menurutinya. Percuma saja jika ian menolak permintaan makhluk di depannya ini.

         Di satu sisi, Zee sedang memperhatikan Justin yang membukakan pintu mobilnya untuk makhluk aneh berambut panjang. Sekilas ia melihat Justin menatap ke arah jendela kamarnya. Zee langsung menutup tirai kamarnya agar Justin tidak melihatnya. Zee merutuki dirinya sendiri karena ia hanya bisa berdiam diri melihat orang yang dicintainya pergi bersama makhluk aneh seperti Ami.

          “Derrrrtt…Derrrrtt…Derrrrtt…” ponsel Zee bergetar randa panggilan masuk. Zee meraih ponselnya di atas meja. Ia mengerutkan dahinya melihat nomor baru tertera dilayar ponselnya.

          “Halo, ini siapa?” tanya Zee pada seseorang di seberang sana.

          “Ini Skandy, kenapa kau tidak pernah mengimpan nomorku sih,” ucap Skandar kesal.

          “Ooo, hahahha maafkan aku. Ada apa Skandy?”

          “Aku ingin mengajakmu keluar, sekitar setengah jam lagi kau akan ku jemput, oke?”

          "Aku tidak bisa Skandy, aku banyak pekerjaan hari ini.”

          “Oh, ayolah Zee. Tidak bisakah kau meluangkan waktumu sedikit saja untukku hari ini. Satu jam saja sudah cukup untukku.”

          “Tidak bisa Skan, aku harus mengerjakan makalah Sejarah, PPT untuk Biologi, belum lagi tugas Matematika dari halaman 192-210.” Ucap Zee panjang lebar. Ia menghela nafasnya. “ Aku harus menyelesaikannya semuanya hari ini Skan, menyerahlah untuk membujukku, oke.” Lanjut Zee.

          “Oh, baiklah.” Zee tahu bahwa Skandar sedang memutar bola matanya di seberang sana. “Kali ini aku akan melepaskanmu,tapi jika lain kali aku mengajakmu lagi, kau harus mau, oke.” Paksa Skandar pada Zee.

          “Terserahmu saja.”

          “Oke, kalau begitu aku pergi dulu. Bye Zee.”

          “ Hmm..” Zee menutup telpon dan mematikan ponselnya agar tidak ada lagi yang mengganggunya hari ini.

          Akhirnya Skandar memutuskan untuk berjalan-jalan sendri.

Skandar POV

          Pada akhirnya aku tahu Zee akan menolak ajakanku.

Selalu saja seperti ini, dia tidak pernah mau pergi berdua denganku. Kalau saja Justin ikut, dia pasti akan dengan senang hati pergi bersama. Ya, aku sudah tahu semuanya. Mereka berdua memang saling menyukai, namun mereka terlalu gengsi untuk mengakui perasaan masing-masing. Dan seperti inilah jadinya, Zee sering tersakiti karena Ami sering berduaan dengan Justin.

          Jika kalian bertanya ‘apakah aku juga sakit’, maka aku akan menjawabnya dengan ‘ya, tentu saja ini sakit’. Orang yang betul-betul ku cintai tidak menyukaiku. Tapi aku tidak masalah dengan ini. Aku malah senang bila akhirnya dia bersama Justin. Seperti kata orang-orang dulu, ‘kau bisa bahagia bila orang yang kau cintai bahagia’. Walaupun orang yang membuatnya bahagia bukan aku.

          Aku memasuki restoran yang berada di pusat kota. Aku duduk di meja yang berada di pojok ruangan. Aku memesan jus jeruk dan ayam panggang barbeque untuk makan siangku hari ini. Tak berapa lama setelah aku memesan, aku melihan Justin dan Ami memasuki restoran ini dan duduk membelakangi ku.

          Mereka tidak menyadari keberadaan ku di sini, karena saat mereka masuk aku menutupi wajahku yang tampan ini dengan buku menu restoran. Aku bisa mendengar semua percakapan mereka dari ini, walaupun itu hanya samar-samar saja.

          Aku mempertajam pendengaranku agar aku dapat mendengarkan pembicaraan mereka lebih jelas. Aku tahu ini perbuatan yang tidak baik, tapi ini demi Zee. Ini demi orang yang aku cintai. Aku juga harus bisa membuatnya bahagia bukan?

          “Justin!” sekilas aku meirik Ami dan melihat tangannya sedang menggenggam tangan Justin yang langsung ditepis oleh pria itu. Sepertinya akan ada hal menarik yang terjadi di sini.

          Aku mengambil ponselku dan merekam semua kejadian menarik dibelakangku. Bila saatnya sudah tepat, aku akan memberikan video ini pada Zee. Semoga ini bisa membuatnya bahagia nantinya. Setelah mereka selesai berdebat, mereka meninggalkan restoran. Dan itu artinya aku bisa menyantap makananku.

          Aku membayar pesananku dan kembali memjelajahi pusat kota ini. Aku sangat bersyukur Zee menolak ajakanku tadi. Jika Zee ikut denganku, ia akan melihat Justin dan Ami jalan berdua. Itu akan semakin menyakitinya. Dan aku pasti tidak akan mendapatkan video menarik seperti ini.

_____________

part 4 maaf kalo banyak yan typo. like and coment 

thank you. love you.

Skandy :D

Remember WhenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang