Bukan Pelakor Part-3

1.5K 199 53
                                    

By. Riesta meyliandinie

Prasetyo duduk dalam diam, sesekali tangannya mengusap wajah dan tubuhnya yang masih terasa sakit akibat pukulan-pukulan Bayu ardana, adik letting sekaligus suami dari Abel, perempuan yang telah dia pacari selama 2 bulan belakangan ini. Kesibukan Bayu yang sedang persiapan tugas ke perbatasan dimanfaatkan oleh Prasetyo yang tidak diikutkan kali ini. Dia tidak mengira kalau tindakan nakalnya akan segera ketahuan dan berakibat fatal, sejauh ini kelakuannya yang mata keranjang aman-aman saja, sudah banyak perempuan kesepian yang dia pacari hanya untuk kesenangan dirinya, malah ada tante-tante kesepian yang bisa dia manfaatkan baik tubuh dan uangnya.
Sedikit rayuan dan dan kata-kata manis berupa pujian mampu meluluhkan hati perempuan-perempuan itu, yang mungkin tidak mereka dapat dari pasangan mereka, pujian cantik atau seksi, ternyata bisa membuat hati mereka klepek-klepek, memang semudah itukah? tentu tidak, selain itu tentunya diiringi oleh iman mereka yang lemah dan kealfaan mereka tentang arti dari komitmen akan janji suci mereka terhadap pasangannya.
"Arrrgghhh," geram Prasetyo, dijambak rambut tipisnya keras, terselip rasa sesal di hatinya, tapi sudah terlambat, kali ini dia harus menerima konsekuensi dari semua tindakannya.
"Pras, kamu dipanggil oleh Danki," tegur Bintara jaga sedikit keras, rupanya dirinya juga terbawa emosi melihat kelakuan Prasetyo, yang ibarat kata pagar makan tanaman itu. Dengan langkah lesu Pras mengikuti langkah seniornya itu, kepalanya tertunduk dalam-dalam. Kini tak ada satupun orang yang akan membela dirinya.

Plaaak

Sebuah tangan kasar menghampiri wajah ganteng Prasetyo yang biru. Sedikit ada rasa asin di ujung bibirnya kini. Tapi mata Prasetyo tak berani menatap yang tiba-tiba memukulnya itu.

"Bajingan kamu Pras, istri kawan sendiri kamu embat, coba kalau istri kamu, posisinya sama seperti Abel, di tinggal Pratugas terus dipacari kawanmu? bagaimana perasaanmu, hah?" tanya Danki penuh emosi, tangannya sudah mengepal keras ingin memberi tambahan hukuman buat Prasetyo. Yang ditanya hanya menundukkan kepalanya lemah. Jika sudah begini, sesal selalu datang terlambat.
"Dengar Pras, Bayu mulai mengajukan permohonan cerai dengan Abel, dan dia juga tidak akan membiarkanmu hidup dengan tenang, dia menginginkanmu di pecat secara tidak hormat, jadi siap-siap saja," kata-kata Danki membuat mata Prasetyo membulat, tak percaya, kelakuan nakalnya akan menuai hasil yang membuat dirinya di pecat?

###

Mata Abel sembab, wajah cantiknya pucat, dia tidak diijinkan meninggalkan rumah dinasnya, dirinya sekarang diawasi secara ketat, layaknya tahanan rumah. Sementara Ayu anaknya sudah dititipkan Bayu ke rumah Ibunya.
"Pah, maafkan Mamah," lirih suara Abel, tangannya masih sibuk menekan tuts-tuts hp, berusaha menghubungi Bayu. Suaminya yang sudah memberi kesempatan kepada dirinya dulu sudah tidak mau lagi menerima semua telepon-telepon dari dirinya.
"Sashi? Shi? tolong aku, bantu aku bicara dengan Bang Bayu, " ujar Abel histeris begitu usahanya menghubungi Sashi sahabatnya berhasil. Sashi menghembuskan nafasnya keras, kali ini ada sedikit iba dihatinya buat Abel.
"Maaf Bel aku nggak bisa berbuat apa-apa, Bang Bayu sudah mengajukan laporan dan minta proses kamu dan Bang Prasetyo di percepat," sahut Sashi pelan, dirinya selalu dapat informasi dari suaminya Devan. Mata Abel seketika memanas, air matanya turun, kembali deras, dadanya terasa sesak dia rasa.
"Terus bagaimana dengan nasibku Shi? Mas Pras sudah tidak bisa kuhubungi lagi? dan aku nggak mau di cerai Bang Bayu Shi, aku menyesal," kali ini kata-kata Abel diiringi oleh isak tangis yang keras, tangannya sibuk menjambak-jambak rambut hitamnya hingga kusut. Sudah pasti sesal dan tangis yang selalu datang terlambat.
"Maaf Bel, kali ini aku nggak bisa bantu, dan aku nggak tahu harus memberimu saran atau nasehat apa, sebab semua saran dan nasehatku sudah habis kuberikan disaat kamu tidak pernah mau mendengarkannya, maaf,"
Klik, telepon diputuskan oleh Sashi sepihak, dirinya ikut prihatin akan keadaan Abel, tapi sekarang Sashi sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kasus perselingkuhan Abel dengan Prasetyo sedang di proses, dan semua saran dan nasihat Sashi sudah tentu tidak berguna lagi.
Ketika nafsu sudah menjadi di atas segalanya, dan ketika mata hatipun tertutup oleh bujuk rayu dan pujian yang mungkin membuat hati meleleh, apa di benarkan untuk bermain hati dengan orang yang bukan menjadi haknya? hingga melupakan seseorang yang benar-benar tulus dalam mencintai dirinya, apalagi sudah menjadi pasangan hidupnya yang sah?

###

Gimana? masih penasaran? ayo di komen biar saya semangat melanjutkan, ini sambil ngangsu air yang katanya bakal mati sampai tgl 21😁😁😁 komen kalian bisa jadi inspirasi saya pokoke vomen n likenya yo prens😘😘😘

Bukan PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang