By. Riesta meyliandinie
"Aku akan menikah dengannya, Shi," ucapan Abel yang tiba-tiba, membuat mata Sashi terbelalak lebar, bukan karena terkejut, tapi karena tak suka, tak suka akan keputusan Abel sahabatnya itu. Bibir Shasi meringis sinis. Lagi-lagi bukan karena dirinya iri atau sirik. Ya, andai Abel memberi kabar akan dinikahi oleh Prasetyo kekasihnya itu, disaat dirinya masih gadis, Sashi pasti akan dengan senang hati ikutan menjerit bahagia, dan segera memberinya pelukan hangat penuh cinta, tapi, Abel sudah punya suami, apa bukan tindakan gila, kalau dia katakan akan menikah dengan Prasetyo, yang menjadi selingkuhannya itu, gila.
"Dia bilang, dia akan meresmikan hubungan kami ini," lagi-lagi Sashi harus mendenguskan nafasnya, sebal, "Nggak tahu malu ni anak," rutuk batinnya. Diliriknya Abel yang masih senyum-senyum sendiri, entah apa yang terlintas dibenaknya saat itu, atau memang sahabatnya itu memang sudah tidak waras?
"Terus kamu mau cerai sama suamimu gitu?" pertanyaan Sashi segera dijawab dengan gelengan kepala Abel.
"Loh?" tanya Sashi lagi, dia nggak bisa berfikir lagi dengan tindakan Abel yang nyeleneh.
"Kenapa harus cerai, kalau Bang Bayu tidak tahu rencana kami ini?" kali ini mulut Sashi yang berdesis tak percaya. Astaga!
"Hellow Abel, situ waras? menurut agama, wanita itu nggak boleh poliandri, secara hukumpun, kamu juga bisa dipenjara, kalau melakukan hal itu, istigfar Bel, istigfar, kamu benar-benar dibutakan oleh cinta setan," sungut Sashi panjang lebar, Abel terdiam, mulai tampak berpikir,
"Kalau memang harus bercerai, ya kenapa tidak, aku toh sudah capek berumah tangga dengan Bang Bayu, nggak ada romantis-romantisnya, sibuk terus, tugas melulu, sehingga aku jadi sering kesepian, lagi pula Mas Pras sudah banyak memberiku kesenangan dan kebahagiaan, nggak seperti Bang Bayu," ujar Abel mulai membanding bandingkan, Sashi mulai mengumpulkan semua emosinya, kali ini Abel tidak bisa dibiarkan begitu saja.
"Kamu itu sudah dikasih berapa banyak sih sama dia, Bel? terus, masa kamu segitu gampangnya, melupakan apa aja yang sudah suamimu kasih? ingat siapa kamu dulu, Bel," tukas Sashi, suaranya mulai meninggi, kesal, mukanyapun memerah menahan marah, teman SMAnya ini, harus segera disadarkan.
"Ah, kamu nggak ngerti sih Shi," ujarnya tanpa mengindahkan kata-kata sahabatnya sedikit pun, up to you.
###Sedikit dulu ya, sambil lihat2 ada yang baca atw nggak, kangen juga nulis di sini. Seperti dulu bintang n komennya selaku di nanti ya prens