Lost Stars

21 3 17
                                    

"Nayoung!" Seungcheol berlari menghampiri Nayoung yang baru saja keluar dari ruangan kepala sekolah.

"Ah, hai."

Seungcheol langsung menarik gadis itu ke pelukannya, memeluknya erat karena khawatir setelah Nayoung pergi begitu saja.

"Seungcheol..." panggil Nayoung. "Seungcheol, lepaskan aku." Gadis itu agak mendorong tubuh Seungcheol agar melepaskannya.

Seungcheol melepas pelukannya, membiarkan tangannya bertengger di bahu gadis itu. Ia menatap Nayoung, maniknya dengan jelas menyiratkan kekhawatiran.

"Aku mendapat skors, satu minggu."

Seungcheol menarik lengannya kemudian menghela napas berat. "Tapi kau sama sekali tidak bersalah, kan?"

Nayoung menggeleng, "Aku salah. Aku meninggalkan Nahyun begitu saja saat ia tergeletak setelah jatuh dari tangga."

"Tapi, kan, bukan kau yang mendorongnya!"

Nayoung menggeleng lagi, kemudian ia tersenyum. "Terima kasih, Seungcheol-ah."

"Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku. Kau tahu, kan, aku ini perempuan yang kuat!" Nayoung melebarkan senyumannya. "Aku minta maaf karena selama ini aku selalu berlaku kasar kepadamu."

"Nayoung, tidak, Nayoung yang kukenal tidak seperti ini. Dia pasti akan marah saat melihatku."

Nayoung terkekeh, "Ya! Kau itu memang menyebalkan! Sudah! Aku mau pulang!" Nayoung kemudian melangkah meninggalkan Seungcheol. Namun, ia kemudian menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah lelaki itu. "Aku akan butuh bantuanmu. Jadi, balas pesanku."

Seungcheol tersenyum. Bukan karena ia akan sering bertukar pesan dengan Nayoung. Tapi, karena gadis itu kembali dingin, bukan berpura-pura ceria seperti saat ia keluar dari ruang kepala sekolah.

Ia hanya mengangguk dan memandangi punggung gadis itu yang perlahan menjauh.

**

Euijin tampak murung. Kabar buruk mengenai kedua sahabatnya terus tersebar. Ditambah lagi, ia sangat terkejut saat Nayoung memberitahunya bahwa Nahyun dan Jisoo sudah menjalin hubungan selama dua tahun. Yang benar saja?

"Euijin-yang."

Gadis itu menoleh ke arah lelaki yang memanggilnya, Jeonghan.

"Ada apa kau kemari?" tanya Euijin sinis. Ia kembali melipat tangannya di meja dan menaruh kepalanya di atasnya.

Lelaki bernama Jeonghan itu pun melakukan hal yang sama sambil wajahnya menghadap ke arah Euijin, kemudian ia menutup matanya. Euijin yang merasa tak ada respons apapun lagi pun menolehkan kepalanya ke arah Jeonghan yang terpejam.

"Ya, kalau mau tidur pulang saja sana!" keluh Euijin yang hanya dibalas gelengan cepat oleh Jeonghan.

"Bangun!"

Jeonghan menggeleng cepat lagi kemudian mendekatkan dirinya ke arah Euijin, membuat gadis itu salah tingkah.

"Y-ya! Kau kenapa, sih?" tanyanya gugup.

Jeonghan sudah membuat Euijin terpojok, kemudian ia membuka matanya. Tangan kirinya bergerak menyentuh dan mengelus punggung Euijin, membuat sang gadis merinding. Namun kemudian gadis itu tersadar, ini pasti hanya akal-akalan Jeonghan untuk menjahilinya. Pasti!

"Ya!" Gadis itu sudah mendapatkan kertas yang ditempel Jeonghan di punggungnya. "Aku tidak akan lengah lagi, Tuan pembuat onar!" ia tersenyum penuh kemenangan.

Namun, berbeda dengan Jeonghan yang ekspresi wajahnya datar saja. Tak seperti biasanya, mood lelaki itu sedang benar-benar turun. Ia kemudian memeluk Euijin, membuat gadis itu mematung dengan jantung yang berdegup semakin cepat.

NEW LOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang