Tiga

1.6K 52 0
                                    

Judul: Bu, Maaf - Tiga
Penulis: Jafreida
Publikasi: Juli 2017
Revisi: 16 Februari 2022

▫▫▫

"Na, hari ini kamu ikut kita kan?" Suara Della menyambut kedatanganku pagi ini. Aku hanya mengangguk saja menanggapinya. Dia bersorak senang saat melihatku mengangguk. Dan aku hanya tersenyum melihatnya.

Rencana hari ini aku akan menghadiri acara ulang tahun Nadine, teman sekelasku. Dia mengundang semua teman sekelas jadi aku pasti akan rugi jika tidak menghadirinya karena jarang-jarang teman satu kelas berkumpul di luar sekolah, Pasti akan sangat seru, dan aku sudah tidak sabar.

Sepulang sekolah, aku dan Della mendatangi toko kado. Disana kami membeli kado sekalian membungkusnya untuk Nadine. Setelah itu kami mengisi perut disebuah rumah makan ternama.

Beruntung aku menemukan uang lima ratus ribu di laci tadi malam, jadi aku ambil saja uang itu karna aku tau siapa pemiliknya. Siapa lagi jika bukan ibu? Untung saja tadi pagi ibu tidak menanyakan uang itu. Mungkin dia lupa.

Selesai makan, kami menuju mall terdekat. Di sana kami membeli pakaian yang akan ku pakai untuk acara nanti malam. Aku tertarik pada dress berwarna merah berlengan pendek.

Mumpung ibu tidak tahu jadi aku bisa lepas hijab sialan ini semauku. Lagipula, teman-temanku pasti akan berpenampilan tidak berbeda jauh sepertiku. Lihat saja Della, dress yang dia pilih tidak beda jauh dengan punyaku hanya lebih pendek di bagian bawahnya saja.

Tak lupa kami membeli sepatu yang  dengan baju yang kami pilih.

▫▫▫

Matahari mulai gelap saat kami sampai di rumah Della. Kami segera masuk kedalam rumah itu dan langsung disambut oleh keluarga Della. Ada om Rangga dan tante Nia, orang tua Della. Ada kak Vina, kakak satu-satunya Della. Dan Alvin adik Della yang usianya baru menginjak delapan tahun.

Aku mengikuti Della mencium punggung tangan om Rangga lalu tante Nia juga. Dia tersenyum padaku lalu memelukku. Aku hanyut dalam pelukannya yang terasa hangat dan membuatku ingat pada ibuku yang memelukku kemarin malam. Aku ingat bagaimana ibu melakukannya.

Tiba-tiba saja aku ingin dipeluk ibu sekarang juga. Aku merasa... rindu? sangat konyol rasanya jika aku merindukan ibuku. Tanpa sadar, air mata meluncur dipipiku saat tante Nia melepaskan pelukannya. Della menatapku bingung.

"Na?" Panggil Della khawatir. Aku segera mengusap air mata itu. Aneh sekali, Ini pertama kalinya aku menangisi ibuku. Rasanya aku mengkhawatirkan ibu sekarang.

Kutepis rasa khawatirku. Untuk apa aku peduli padanya. Sekarang bukan waktunya untuk memikirkan itu. Aku harus segera berdandan cantik agar Fian terpesona melihatku  nanti malam. Ah aku harus bersenang-senang di pesta Nadine. Kapan lagi aku menghabiskan waktu malam bersama teman sekelas?

▫▫▫

"Selamat ulang tahun Nadine! Wish you all the best" ucapku sambil menjabat tangan Nadine.

Dia terlihat sangat cantik malam ini dengan gaun putih dan rambutnya yang tergerai. Dia terkekeh lalu berterima kasih padaku.

Tiba-tiba Della menarikku ketempat berkumpul teman-teman sekelasku. Nadine mengikuti kami. Dan disana hanya baru beberapa yang datang. Kuedarkan pandanganku mencari sosok yang kucari sejak tadi. Tentu saja Fian. Dia tidak ada di kerumunan teman-temannya. Jangan sampai dia tidak datang. Aku kan dandan cantik begini untuk dia. Kecewa pasti kalau sampai dia tidak datang.

Saat sibuk mencari Fian seseorang memutar tubuhku dari belakang. Aku hampir terjatuh karna ulah orang itu, namun,..

"Ayna? Kamu Aynaa?" Tanya orang itu. Matanya mengerjap lurus padaku.

Oh, Fian.

Bu, MaafTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang