By. Riesta meyliandinie
Pra tugas sudah berakhir, kunjungan-kunjungan dari para pejabat terkait juga sudah selesai, pemberangkatan pasukan ke tanah tugas tinggal menghitung hari saja, sedikit di beri kesempatan untuk cuti beberapa hari buat bertemu keluarga, sebentar saja, sekedar untuk pamit dan mempersiapkan mental untuk berpisah beberapa bulan ke depan. Bayu yang terpaksa pulang ke rumah dinasnya, mendapati Abel sudah menunggunya di teras depan. Wajah istrinya itu semakin terlihat cantik saja di matanya, dan entah mengapa Bayu ingin sekali segera mencumbu tubuh Abel.
"Bang," sapa Abel manja, tangannya buru-buru mengambil punggung tangan Bayu untuk di cium. Aroma tubuhnya menguar, membuat jantung Bayu berdebar semakin keras. Tangan Bayu merambat mengusap wajah Abel lembut, ibu jarinyapun merayap di atas bibir Abel yang merah.
"Aku sudah masak makanan kesukaan Abang, kita makan dulu yuk," ajak Abel sambil menarik tangan Bayu ke dalam, Bayu hanya diam mengikuti langkah Abel. Dirinya ingin sekali menolak tapi entah mengapa Bayu seperti kerbau yang tercocok hidungnya. Tubuhnya mau saja di dudukan di kursi meja makan. Abel segera menyodorkan sebotol air mineral ke arah Bayu.
"Minum dulu Bang," Bayu langsung menyeruput air itu sampai habis, Abel tersenyum puas. Mulutnya komat kamit seperti merafal sesuatu, entah apa. Yang pasti Bayu semakin ingin memeluk Abel.
"Abah akan bantu dari sini Neng, dan ini air yang harus di minum suami Neng Abel jangan lupa setelahnya baca doa yang Abah ajarkan, di jamin suami Neng akan kembali pada Neng, dan tidak akan selingkuh lagi," ujar Abah Engking sambil memejamkan matanya, mulutnya langsung komat kamit sambil sesekali meniup air di dalam botol yang dia berikan ke Abel.
Abel patah arang, harapan dia Bayu mau memaafkan dirinya kandas sudah, meminta bantuan dari ibu mertuanyapun percuma, pada Sashi sahabatnya? Apa lagi, sebab semua nasehat darinya selama ini sudah Abel abaikan, mana mungkin Abel akan mendapatkan solusi darinya. Terpaksa dia ambil jalan pintas, mencari orang pintar untuk membantu dirinya. Dan lihat, sepertinya berhasil, Bayu mau meminum air yang sudah di jampe-jampe oleh sang Abah, dan dari jarak jauh pasti si Abah juga telah memantrai suaminya itu untuk tunduk dan patuh padanya.
Bayu makan masakan Abel hingga habis, dalam diam, matanya terus saja menatap wajah Abel tanpa kedip, Abel yang cantik, sungguh sangat cantik, ditariknya tangan Abel ke dalam kamar, Bayu ingin segera mencumbui Abel yang telah menggodanya sejak dia melihat Abel di teras tadi, entah kemana perginya rasa sakit dan bencinya Bayu pada istrinya itu?***
"Bang, Abel nggak mau Abang pulang ke rumah ibu ya, Abang di sini saja berdua sama Abel," pinta Abel sambil memeluk tubuh Bayu yang polos, Bayu hanya menganggukkan kepala sambil mengelus rambut Abel, Abel tersenyum puas, diciumnya pipi Bayu.
"Dan Abel ingin Abang segera mencabut laporan Abang, kasihankan Mas Pras, dia itu tidak bersalah, itu hanya Abang yang terlalu cemburu, mungkin karena Abang terlalu cinta sama Abel, Abang tidak jadi menceraikan Abelkan?" ujar Abel lembut, dia terus merafalkan mantra-mantra dan berharap Bayu akan tunduk pada permintaannya lagi.
"Bang?" rengek Abel penasaran, Bayu menghentikan usapannya dan mencium bibir Abel kasar, Abel mendelik ketakutan, apa suaminya itu sudah tidak terpengaruh lagi oleh jampe-jampe Abah Engking?
"Diam Bel, sudah layani saja Abang, selebihnya Abang akan selesaikan sebelum Abang berangkat," bisik Bayu, seperti kesetanan Bayu melahap tubuh istrinya itu, tanpa mempedulikan rengekan Abel yang kesakitan di bawahnya.***
Pasukan akhirnya di berangkatkan, hampir semua keluarga mengantar sampai pelabuhan, melepas Ayah, suami atau anak mereka, pergi ke medan tugas, tidak ketinggalan Abel yang dengan PDnya melepas Bayu, dirinya sengaja tidak menghubungi Sumi ibu mertuanya, jadi hanya dirinya yang mengantar suaminya itu, dan Bayupun tidak protes dengan semua itu, dalam pikirannya sekarang hanya ada Abel, Abel dan Abel, sosok perempuan cantik yang membuat dirinya tergila-gila.
"Sayang, jangan lupa air yang aku kasih jangan nggak di minum ya, kalau sudah mau habis tambahin lagi, ini akan membuat Abang semakin cinta sama aku, istri Abang," bisik Abel genit, Bayu mengangguk sambil memeluk erat tubuh Abel, diabaikannya orang-orang di sekeliling mereka yang mulai bisik-bisik aneh, mengomentari tindakan mereka. Ya mereka merasa aneh dengan sikap Bayu yang tiba-tiba berubah, dan mencabut laporannya tentang perselingkuhan Abel, istrinya.
"Aduh kakiku sakit sayang," tiba-tiba Abel menjerit kecil, Bayu segera menundukkan badannya dan mengambil kaki Abel untuk diperiksa,
"Di ciumi sayang biar nggak sakit," bisik Abel, dirinya sengaja melakukannya agar semua orang tahu kalau dia berhasil menguasai Bayu sekarang, Bayu yang memang tidak sadar, segera menciumi kaki Abel yang tertutup sepatu, kontan orang-orang bereaksi, ada yang menutup mulutnya agar jeritannya tak terdengar, ada yang melotot memperlihatkan dirinya tidak terima Bayu diperlakukan seperti itu, Abel hanya tersenyum puas, menikmati semuanya.
Diam-diam Abel bersyukur kalau pelet yang Abah Engking berikan sukses membuat Bayu klepek-klepek menghadapi dirinya, selain Bayu jadi langsung menaruh kasih kepadanya, Bayu juga tidak bisa melepaskan pikirannya terhadap Abel, libidonya semakin meningkat hingga Bayu selalu ingin bercinta dengan Abel, di mana dan kapanpun, Wallahu a'lam bishshawab.***LANJUTKEPART-9***
Maaf ya lama nunggu kelanjutannya, ternyata susah mau menulis di saat harus ngurusin anak2 cari sekolah, plus harus jadi macan ternak, belum lagi kedua bukuku Cerita Senja Serdadu dan Kisah Radit yang minta di promoin, so walau kmrn2 jarang komen inshaAllah saya usahan bakal komen tapi bukan yang komen minta lanjut tp komen yang memberikan kritik dan saran, terima kasih prens😘😘😘
