Sleep in Your Arm(s)

1.2K 103 4
                                    

Sungjae dan Joy melempar tubuh mereka asal keatas sofa hotel yang mereka tempati malam ini. Setelah seharian ini mereka lelah bekerja-- bermain lebih tepatnya, karena sepanjang hari mereka berdua terus tertawa dan mengelilingi pasar malam di Hainan. Sungjae masih dengan pakaian hitam khas China dan Joy dengan pakaian merah khas wanita Chinanya. Diliriknya sekilas Joy yang melepas ikatan rambutnya asal dan membuang ikat rambutnya hingga terjatuh sembarang.

"Oppa, dega himdero~~" rengek Joy.

Sungjae mengelus singkat puncak kepala Joy dan tersenyum ringan. Bagaimanapun Sungjae juga merasa lelah, sepanjang perjalanan mereka menelusuri pasar malam dirinya tak pernah merasa tenang.

Bagaimana Sungjae bisa tenang jika sepanjang mereka berjalan orang-orang selalu melihat kearah Joy dan berbicara dalam bahasa yang tak ia pahami. Sesekali orang-orang itu melihat kearah tubuh bagian bawah Joy yang terekspos akibat pakaian wanita itu yang terlampau seksi.

Dia tak berbohong dalam wawancaranya, jika ia tak tau harus melihat kemana saat Joy mengenakan pakaian seperti itu. Dalam hati ia mengumpat pada staff produksi yang menyiapkan pakaian seperti itu pada Joy.

"Pergilah mandi, setalah itu giliran oppa." Dilihatnya Joy hanya mengangguk lemas dan menyeret langkahnya malas. Staff WGM telah kembali ke kamar mereka dan beristirahat sejenak untuk makan malam, menyisakan Sungjae dan Joy sendiri di kamar mereka.

Sungjae membuka ponsel nya dan melihat isi galery nya. Hari ini menyenangkan, pikirnya. Ia melihat wajah cantik Joy yang berpose layaknya gadis china yang mereka lihat di poster tadi.

'Pakaiannya benar-benar membuatku bingung harus melihat kemana. Kau tak boleh berpakaian seperti ini lagi, Joyiah.'

Lalu dirinya terkekeh melihat fotonya yang mengimitasi pose Joy tadi. Dirinya mengingat-ingat lagi tawa Joy yang lepas saat berusaha memotret dirinya. Cantik.

Kemudian dirinya membuka gambar-gambar yang ia ambil di sepanjang jalan di pasar malam. Foto Joy saat melihat beberapa perhiasan dari mutiara dengan matanya yang membulat sempurna. Ah melihat itu ia jadi teringat dengan tingkah Joy yang memaksanya untuk membelikan perhiasan tadi.

Bagaimana lucunya gadis itu saat terpukau dengan warna-warni mutiara yang ada disana. Lihatlah caranya menunjuk gelang yang ia inginkan. Dan ekspresi gadis itu saat mengetahui bahwa penjual itu mempunyai anting yang gadis itu inginkan. Pria mana yang tega tidak membelikan apa yang gadis itu inginkan jika ia sudah bertingkah seperti itu?

"Oppa mandilah, aku sudah selesai." Teriakan gadis itu membuat Sungjae menyimpan ponselnya dan bergegas mandi.

"Ne, aku akan mandi."

***

Langit Hainan telah menghitam menyisakan kilauan kota yang gemerlap. Joy dan Sungjae sudah siap mandi dan mengenakan piyama couple dengan aksen kaktus. Hanya saja milik Joy berwana merah muda sedangkan milik Sungjae berwana hitam.

Setelah keduanya selesai mandi mereka menata rambut satu sama lain. Sungjae membantu mengeringkan rambut Joy begitu pun sebaliknya. Acara mendandani rambut itupun tak luput dari gelak tawa dari Joy saat mendadani Sungjae. Pria itu meminta Joy untuk membelah tengah rambutnya kemudian menguncir dua rambut Sungjae hingga terlihat seperti antena-- Yukachu!.

Dan kini keduanya tengah berada di balkon menikmati secangkit teh hangat dan pemandangan kota Hainan yang terhampar dihadapan mereka.

"Sebenernya aku adalah orang yang sangat sensitif." Aku Sungjae.

Joy hanya bisa menahan tawanya saat melihat Sungjae."Kenapa kau tertawa?" Tanya Sungjae heran.

Joy menggeleng lemah," Kalau begitu, buatkan aku sebuah puisi."

One Shoot Sungjoy CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang