Bukan Pelakor Part - 5

1.1K 164 14
                                    

By. Riesta meyliandinie

Malam mulai menjelang, Bayu datang menghampiri Abel yang sudah sedari tadi berdiri menunggu di pertigaan. Tak ada senyuman yang biasa menghiasi wajah Bayu yang sekarang layu penuh kelelahan. Datar, hanya ada segurat kebencian di mata elang Bayu.
"Bang," sapa Abel lemah, tak ada sahutan sayang yang biasa suaminya berikan, hanya terdengar dengusan sepintas, tapi cukup membuat sudut mata Abel memanas. Gegas dirinya menaiki motor dengan susah payah, sebab tas besar yang dia bawa. Tak ada pertolongan lagi, aah.
Tanpa menunggu lama, motor sudah bergerak pelan, menembus malam yang mulai terasa dingin, kalau dulu biasanya Abel langsung melingkarkan tangannya di pinggang Bayu agar merasakan hangat, tapi kali ini dirinya tak sanggup lagi melakukannya.
"Papah, Mamah," teriak Ayu membuyarkan lamunan Abel, Bayu yang segera mematikan mesin motor, berubah ekspresi wajah, kedua sudut bibirnya ditarik keatas, memberikan senyuman sayang dan rindu buat buah hatinya seorang, Sumi menyambut mereka dengan senyuman bijaknya.
"Iku di bantu toh Nak, Abel kan keberatan bawa tas gede begitu," tegur Sumi, begitu melihat Abel kesusahan turun dengan tas besarnya, Bayu hanya melirik sekilas tanpa ada keinginan membantu, dia biarkan Abel berusaha keras. Sumi hanya menggelengkan kepalanya, bathinnya semakin yakin ada sesuatu yang sedang membelit keluarga kecil anaknya itu.
"Mama, Ayu kangen," tampak mata indah Ayu berkaca-kaca, dengan lugu gadis itu mengungkapkan rasa rindunya pada Abel, Mamanya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Abel langsung memeluk erat tubuh mungil Ayu, yang sempat dia lalaikan karena asik berhubungan mesra dengan Prasetyo. Banyak rasa bersalah dan penyesalan di sana, mungkinkah ada kesempatan kedua buat dirinya?, diusapnya kepala gadis kecil itu lembut, diciuminya pipi Ayu penuh perasaan tanpa di sadari air mata Abel ikutan bercucuran.
"Mama, mama kangen Ayu, sayang," kata-kata itu terlontar deras. Ayu mengangguk sambil mengeratkan pelukannya. Tiba-tiba ada tangan Bayu merebut tubuh Ayu dari pelukan Abel.
"Sama Papah sayang, lihat papah bawa apa untuk Ayu," serta merta Ayu melonjak senang dalam gendongan Bayu yang membawanya pergi menjauhi Abel. Abel terduduk lemas di lantai, sebegitu bencinyakah Bayu pada dirinya? Tanpa di sadarinya Sumi diam-diam memperhatikan sikap mereka.

***

"Kamu kapan berangkat Tugas, Nak?" tanya Sumi akhirnya, setelah mereka selesai makan malam, dan Ayu sudah di bawa masuk oleh Narti, gadis yang biasa menemani Sumi sehari-hati.
"Sebentar lagi Bu, tinggal tunggu kunjungan-kunjungan para beliau," sahut Bayu, Abel hanya menunduk saja dari tadi.
"Kamu siapkan Bel, ditinggal Bayu berangkat tugas? Inikan bukan tugas pertamanya, ya?" tiba-tiba Sumi bertanya, membuat Abel terkejut tidak siap menjawab.
"S s s si...,"
"Dia yang sudah pergi meninggalkan kami duluan Bu," belum lagi terjawab, Bayu segera memotong ucapannya. Mata Abel terbelalak lebar mendengar perkataan suaminya itu, harus sekarangkah? Begitu kira-kira arti tatapan matanya pada Bayu.
"Abel tertangkap basah selingkuh dengan Abang lettingku Bu, sudah lama dia menghianati bahtera rumah tangga kami, hanya karena Aku sibuk tugas, latihan dan lupa untuk memuji dirinya yang katanya cantik huh, dasar perempuan gila pujian baru di iming-imingi duit receh dan sedikit kata-kata rayuan saja lupa anak dan suami," tangis Abel langsung pecah tak terbendung lagi mendengar hinaan dari Bayu, Sumi yang dia harapkan bisa menolongnya hanya bisa terduduk diam tanpa berbuat apa-apa, wanita itu terlampau kaget mendapati kenyataan menantu terkasihnya selingkuh, menghianati anaknya.
"Ampuni Abel Ibu, aku menyesal, aku tobat," rengekan Abel mulai terdengar, Bayu tersenyum sinis melihatnya.
"Kalau sudah kepergok baru bilang nyesal, kemaren-kemaren sudah aku kasih peringatan, kalian masih saja diam-diam bertemu, janjian di jalan huh," sahut Bayu geram, Abel benar-benar terlihat seperti perempuan murahan sekarang di matanya.

***

"Kamu jangan macem-macem loh Bel, aku sudah banyak dengar kasak kusuk dari teman-teman dan ibu-ibu asrama, kamu sering jalan sama Bang Pras," tegur Bayu, sore sepulang apel.
Abel yang sedang merapikan make upnya hanya memandang Bayu dari cermin di depannya, dadanya bergemuruh kencang seperti maling tertangkap basah.
"Jangan di dengar Bang, biasa tetangga suka sirik kalau lihat cewek cakep," sahut Abel sekenanya, dia berharap Bayu tak termakan gosip.
"Kalau sampai perkataan mereka benar,"
"Abang lebih percaya mereka dari pada istri Abang sendiri?"potong Abel keras, dia berusaha menutupi hatinya yang mulai gelisah ketakutan, Bayu terdiam kaget mendapati reaksi Abel, mau tak mau dia harus melupakan rasa cemburu yang belum tentu benar. Abel mendekati Bayu yang masih berdiri di belakangnya, diusapnya pipi suaminya itu lembut, sekilas di kecupnya bibir Bayu, berharap suaminya itu lupa akan perkataan orang - orang di luar sana.
Mulai saat itu Abel berjanji akan lebih hati-hati lagi, kalau janjian dengan Prasetyo, astaga.

***

Semoga selalu sabar ya presn, maaf banyak kesibukan dan keasyikan😜😜😜ta lihat2 komennya kebanyakan lanjut, jd kurang greget, maaf

Bukan PelakorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang