Manik mata Sooyoung tak lepas memandangi deretan box bayi dihadapannya. Sesekali tangannya menyetuh lembut kaca besar dihadapannya. Air mukanya berbinar, memindai wajah-wajah polos dihadapannya. Sesekali senyumnya tersungging tatkala bayi imut di dalam box itu menggeliat lucu. Bibir mungilnya berusaha meraih jempol mungilnya. Air matanya tanpa sadar menetes.
Sedetik kemudian wajah bayi itu memerah, menangis. Sooyoung berusaha mendiamkannya dari balik kaca itu. Membisikkan kata-kata lembut berharap bayi itu merasakkannya.
"Cup cup. Jangan menangis sayang." Lirihnya lembut.
Seperti sebuah sihir, bayi itu diam dari tangisnya. Kini ia tampak menyusu pada ibu jari nya. Gerakan kelopak matanya lambat, sesekali sebelah matanya tertutup yang membuat wajahnya terlihat tersenyum.
"Betapa manisnya. Tunggu bunda yah sayang." Untuk kesekian kalinya, Sooyoung hanya bisa membelai lembut kaca yang menjadi penghalang di depan nya.
Pintu ruang bayi terbuka. Membuat perhatian Sooyoung terpecah. Seorang suster memasuki ruang bayi. Dia menuju box bayinya. Mengangkat lembut bayinya. Di letakkan bayi mungil itu diatas sebuah meja, lalu tubuhnya di lilitkan kain bedong baru.
Suster tersebut keluar dari ruangan bayi tadi. Berjalan kearah Sooyoung membawa bayi kecil yang sangat cantik. Matanya besar seperti milik Sooyoung. Kulitnya masih kemerahan. Sooyoung sangat mencintai bayinya itu.
Namun suster itu melewati Sooyoung begitu saja.
.
.
.
.
.
."Sooyoung-ah, ayo kita pulang." Tegur Sungjae.
"Tapi bayinya sudah pergi hari ini. Dia pergi membawa bayi ku." Protes Sooyoung.
Sungjae hanya mampu mendesah pelan. Dipeluknya tubuh Sooyoung dari belakang. "Itu bukan bayi kita. Ayo pulang."
"Aku tidak mau!"
"Sooyoung-ah!"
"Aku tidak mau pulang. Aku ingin pulang dengan bayi ku." Kini berganti tangisan yang keluar dari bibir kecil Sooyoung. Wanita itu menangis tersedu-sedu di dada suaminya. "Aku ingin bayi ku. Aku ingin pulang bersama bayi ku" lirihnya.
Hati pria mana yang mampu melihat istrinya terluka terus-menerus seperti ini. Dipeluknya Sooyoung hangat. Tangannya mengelus lembut punggung wanita itu. Tanpa sadar, air matanya menetes. Dengan cepat tangan besarnya menghapus air mata yang jatuh. Ia harus kuat. Harus!
Semua untuk Sooyoung. Dia harus kuat!
****
"Bagaimana keadaannya dok? Apa istri saya selamat?"
"Dia selamat. Tapi kami tidak bisa menyelamatkan bayi bapak. Kami meminta maaf."
Sungjae yang mendengar itu seketika lemas. Tubuhnya ia biarkan jatuh. Seketika wajah sedih istrinya memenuhi pikirannya.
Dengan langkah berat, ia memasuki ruang rawat istrinya, "Dimana bayi ku?" Tanya Sooyoung lemah.
Sungjae hanya memeluk Sooyoung lembut. Dirinya tak kuasa menjawab pertanyaan Sooyoung. "A-apa.... dia pergi?"
***
Hai! Aku datang membawa oneshoot baru. Bukan lanjutan when we met again yah. Hanya oneshoot singkat yg gaje soalnya ada ide lewat. Semoga feelnya sampai
Salam bbyushipper
KAMU SEDANG MEMBACA
One Shoot Sungjoy Couple
Fanfiction"Kau tak bisa terlalu nyaman pada ku, oppa. Ini hanya sementara dan suatu saat kita akan terpisah. Aku takut kau tak bisa melepaskan ku." - Joy (Sleeping in your arm(s)) "Akh! Tapi aku siapa yang berhak marah padanya. Aku bahkan bukan suaminya lagi...