Mistery of Secret Admirer

37 5 2
                                    

Dohee terus memikirkan orang yang kira-kira memberi banyak origami itu kepadanya. "Apa dia seorang pesulap? Bagaimana bisa burung bangau sebanyak itu masuk ke dalam loker?" Ia menidurkan kepalanya di atas meja belajar sambil menatap ke arah kantong plastik berisi origami burung bangau itu.

Untuk beberapa saat matanya terpejam, namun pikirannya pergi ke sana ke mari hingga kemudian matanya terbuka lagi setelah ia sadari bahwa ia melupakan sesuatu. "Siswa itu!" serunya. "Pasti dia pelakunya!" ia bersemangat dengan keyakinan penuh bahwa dugaannya tidak akan salah.

**

"Eomma~ Aku berangkat~!" pamit Dohee tergesa-gesa.

"Eoh? Kenapa pagi sekali? Kau belum sarapan, 'kan?" tanya Ibu Dohee.

"Ada yang harus aku lakukan. Aku akan sarapan di kantin. Sudah ya, eomma! Aku berangkat!"

Ibu Dohee hanya tersenyum melihat putrinya selalu bersemangat dan tidak pernah mengeluh tentang sekolah, hingga akhirnya ia sadar telah melupakan sesuatu yang harus disampaikan kepada Dohee.

Sementara itu Dohee sudah berada dalam bis menuju sekolah sambil melihat daftar anime yang rilis hari ini untuk ia unduh.

"drrtt... drrttt..."

"Ya?"

"HighD-ya, tumben suaramu sudah segar begitu jam segini?" tanya orang yang meneleponnya.

"Aku sudah di jalan. Sebentar lagi sampai di sekolah. Dah."

'Pip' Dohee langsung memutus sambungan dengan sadisnya.

"Ada apa dengan anak itu!?" keluh Nahyun.

"Kenapa?"

"Dia menutup teleponnya begitu saja."

"Apa yang dia katakan?"

"Dia bilang sebentar lagi sampai di sekolah."

Nayoung yang sedang minum tiba-tiba saja tersedak saat mendengar Dohee sudah akan tiba di sekolah. "INI MASIH TERLALU PAGI!"

Ya, Nayoung benar karena saat ini masih jam enam pagi. Tapi, itu tak mengurungkan niat dan rasa penasaran Dohee untuk menemukan pelaku yang memberinya banyak burung bangau.

"I am eccentric, aneh itu tak masalah.
Orang yang tak mengerti akan berkata seenaknya dengan mudahnya.
Aku tak peduli pada orang lain dan bahkan menghindari cint- eoh?"

Dohee berhenti bersenandung begitu melihat lokernya yang tidak tertutup rapat. Matanya berbinar melihat isi loker itu. Kali ini ia mendapat banyak permen jeli yang ia sukai. "Tapi, aku takut sakit gigi."

Kemudian ia masukkan semua permen itu ke dalam tas dan kembali menemukan secarik kertas berisi pesan. "Kuharap kau menyukainya. Dari aku yang tak pernah terlihat. Hm... Penjaga bilang belum ada satu siswapun yang datang, akulah yang pertama datang. Lalu kapan dia menaruh ini semua?"

Dohee memutar otaknya, mengabsen satu persatu siswa yang ia kenal. Tidak ada yang cocok. "Mungkinkah..?"

Gadis itu memulai langkah berikutnya dalam mencari orang yang tak pernah terlihat. Ia mengitari sekolah, memeriksa satu persatu ruang yang ada di sana. Lelah? Bukan Dohee namanya jika ia lelah dalam memuaskan rasa ingin tahunya.

"Masih banyak ruangan yang terkunci, tapi dilihat lewat jendela pun jelas-jelas tidak ada orang. Hmm..." Dohee kembali berpikir keras. Lewat jendela, ia melihat beberapa siswa sudah mulai datang. "Ini 'kan baru jam setengah delapan, untuk apa mereka datang sepagi ini?" gumamnya tanpa menyadari apa yang ia lakukan.

NEW LOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang